Aktif dalam menulis cerita fiksi dan opini.
Perlawanan Rakyat dalam Brave Pink Hero Green Resistance Blue
14 jam lalu
Makna di balik trenn "Brave Pink Hero Green Resistance Blue", serta sejarah penggunaan warna sebagai simbol perlawanan.
Beberapa hari terakhir warganet secara ramai mengubah foto profil akun media sosial mereka dengan warna pink dan hijau. Bahkan ada juga yang mengupload konten dengan warna pink, hijau, dan biru. Trend ini dikenal sebagai Brave Pink Hero Green Resistance Blue.
Tren ini tidak muncul secara random di media sosial, bahkan memiliki arti yang sangat dalam, Fenomena ini sekaligus lahir dari peristiwa-peristiwa yang telah terjadi selama demonstrasi yang terjadi di pekan lalu. Apa artinya? Dari mana asal usulnya?
Brave Pink
Warna pink terinspirasi dari sosok Ibu Ana yang berani menghadapi para aparat yang berusaha memukul mundur para demonstran pada 28 Agustus 2025. Saat itu, dia memakai hijab berwarna pink, berdiri sendiri di hadapan aparat kepolisian, sambil mengayunkan tongkat yang ada bendera merah putih.
Peristiwa tersebut mengubah warna pink yang dulu memiliki arti kelembutan, kecantikan, dan cinta, kini seketika berubah maknanya jadi keberanian.
Hero Green
Warna hijau terinspirasi dari warna identik pada atribut pengemudi ojek online (ojol). Warna ini juga mengingatkan masyarakat pada tragedi meninggalnya pengemudi ojol, Affan Kurniawan, akibat dilindas hingga terseret oleh mobil baracuda milik Brimob Polda Metro Jaya, pada 28 Agustus 2025. Saat kejadian, Affan menggunakan jaket ojol berwarna hijau.
Alhasil, jaket hijau ojol yang dia kenakan itu, kini menjelma menjadi simbol keberanian, solidaritas, serta pengorbanan. Mengganti makna sebelumnya yakni kehidupan, harapan, keseimbangan, dan harmoni. Kalimat “Hero Green” juga menjadi pengingat kepahlawanan Affan yang tewas saat menjalan profesinya sebagai ojol, demi menjadi tulang punggung keluarganya.
Resistance Blue
Warna biru diambil dari kampanye digital bertajuk Peringatan Darurat pada 2024, sebagai respon atas revisi Undang-Undang Pilkada yang kontroversial.
Dulunya, warna biru adalah simbol ketenangan, kepercayaan, stabilitas, dan profesionalisme. Namun saat peristiwa Garuda Biru atau Peringatan Darurat, warna biru mulai bergeser maknanya jadi simbol adanya ancaman atau peringatan secara halus.
Dan kini, trend warna biru kian berkembang maknanya menjadi simbol perlawanan sipil terhadap memburuknya situasi demokrasi saat ini. Seperti menolak pembungkaman, penindasan, dan berbagai bentuk represi negara.
Penggunaan Warna Sebagai Simbol Perlawanan
Penggunaan warna sebagai simbol perlawanan bukanlah hal baru, melainkan sudah pernah terjadi sebelumnya. Beberapa di antaranya sebagai berikut:
Di Filipina, pernah ada Revolusi Kuning (1986), yang dikenal sebagai gerakan People Power Revolution melawan rezim Ferdinand Marcos, terinspirasi dari lagu Tie a Yellow Ribbon Round the Old Oak Tree. Pada masa itu, rakyat memakai pita kuning, bendera, dan busana kuning sebagai simbol solidaritas.
Di Ukraina, pernah ada Revolusi Oranye (2004), pergolakan politik yang dipicu oleh kecurangan dalam pemilihan presiden, yang dimenangkan oleh Viktor Yanukovych yang didukung Rusia. Warna oranye dipakai oleh kubu oposisi untuk menentang kecurangan tersebut, sehingga massa memenuhi jalan-jalan dengan atribut oranye sebagai simbol perlawanan damai.
Di Iran, pernah ada Gerakan Reformasi (2009) yang juga dikenal sebagai Gerakan Hijau. Gerakan itu adalah protes besar-besaran yang dipicu oleh dugaan kecurangan dalam pemilihan presiden Iran, di mana kandidat reformis Mir-Hossein Mousavi menantang kemenangan presiden petahana Mahmoud Ahmadinejad. Protes ini menuntut lebih banyak demokrasi, kebebasan, dan keadilan, sekaligus menjadi simbol perlawanan terhadap rezim yang dianggap tidak sesuai dengan cita-cita Revolusi 1979. Warna hijau dipakai pendukung Mir-Hossein Mousavi dalam protes pasca pemilu yang dianggap curang, karena warna hijau punya makna religius (warna Islam) sekaligus simbol harapan.
Terakhir, warna yang sangat populer, yakni warna merah untuk gerakan sosialis dan buruh. Sejak abad 19, bendera merah sering dipakai sebagai simbol perlawanan kelas pekerja terhadap kapitalisme. Alhasil, kini warna merah jadi identik dengan sosialisme, komunisme, dan perjuangan buruh.
Sepanjang sejarah, warna tidak hanya hadir sebagai estetika seni, tapi juga bisa hadir sebagai simbol perlawanan dan identitas kolektif. Serangkaian fenomena tersebut menegaskan bahwa warna adalah bahasa universal yang terus dipakai untuk menyuarakan sikap dan keberpihakan. Dan pada hari-hari belakangan ini, trend seperti Brave Pink Hero Green Resistance Blue menunjukkan bagaimana warna bisa menjadi medium ekspresi politik maupun kultural.
Warna bukan hanya soal gaya atau tren , tapi cermin dari keresahan dan aspirasi rakyat. Dan ini adalah cara yang paling kreatif dan damai dalam menyuarakan aspirasi. Dari jalanan hingga media sosial, simbol-simbol sederhana ini menunjukkan suara publik selalu menemukan jalan dan bentuknya, bahkan dalam hal yang tampak sepele.

Penulis Indonesiana
0 Pengikut

Arogansi Pejabat Menyulut Kemarahan Rakyat
Sabtu, 30 Agustus 2025 14:47 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler