Underemployment: Masalah Tersembunyi di Balik Angka Pengangguran

Rabu, 26 Februari 2025 20:16 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Ilustrasi Orang pengangguran
Iklan

Underemployment adalah masalah tersembunyi di pasar kerja. Simak penyebab, dampak, dan solusi mengatasi underemployment di Indonesia dan global.

Ketika berbicara tentang masalah ketenagakerjaan, kita sering fokus pada angka pengangguran. Namun, ada masalah lain yang tak kalah serius namun sering terabaikan: underemployment atau setengah pengangguran.

Underemployment terjadi ketika seseorang bekerja di posisi yang tidak sesuai dengan keterampilan, pendidikan, atau pengalaman mereka, atau ketika mereka hanya mendapatkan pekerjaan paruh waktu padahal ingin bekerja penuh waktu. Fenomena ini tidak hanya merugikan individu, tetapi juga menghambat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Apa Itu Underemployment?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Underemployment bisa terjadi dalam berbagai bentuk:

  1. Underemployment berdasarkan keterampilan:
    Misalnya, seorang sarjana teknik yang bekerja sebagai ojek online atau kasir. Keterampilan dan pendidikannya tidak terpakai secara optimal.

  2. Underemployment berdasarkan jam kerja:
    Seseorang yang ingin bekerja full-time tetapi hanya mendapatkan pekerjaan paruh waktu atau sementara.

  3. Underemployment berdasarkan pendapatan:
    Bekerja di posisi yang memberikan penghasilan jauh lebih rendah daripada yang seharusnya bisa didapat berdasarkan kualifikasi.

Underemployment di Berbagai Negara

Underemployment adalah masalah global yang terjadi di banyak negara, baik maju maupun berkembang. Berikut beberapa contoh:

  1. Amerika Serikat:
    Menurut data Biro Statistik Tenaga Kerja AS (BLS), pada 2022, sekitar 4,4 juta orang di AS tergolong underemployed. Banyak lulusan perguruan tinggi yang bekerja di bidang yang tidak sesuai dengan gelar mereka.

  2. India:
    Laporan Organisasi Buruh Internasional (ILO) menyebutkan bahwa 33% pekerja di India mengalami underemployment. Mayoritas terjadi di sektor informal, di mana pekerja tidak memiliki jaminan kerja atau upah yang layak.

  3. Indonesia:
    Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa pada Februari 2023, tingkat underemployment di Indonesia mencapai 29,48%. Artinya, hampir sepertiga dari total angkatan kerja di Indonesia bekerja di bawah kapasitas mereka, baik dari segi jam kerja, keterampilan, maupun pendapatan. Sebagian besar underemployment terjadi di sektor informal, seperti pedagang kecil, buruh harian, atau pekerja lepas.

Penyebab Underemployment di Indonesia

Di Indonesia, underemployment disebabkan oleh beberapa faktor:

  1. Ketidaksesuaian keterampilan:
    Banyak lulusan perguruan tinggi yang tidak memiliki keterampilan yang dibutuhkan oleh industri. Misalnya, lulusan humaniora yang kesulitan mendapatkan pekerjaan di bidang teknologi.

  2. Pertumbuhan ekonomi yang lambat:
    Pertumbuhan ekonomi yang tidak merata membuat lapangan kerja terbatas, terutama di daerah pedesaan.

  3. Dominasi sektor informal:
    Sekitar 57% pekerja di Indonesia bekerja di sektor informal, yang sering kali tidak memberikan jaminan kerja penuh atau upah yang layak.

  4. Dampak pandemi COVID-19:
    Pandemi memperburuk underemployment, dengan banyak pekerja yang beralih ke pekerjaan paruh waktu atau serabutan untuk bertahan hidup.

Dampak Underemployment

Underemployment tidak hanya merugikan individu, tetapi juga memiliki dampak luas:

  1. Dampak ekonomi:
    Penghasilan yang rendah mengurangi daya beli masyarakat, yang pada akhirnya menghambat pertumbuhan ekonomi.

  2. Dampak psikologis:
    Banyak pekerja underemployed merasa frustrasi, stres, atau kehilangan motivasi karena tidak bisa memanfaatkan potensi mereka sepenuhnya.

  3. Dampak sosial:
    Ketidakstabilan finansial dapat memicu masalah sosial, seperti meningkatnya angka kemiskinan dan ketimpangan pendapatan.

Solusi Mengatasi Underemployment

Untuk mengurangi underemployment, diperlukan langkah-langkah strategis:

  1. Peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan:
    Menyesuaikan kurikulum pendidikan dengan kebutuhan pasar kerja, serta memberikan pelatihan keterampilan yang relevan.

  2. Penciptaan lapangan kerja berkualitas:
    Pemerintah dan swasta perlu bekerja sama menciptakan lebih banyak lapangan kerja formal dengan upah yang layak.

  3. Dukungan untuk UMKM:
    Memperkuat sektor UMKM dapat membantu menyerap tenaga kerja dan mengurangi ketergantungan pada sektor informal.

  4. Program magang dan sertifikasi:
    Memberikan kesempatan magang dan sertifikasi keterampilan untuk meningkatkan daya saing tenaga kerja.

Underemployment adalah masalah serius yang sering kali luput dari perhatian. Di Indonesia, hampir sepertiga angkatan kerja mengalami underemployment, yang berdampak pada kesejahteraan individu dan pertumbuhan ekonomi.

Untuk mengatasi hal ini, diperlukan kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam menciptakan lapangan kerja berkualitas serta meningkatkan keterampilan tenaga kerja. Dengan begitu, underemployment dapat dikurangi, dan potensi sumber daya manusia dapat dimanfaatkan secara optimal.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Harrist Riansyah

Penulis Indonesiana

80 Pengikut

img-content

Strategi Pertumbuhan Konglomerat

Senin, 25 Agustus 2025 08:46 WIB
img-content

Riwayat Pinjaman Anda dalam BI Checking

Kamis, 21 Agustus 2025 22:45 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler