x

Iklan

Arimbi Bimoseno

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Jokowi, Sang Gemini yang Tidak Romantis

Jokowi telah menjungkirbalikkan konsep romantis. Tegas tanpa ragu itu romantis. Presiden sipil yang mampu mengendalikan militer itu romantis. Memilih Susi Pudjiastuti yang cuma tamatan SMP menjadi menterinya itu romantis.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Ada Apa di Bulan Juni

Presiden Soekarno lahir 6 Juni 1901. Presiden Soeharto lahir 8 Juni 1921. Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie lahir 25 Juni 1936. Presiden Joko Widodo lahir 21 Juni 1961. Empat Presiden Republik Indonesia ini memiliki zodiak yang sama, yaitu gemini. Ada yang bilang orang berzodiak gemini itu romantis, tapi Jokowi mengaku tidak romantis.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jokowi tidak pernah berangan-angan menjadi politisi. Siapa menyangka jalan hidup justru membuatnya tak bisa menghindari kehidupan politik. Dan tokoh politik idola Jokowi adalah Presiden Soekarno. Bung Karno wafat pada 21 Juni dan hidup di era revolusi fisik, sedangkan Jokowi lahir pada 21 Juni dan hidup di era revolusi mental. Apakah itu hanya sebuah kebetulan belaka?

Ada yang bilang tidak ada kebetulan di dunia ini. Satu peristiwa dengan peristiwa lain saling terkait. Sebuah peristiwa akan menjadi apa tergantung manusia yang memaknainya. Kematian sang proklamator dan kelahiran tokoh yang mewakili generasi muda di tanggal yang sama di bulan Juni itu bisa menjadi sebuah simbol filosofis, pertanda perubahan sebuah zaman.

Zaman pejabat yang merasa biasa saja saat melakukan praktik korupsi, kolusi dan nepotisme, berubah menjadi zaman di mana pejabat tidak mau lagi melakukan praktik korupsi, kolusi dan nepotisme karena sebuah kesadaran baru: bahwa mengutamakan keadilan sosial, pemerataan kualitas kehidupan bagi seluruh rakyat adalah semulia-mulianya tujuan hidup seorang pejabat publik. Karena sesungguhnya, itulah romantisme yang sejati.

Jokowi telah menjungkirbalikkan konsep romantis.

Tegas tanpa ragu itu romantis.

Presiden sipil yang mampu mengendalikan militer itu romantis.

Memilih Susi Pudjiastuti yang cuma tamatan SMP menjadi menterinya itu romantis.

Jokowi yang "gila" memang membutuhkan banyak orang "gila" untuk membangun Indonesia.

Dari hari ke hari, gebrakan Jokowi dan kabinet kerja-nya menarik untuk disimak. Banyak orang di era digital ini secara suka rela dan riang gembira memerankan diri sebagai "public relation"-nya negara - atau ada juga yang menyebutnya socmed activist. Mereka men-share berita-berita positif ke berbagai jejaring sosial. Inilah era good news is good news, sehingga terjadi dialektika yang sehat dan rasional di tengah masyarakat, tentang bagaimana seharusnya berbangsa dan bernegara.

Bukan berarti yang kontra tidak ada. Tapi, energi positif yang tersebar di dunia maya semoga mampu mengeliminir energi negatif yang ada. Sehingga energi bangsa ini bisa mempercepat tercapainya tujuan bersama, yakni kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 

Dan Jokowi tetaplah menjadi figur sentral yang bagaikan magnet. Apa yang ia pikir, ucap dan lakukan selalu menarik untuk dicermati. Sehingga Jokowi menjadi seorang tokoh nasional yang tampaknya paling banyak dituliskan bukunya oleh orang lain. Dan sangat mungkin masih akan banyak buku yang lahir yang terinspirasi oleh sepak terjangnya.

Satu buku yang terbit bertepatan dengan pelantikan Jokowi sebagai Presiden Republik Indonesia pada 20 Oktober 2014, yakni berjudul: Jokowi Rapopo Jadi Presiden. Sebuah buku yang merekam lompatan-lompatan yang dibuat Jokowi dalam hidupnya. Sebuah buku yang merekam bagaimana Jokowi menyikapi fase-fase dalam hidup yang tampaknya penuh kekurangan dan penderitaan. Sebuah buku yang akan mengantar pembacanya melintasi ruang dan waktu, menelusuri perjalanan yang telah dilalui Jokowi. Sebuah buku yang membuka simpul-simpul di kepala tentang bagaimana menjalani kehidupan yang bermakna. Sebuah buku yang kembali meyakinkan bahwa tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. [AR]

 

 

Ikuti tulisan menarik Arimbi Bimoseno lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler