x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Curiosity #2: Bangkitkan Rasa Ingin Tahumu

Rasa ingin tahu merupakan kualitas psikologis yang sangat diperlukan untuk menghadapi lingkungan yang berubah-ubah.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

"People die when curiosity goes."

--Graham Swift, penulis (1949-...)

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Rasa ingin tahu atau kuriositas merupakan mesin penggerak agar kita tetap mau belajar, terus mencoba, dan gigih bergerak maju. Bila rasa ingin tahu merupakan langkah pertama menuju kreativitas, pertanyaannya: bagaimana cara membangkitkan rasa ingin tahu kita? Selama ini, barangkali kita beranggapan bahwa rasa ingin tahu itu muncul dengan sendirinya, namun banyak studi menunjukkan bahwa rasa ingin tahu itu mesti dibangkitkan dan diasah.

Mihaly Csikszentmihalyi, profesor dan mantan ketua Departemen Psikologi di University of Chicago, menuturkan bahwa langkah pertama untuk membangkitkan rasa ingin tahu ialah dengan menyadari apa yang menstimulasi perhatian dan kemauan Anda untuk mengeksplorasinya.

Tentu saja, ini memerlukan latihan, terutama jika Anda orang yang selalu cuek terhadap sekeliling. Jadi, latihlah diri Anda untuk menjadi pengamat berbagai hal hingga kemudian Anda menyadari dan memberi perhatian lebih dekat kepada hal-hal tertentu—itu berarti Anda mengalami stimulasi. Misalnya saja, tatkala Anda disodori buku, Anda tidak tertarik untuk membacanya; namun, ketika Anda diajak memotret, Anda baru tergerak dan ingin tahu bagaimana cara memotret yang benar.

Dalam pandangan Thomas Chamorro-Premuzic, penulis buku Confidence: Overcominng Low Self-Esteem, Insecurity, and Self-Doubt, kuriositas merupakan salah satu dari tiga kualitas psikologis penting yang dapat meningkatkan kemampuan kita dalam mengelola kompleksitas. Tiga kualitas psikologis ini meliputi: intelligence quotient (IQ) yang terkait dengan kecerdasan kognitif, emotional quotient (EQ) yang berhubungan dengan kemampuan untuk mempersepsikan, mengendalikan, dan mengekspresikan emosi, serta curiosity quotient (CQ) yang berkaitan dengan rasa ingin tahu.

Rasa ingin tahu diperlukan sebagai jalan menuju pribadi kreatif, dan kreativitas diperlukan tatkala kita menghadapi situasi rumit, berubah-ubah, serta tidak pasti. Karena itulah, Thomas memasukkan CQ sebagai kualitas psikologis yang dibutuhkan untuk hidup di tengah situasi yang tak pasti. Semakin tinggi CQ seseorang, semakin terbuka orang tersebut kepada pengalaman baru untuk mengisi kekurangan yang ia rasakan—kurang pengetahuan maupun kurang pengalaman.

Tiga cara praktis berikut ini, seperti disarankan oleh  George Loewenstein, profesor psikologi di Carnegie Mellon University, dapat digunakan untuk menstimulasi rasa ingin tahu kita:

Pertama, mulailah dengan pertanyaan. Pertanyaanlah yang memancing rasa ingin tahu. Biasakanlah diri Anda untuk bertanya lebih dahulu bila bertemu seseorang.

Kedua, pancinglah pompamu. Rasa ingin tahu memerlukan pengetahuan awal. Kita tidak ingin mengetahui sesuatu yang kita tidak punya pengetahuan sama sekali mengenai hal itu. Jadi, jika kita punya pengetahuan barang sedikit, rasa ingin tahu kita akan terpantik dan kita ingin belajar lebih banyak lagi. Ini seperti mengisi pompa dengan sedikit air untuk menarik lebih banyak air.

Ketiga, berkomunikasilah. Berkomunikasi merupakan cara terbaik untuk memancing rasa ingin tahu dan mengisi kekurangan informasi. Kekurangan informasi dapat memantik kita untuk bertanya. Begitu kita tahu sebagian, kita berkeinginan untuk mengetahui lebih banyak.

Benar kata seseorang: “Hanya yang ingin tahu yang akan menemukan sesuatu.” (sbr foto: nathanieldunigan.com) ***

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu