***
Oleh : Filemon Bram Gunas Junior
Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki keanekaragaman potensi alam, budaya, dan ekonomi di setiap daerah. Meski begitu, NTT juga menghadapi tantangan besar dalam hal infrastruktur, kesehatan, dan ekonomi, terutama terkait stunting dan kemiskinan yang masih tinggi.
Berikut adalah analisis pembangunan berdasarkan karakteristik wilayah beserta data isu kesehatan dan kemiskinan di tiap daerah.
1. Pulau Flores
• Potensi: Pulau Flores memiliki daya tarik wisata unggulan seperti Taman Nasional Komodo dan Danau Kelimutu. Flores juga memiliki potensi di bidang pertanian dan perikanan, terutama di Manggarai dan Larantuka.
• Tantangan: Infrastruktur pariwisata dan jalan yang masih minim serta konektivitas antar wilayah yang sulit.
• Isu Stunting & Kemiskinan:Berdasarkan data Kementerian Kesehatan 2023, tingkat stunting di NTT tercatat sekitar 37,8%, jauh di atas rata-rata nasional yang hanya 21,6%. Di beberapa daerah Flores seperti Manggarai Barat, angka stunting mencapai sekitar 39%.
• Tingkat kemiskinan di NTT pada 2022 adalah sekitar 20,62%, dengan Flores Barat dan Ende menjadi daerah dengan angka kemiskinan tertinggi, yaitu sekitar 24%.
Strategi Pembangunan:
• Meningkatkan infrastruktur pariwisata berkelanjutan untuk meningkatkan ekonomi lokal, termasuk perbaikan jalan dan transportasi.
• Program intervensi kesehatan, seperti peningkatan akses sanitasi, penyuluhan gizi, dan pemberian bantuan pangan bergizi.
• Pemberdayaan ekonomi masyarakat di sektor pariwisata dan pertanian untuk meningkatkan pendapatan keluarga.
2. Pulau Sumba
• Potensi: Sumba terkenal dengan kain tenun ikat, peternakan besar (sapi dan kerbau), serta pariwisata alam dan budaya seperti Pasola.
• Tantangan: Infrastruktur jalan dan akses pasar terbatas, serta tingkat keterampilan SDM yang masih rendah.
• Isu Stunting & Kemiskinan:
Tingkat stunting di Sumba Barat dan Sumba Timur termasuk tinggi, berkisar di atas 35%.Di Sumba Timur, angka kemiskinan pada 2022 adalah sekitar 27,19%, jauh di atas rata-rata provinsi.
Strategi Pembangunan:
• Pengembangan sektor peternakan dan pertanian dengan meningkatkan akses pasar, kualitas produk, serta pelatihan bagi peternak.
• Program pengentasan kemiskinan dengan memperkuat UMKM di sektor kerajinan tenun dan pariwisata.
• Intervensi kesehatan melalui penyuluhan gizi bagi ibu hamil dan balita untuk mengurangi angka stunting.
3. Pulau Timor
• Potensi: Timor memiliki lahan subur di wilayah seperti Kabupaten Kupang, Belu, dan Timor Tengah Utara untuk pertanian (jagung, padi, hortikultura) serta potensi energi terbarukan.
• Tantangan:Masalah irigasi karena curah hujan rendah dan fasilitas kesehatan serta pendidikan yang kurang memadai di wilayah pedalaman.
• Isu Stunting & Kemiskinan:
• Di Kabupaten Belu, tingkat stunting berada di angka sekitar 36,5%.
Tingkat kemiskinan di Kabupaten Timor Tengah Utara mencapai sekitar 29% pada tahun 2022, salah satu yang tertinggi di NTT.
Strategi Pembangunan:
Meningkatkan produktivitas pertanian melalui irigasi, penyediaan pupuk, dan pelatihan teknologi pertanian.
Pengembangan energi terbarukan seperti tenaga angin dan surya untuk memperbaiki akses listrik.
Program gizi dan kesehatan terpadu dengan fokus di wilayah pedalaman untuk menurunkan stunting, serta peningkatan fasilitas kesehatan dan pendidikan.
4. Pulau Alor
Potensi: Alor dikenal sebagai salah satu lokasi menyelam terbaik di dunia, serta memiliki potensi besar di sektor perikanan.
Tantangan: Aksesibilitas transportasi yang terbatas, serta fasilitas kesehatan dan pendidikan yang minim.
Isu Stunting & Kemiskinan: Tingkat stunting di Kabupaten Alor sekitar 34,2%. Kemiskinan di Kabupaten Alor pada 2022 tercatat sekitar 25,8%.
Strategi Pembangunan:
Pembangunan infrastruktur transportasi laut dan udara untuk memudahkan akses wisatawan dan distribusi hasil perikanan.
Program pemberdayaan ekonomi di sektor perikanan dengan penyediaan fasilitas pengolahan dan akses pasar.
Intervensi kesehatan melalui penyuluhan gizi, sanitasi, dan peningkatan fasilitas kesehatan.
5. Pulau Rote
Potensi: Rote memiliki kekayaan laut dan pantai yang potensial untuk pariwisata, seperti pantai surfing dan produk perikanan.
Tantangan: Minimnya akses listrik di beberapa wilayah terpencil dan jalan yang belum memadai.
Isu Stunting & Kemiskinan:Tingkat stunting di Rote Ndao berada di sekitar 33,1%. Tingkat kemiskinan di Rote Ndao pada 2022 tercatat 23,1%.
Strategi Pembangunan:
Pengembangan sektor kelautan dan perikanan dengan menyediakan fasilitas penyimpanan dan pengolahan hasil laut.
Meningkatkan pariwisata berbasis komunitas dengan memperbaiki infrastruktur jalan, listrik, dan air bersih.
Pemberdayaan masyarakat lokal di sektor perikanan dan pariwisata untuk meningkatkan ekonomi rumah tangga.
6. Pulau Lembata
Potensi: Lembata dikenal dengan tradisi perburuan paus, pariwisata alam, dan potensi perikanan.
Tantangan: Infrastruktur kesehatan dan pendidikan yang minim, serta akses transportasi yang masih sulit.
Isu Stunting & Kemiskinan: Tingkat stunting di Lembata berada di sekitar 32,4%. Kemiskinan di Lembata mencapai sekitar 24,9% pada 2022.
Strategi Pembangunan:
Peningkatan transportasi dan komunikasi antar-pulau untuk mempermudah akses.
Program pelatihan dan pemberdayaan untuk masyarakat lokal dalam pengelolaan pariwisata berbasis budaya.
Peningkatan layanan kesehatan dasar serta penyuluhan gizi untuk menurunkan angka stunting.
Dari ulasan diatas dapat kita lihat bahwa pembangunan di NTT sangat baik bila berbasis pada karakteristik dan potensi masing-masing daerah. Hal ini dapat memberikan kesejahteraan pada masyarakat NTT. Tidak kalah penting juga terkait isu stunting dan kemiskinan menjadi tantangan besar yang perlu diatasi melalui intervensi kesehatan, pendidikan, serta pemberdayaan ekonomi lokal. Kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat sangat diperlukan untuk menciptakan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan bagi seluruh wilayah di NTT.