x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Juara Sejati tidak akan Takut Kalah

Juara sejati adalah orang yang sangat mengenal dirinya sendiri dan bukan orang yang bersiasat kerdil agar selalu menang.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

"I think self-awareness is probably the most important thing towards being a champion."
--Billie Jean King (Petenis, 1943-....)

 

Michael Phelps, perenang tangguh dari AS, pasti merasakan pedihnya menghadapi kenyataan bahwa perbedaan 0,05 detik telah menyirnakan peluangnya untuk meraih medali emas dalam final 200 meter gaya kupu-kupu putra di Olimpiade London, 2012. Bayangkan, Phelps terus unggul hingga 10 meter terakhir. Namun Chad le Clos, perenang Afrika Selatan, ternyata mampu menyalip dan menyentuh lantai finis lebih dulu. Le Clos meraih emas dengan catatan waktu 1 menit 52,96 detik dan meninggalkan Phelps hanya terpaut 0,05 detik di belakangnya.

Kekalahan Phelps tidak lantas menjadikan prestasinya tidak bernilai. Seperti halnya para sprinter; mereka yang kalah karena tertinggal 0,02 detik tetap layak memperoleh apresiasi atas segala proses yang sudah mereka jalani, yang memakan waktu lama, membutuhkan fokus yang terus-menerus, yang memeras keringat, yang menyedot pikiran, dan yang mempermainkan emosi. Phelps tetap patut dihargai karena sportivitasnya yang tinggi. Kendati menghadapi kenyataan pahit, ia mengakui kecerdikan Le Clos.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam Olimpiade yang sama, Ika Yuliana Rochmawati, atlet panahan kita, bahkan memperoleh skor yang sama, yakni 129, dengan pesaing terdekatnya di babak 16 besar, Ksenia Perova dari Rusia. Karena itu dilakukan babak tambahan (play off) untuk menentukan siapa yang berhak maju ke babak 8 besar. Di babak tambahan yang hanya terdiri atas 1 gim inilah kestabilan emosi pemanah diuji. Pemanah yang mampu mengalahkan kecamuk emosi dalam dirinya, dialah yang berpeluang besar untuk maju ke babak berikutnya.

Hasilnya? Baik Ika maupun Perova mampu menancapkan anak panah di lingkaran berpoin sembilan. Tapi, anak panah Perova menancap lebih dekat dengan garis lingkaran berpoin 10, lantaran itu Perova-lah yang ditetapkan berhak melaju ke babak berikutnya. Ika memang “kalah”, tapi dengan kepala tegak. Prestasinya tetap membanggakan, sebab seperti halnya Perova ia mampu mengalahkan kecamuk emosi dalam dirinya.

Jalan menjadi juara adalah tantangan yang sukar, sebab itu ada saja yang menempuh cara-cara bersiasat, seperti menghindari bertemu lawan yang kuat atau bermain tidak serius agar peluang untuk maju ke babak berikutnya tetap terbuka. Cara-cara bersiasat ditempuh barangkali karena menjadi juara sudah menjadi obsesi yang tidak sehat. Mungkin karena para atlet sudah merasa berlatih keras, penuh disiplin, mengorbankan berbagai hal, sehingga akan menyesakkan dada jika karena satu pertandingan peluang menjadi juara terlepas.

Kesenangan karena kemenangan akan dengan cepat berlalu. Rasa manis kemenangan itu hanya terasa dalam sekejap. Sebaliknya, rasa sakit karena kalah biasanya tertanam lebih lama. Ini terjadi karena kita mendefinisikan menang sebagai menaklukkan lawan, membuat pesaing bertekuk lutut, atau sebagai pembuktian keunggulan diri sendiri kepada orang lain.

Sebagaimana spirit Olimpiade, lawan para pemenang sesungguhnya bukanlah atlet lain, melainkan keterbatasan diri sendiri. Menang seyogyanya dimaknai sebagai meningkatnya kesadaran terhadap potensi diri. Petenis legendaris Billie Jean King, yang pernah memenangkan 39 kejuaraan Grand Slam, berkata: “Saya pikir, self-awareness merupakan hal terpenting bagi siapapun untuk menjadi seorang juara.” Mereka yang meraih medali emas adalah atlet-atlet yang telah mampu mengatasi keterbatasan dirinya, mengeksporasi keunggulan potensinya, dan menguasai letupan-letupan emosinya.

Pengalaman meningkatkan potensi diri dari hari ke hari, berlatih dengan penuh fokus dan disiplin, menahan diri dari kesenangan, adalah kemenangan yang sesungguhnya. Pemenang adalah orang-orang yang tidak takut kalah, tapi apabila kalah ia akan segera bangkit. Pemenang juga bukan orang-orang yang bersiasat kerdil dalam menghadapi tantangan agar tetap menjadi juara di mata khalayak. **

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB