x

Iklan

Ni Wayan Idayati

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Aneka Rupa “Moeka Djakarta”

Di mata tiga fotografer muda, Nicholas Hilman, William Tan dan Raditya Santoso, Jakarta melahirkan arti tersendiri. Melalui karya-karya fotografi, mereka memvisualisasikan kota kelahirannya tersebut dalam berbagai rupa “Moeka Djakarta”.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Jakarta, sebuah kota yang senantiasa hidup dan bergeliat. Setiap orang mungkin bermimpi menjadi bagian dari pusat kemajuan tersebut, atau justru sebaliknya, banyak orang sama sekali tak kenal siapa itu “Jakarta”.

Jakarta memiliki aneka rupa, tergantung siapa yang tengah membayangkannya, atau melihatnya untuk tujuan apa. Jakarta boleh jadi adalah sebuah mimpi kehidupan yang ideal. Tapi bagi mereka yang kritis, Jakarta tak lebih sasaran kritik yang tak ada habisnya.

Di mata tiga fotografer muda, Nicholas Hilman, William Tan dan Raditya Santoso, Jakarta melahirkan arti tersendiri. Melalui karya-karya fotografi, mereka memvisualisasikan kota kelahirannya tersebut dalam berbagai rupa “Moeka Djakarta”.  

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Melalui sebuah pameran fotografi bertajuk “Moeka Djakarta”, Nicholas Hilman, William Tan dan Raditya Santoso menghadirkan Jakarta dengan segala hiruk pikuk maupun peristiwa-peristiwa di sebaliknya yang terkadang tidak disadari oleh publik. Pameran yang berlangsung di Bentara Budaya Bali tersebut digelar pada 3-11 Agustus 2014 lalu, dibuka oleh budayawan dan penulis seni rupa, Jean Couteau.  

Moeka Djakarta yang dikuratori oleh fotografer berkelas internasional, Martin Westlake ini  memamerkan 30 buah karya foto, merefleksikan kehidupan sehari-hari masyarakat kota ini. Terangkum dalam karya-karya tersebut sudut-sudut kumuh sampai gedung-gedung pencakar langit, berikut tempat pembuangan sampah hingga pusat perbelanjaan mewah, tak ketinggalan bangunan tua warisan kolonial Belanda hingga arsitektur modern kontemporer.

Menyaksikan karya-karya fotografi dalam Moeka Djakarta ini kita tak semata diajak menyadari kembali realita, terutama yang terjadi di Jakarta, namun menunjukkan pula sebentuk sikap kritis dan kepedulian anak-anak muda yang patut mendapat apresiasi. Selain mencerminkan perubahan situasi zaman, potret yang dihadirkan dalam “Moeka Djakarta” juga berupaya menyuarakan ketimpangan-ketimpangan sosial yang barangkali kerap terabaikan.

Sebut saja sebuah foto berjudul “American Dream” karya William Tan, yang menggambarkan seorang gadis kecil dengan pakaian motif bendera Amerika tengah menggendong bayi di rel kereta api. Suatu  pemandangan yang boleh jadi kontradiktif; antara mimpi akan kemajuan atau kebebasan  dengan situasi sosial yang mau tak mau harus dipikulnya. sementara Nicholas Hilman dalam “Under Construction”, mencoba mengkritisi sistem yang korup sehingga berimbas pada pembangunan yang mandeg dan merugikan masyarakat.

Situasi mainstream Jakarta; macet, juga dapat disimak dalam dua seri foto Nicholas Hilman yang bertajuk “Congestion II” dan “Congestion III”. Serta sebentuk tolerasi dan kepedulian yang coba dikemukan William Tan dalam foto “Games at The Landfill”, menggambarkan seorang anak berpakaian pramuka berdiri di muka gawang, hanya dengan sandal dan lapangan bola sederhana di belakangan tempat pembuangan sampah. Kesederhanaan sekaligus ketulusan dihadirkan Raditya Santoso lewat “Feeding the Ducks”.

Nicholas Hilman, Raditya Santoso, dan William Tan adalah murid dan alumni SMA Pelita Harapan, Jakarta. Mereka mempunyai minat dan kecintaan dalam seni fotografi, desain grafis, dan seni visual lainnya. Bermula dari tugas sekolah di tahun pertama  SMA, mereka sepakat melanjutkan proyek fotografi tersebut hingga melahirkan buku “Moeka Djakarta”. Sebelum diluncurkan pada tahun 2013 lalu, buku “Moeka Djakarta” yang diterbitkan oleh Red & White Publishing ini juga melalui tahapan kurasi panjang oleh Martin Westalake.  

Bila Nicholas Hilman secara sadar hendak mengetengahkan sebentuk fotografi jurnalistik berlatar sikap kritisnya terhadap realita Jakarta, William Tan dan Raditya Santoso lebih berupa memperkaya kemungkinan fotografi mereka dengan memadukan komposisi, teknik memotret, serta angel sehingga menghadirkan visualisasi yang indah dan bermakna.

Pada diskusi yang berlangsung pada Selasa (5/8), ketiga fotografer muda ini mengungkapkan keterpanggilannya untuk mengekspresikan kecintaan akan kotanya sekaligus berbagi inspirasi kepada generasi muda Indonesia agar terpanggil untuk mengapresiasi keindahan kota-kota dan daerah-daerah di seluruh Indonesia kepada dunia luar.

Ketiganya menegaskan bahwa melalui karya-karya fotografinya, mereka ingin mencoba memotret sisi humanis masyarakat ibukota dalam kehidupan sehari-hari, cerminan ekspresi sejujurnya atas kota megametropolitan yang boleh dikata adalah kampung halaman mereka juga. 

Sekilas tentang seniman :

Nicholas Hilman, pernah berpameran di antaranya ; “My Mom & I”, Four Seasons Hotel, Jakarta (2012), “Color”, Solo Exhibition at KemChicks, Kemang, Jakarta (2011), “My Son & I”, Ayala Museum, Manila, Philippines (2010),  Hadiprana Gallery, Kemang, Jakarta (2007), dll.Meraih penghargaan Pelukis Muda Terpilih Sidharta Auctioneer (2011), beasiswa kesenian Sekolah Pelita Harapan (2009), Juara I Sentul Art Competition Sekolah Pelita Harapan (2009), dll.

Raditya Santoso, merupakan murid sekolah Pelita Harapan. Memiliki minat dan kecintaan dalam seni fotografi, desain grafis. Bersama Nicholas Hilman dan William Tan menerbitkan buku Moeka Djakarta (2013).

William Tan,  meraih “Most Valuable Graphic Designer Member in a Committee Achievement” dari Student Council of Sekolah Pelita Harapan (2013),  “Most Appreciated Graphic Designer in a Committee Achievement” dari Student Council of Sekolah Pelita Harapan Lippo Village (2009), “Best Overall in Art Achievement” dari Sekolah Pelita Harapan  (2008),dll. Aktif dalam berbagai kegiatan seni, terutama fotografi dan desain. Berpameran antara lain; “Moeka Djakarta” Exhibition di Hotel Four Seasons Jakarta (2013),“Jakarta Art Teacher and I”, Jakarta (2008), dll.

 

Sumber foto : istimewa

Ikuti tulisan menarik Ni Wayan Idayati lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler