Wempi W. Mawa – Pemikiran dan Perjuangan

19 jam lalu
Bagikan Artikel Ini
img-content
Wempi W. Mawa
Iklan

Birografi Bupati Malinau selayang pandang

Judul: Wempi W. Mawa – Pemikiran dan Perjuangan

Penulis: W Heriman

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tahun terbit: 2023

Penerbit: Mata Pelajar Indonesia

Tebal: 168

ISBN: 978-623-88670-2-8

Membaca kisah perjuangan seorang pemimpin selalu menarik. Sebab banyak pengalaman dan prinsip hidupnya yang bisa kita teladani. Apalagi jika kehidupannya sebelum menjadi pemimpin adalah hidup yang tidak mudah. Hidup yang penuh tantangan.

Buku karya W. Heriman ini menggambarkan kehidupan seorang pemuda tangguh bernama Wempi W. Mawa. Hidup dalam keluarga pendeta yang secara ekonomi paspasan, Wempi mampu membuktikan dirinya sebagai seorang pejuang yang tangguh.

Lahir dari Keluarga Pendidik, Wempi dibesarkan dengan nilai-nilai pendidikan, disiplin dan peduli kepada sesama. Ayahnya adalah seorang pendeta sekaligus pendidik. Wempi hidup serba pas-pasan saat kecil dan remaja. Didikan ayahnya membuat Wempi menjadi seorang yang teguh dalam mengejar cita-cita. Maka ia tidak takut untuk merantau menempuh pendidikan. Kadang ia harus menghadapi situasi yang sulit, karena kekurangan uang untuk sekolahnya. Bahkan tak cukup uang untuk hidup sehari-hari. Namun ia bertahan demi menyelesaikan pendidikannya. Contohnya adalah saat terjadi huru-hara Mei 1998. Ia sedang menempuh kuliah di Jakarta. Ia mengalami kesulitan keuangan karena situasi Jakarta yang chaos. Namun keteguhannya telah mampu mengatasi kesulitan yang dihadapi di Ibukota.

Wempi bertemu dengan kekasihnya – Meylenty di Tarakan. Kekasihnya inilah yang kemudian menjadi istrinya. Meylenty adalah seorang pendamping yang sepadan bagi Wempi. Saat Wempi sibuk membangun karir politik demi melayani warganya, Meylenty mengurus keluarga dengan penuh tanggung jawab. Ia membesarkan tiga anak lelakinya sehingga menjadi anak-anak yang bertanggungjawab.

Sejak Wempi menjabat sebagai Bupati Malinau, peran Meylenty menjadi semakin besar. Sebab mau tidak mau, Meylenty harus berperan sebagai ”ibu” bagi semua warga Malinau. Ia jalani peran tersebut melalui PKK. Ia perkuat PKK sehingga ia bisa meningkatkan kesejahteraan keluarga warga Malinau melalui gerakan gotong royong. Ia juga bersumbangsih di dunia pendidikan melalui perannya sebagai Bunda PAUD dan Bunda Literasi. Meylenty gigih untuk mendorong pendidikan anak-anak di pedalaman.

Wempi mengawali karir politiknya di KNPI. Sebagai ketua organisasi kepemudaan ia menggunakan olah raga sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan konstituennya. Maka tak salah jika Wempi menjadi seorang pemain bola yang piawai. Kepemimpinannya di KNPI membawanya ke tanggungjawab yang lebih besar. Ia dipercaya menjadi Ketua KPU saat Malinau menyelenggarakan pemilihan umum. Karir politiknya semakin moncer saat ia terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten Malinau. Bahkan ia terpilih menjadi Ketua DPRD.

Setelah meneguk pengalaman kepemerintahan melalui jalur legislatif, Wempi terpilih menjadi Bupati Malinau. Ia terpilih bersama dengan Jakaria. Dwitunggal pemimpin Malinau ini tak sekadar melanjutkan program-program bupati sebelumnya yang sudah hebat. Wempi dan Jakaria meningkatkan lagi program-program tersebut melalui lima Program Unggulan. Kelima program unggulan tersebut adalah: 1. Milenial Mandiri, 2. Desa Sarjana, 3. Orangtua Asuh, 4. RT Bersih, dan 5. Beras Daerah.

Program Milenial Mandiri adalah program yang berakar kuat pada pengalamannya sebagai tokoh pemuda. Melalui program ini Wempi memfasilitasi generasi milenial di Malinau untuk menjadi entrepreneur tangguh. Dalam buku ini dimuat juga bukti keberhasilan program Milenial Mandiri.

Melalui program Desa Sarjana, Wempi mendukung anak-anak berbakat dari kampung untuk menyelesaikan pendidikannya sampai tingkat sarjana. Wempi memberikan beasiswa penuh kepada anak-anak kampung yang hebat ini.

Pengalamannya sebagai rakyat biasa saat muda, membuat Wempi memberi tempat yang tinggi bagi rakyatnya. Ia memersilakan rakyat untuk duduk di kursi bupati. Tindakan sederhana tapi bermakna dalam ini, membuat rakyat mempunyai pengalaman merasakan ”duduk sebagai pimpinan.” Rakyatlah yang sesungguhnya memiliki kursi pimpinan tersebut.

Wempi juga sangat peduli dengan keberagaman etnik, budaya dan agama. Sebagai kabupaten yang warganya beragam, Wempi mengupayakan supaya semua etnik dan semua agama merasa nyaman tinggal di Malinau. Ia berupaya meningkatkan pelayanan kepada rakyatnya dengan mereformasi bidrokrasi. Wempi juga mempunyai kepedulian yang besar bagi masyarakat yang tinggal di wilayah terpencil. Wempi memperhatikan dukungan pengembangan moda transportasi sehingga wilayah-wilayah terpencil tersebut bisa terkoneksi.

Buku ini cukup tipis untuk menggambarkan sosok Wempi secara lebih mendalam. Masih banyak detail kehidupan Wempi yang belum terwadahi dalam buku ini. Misalnya kehidupannya sebagai anak pendeta belumlah terelaborasi. Perjuangannya menyelesaikan pendidikan tak cukup kuat tergambarkan. Suka dukanya dalam membangun karir politik juga tidak tergambarkan dengan baik. Buku ini hanya menampilkan hasil akhir yang membanggakan. Sebenarnya ”proses untuk menjadi” adalah bagian dimana kita bisa belajar tentang perjuangan sosok yang ditulis. Semoga akan ada buku yang memuat biografi Wempi yang lebih komprehensif. 964

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler