x

Iklan

Taufik AAS P

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Anak Petani Mengukir Sukses Di Bumi Kondo Sapata, Kabupaten Mamasa

Catatan atas Buku Biografi H. Ramlan Badawi, Bupati Mamasa

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Membaca buku Drs. H. Ramlan Badawi, MH, Meniti Karier Dari Guru Hingga Bupati, mengajak kita bernostalagi tentang sosok H. Ramlan Badawi, Bupati Mamasa. Rentetan perjalana hidup dari  masa kecil hingga menjadi Bupati  diurai oleh penulis secara sederhana, detail dengan jalinan bahasa tidak rumit.

Ada beberapa peristiwa dalam biografi seorang H. Ramlan Badawi, akan menjadi inspirasi bagi pembaca untuk lebih maju. Penulis dalam buku tersebut  hendak mengatakan, keuletan dan tekad untuk maju melalui pendidikan, bisa menjadi sangat berarti dalam kehidupan di masa datang.

Buku setebal 158 halaman ini, pada bab-bab intinya menggambarkan perjalan hidup dari H. Ramlan Badawi, dimana Bupati Mamasa ini lahir dari sebuah sisi  kampung Galung di Desa Salurindu, bernama Pehatuan. Ramlan kemudian bertumbuh bersama dengan kesederhanan hidup orang tuanya petani. Menjalani hari-hari bersekolah dengan situasi kampun yang sederhana dan kadang kekurangan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ini kemudian membentuk karakter Ramlan kecil, hendak untuk berontak dengan kondisi yang ada. Harus sekolah dan cerdas untuk memperbaiki kehidupan diri sendiri dan keluarga. Juga setelah menjadi Bupati, memperbaiki kehidupan masyarakat Mamasa secara menyeluruh.

Satu catatan menarik dari  buku tersebut, digambarkan oleh penulis, bahwa sosok H. Ramlan Badawi itu adalah seorang bupati yang sederhana, dalam kehidupan sehari-harinya tidak ada kesan glamour. Juga dituturtuliskan, bahwa selain sederhana, H. Ramlan Badawi adalah bupati memiliki gaya komunikasi  sederhana, baik  pada semua orang.  Tidak ingin mengecewakan orang, membuat rumah jabatan sebagai tempat yang  teduh bagi masyarakatnya.

Latar belakang penulis yang memiliki kecenderungan menulis prosa membuat buku ini memiliki banyak untai kata yang bermakna ganda, sehingga buku sederhana ini memang membutuhkan sedikit kecakapan sastra dari pembaca untuk memahaminya secara detail. Apalagi dalam penempatan paragrapp  penulis menggunakan pola zig zag, kayaknya sebuah novel. Sehingga bila tidak dibaca secara runtut, kadang pembaca kehilangan orientasi.

Meskipun cukup segar dibaca dengan gaya menulis sederhananya, penulisan buku ini terkesan buru-buru. Masih banyak karakter (huruf) yang salah dalam penulisannya. Itu bisa terjadi, seperti dalam pengakuan penulis pada Pengantar Kata Penulis diuraikan perjalan penulisan buku ini memang sangat  singkat untuk sebuah  biografi

 

 

 

  

 

Ikuti tulisan menarik Taufik AAS P lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler