x

Indonesiana - Teknologi informasi sangat membantu kita bekerja, tapi juga berpotensi besar menginterupsi aktivitas dan mengalihkan perhatian kita.

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Jangan Biarkan Aneka Interupsi Masuk

Teknologi informasi sangat membantu kita bekerja, tapi juga berpotensi besar menginterupsi aktivitas dan mengalihkan perhatian kita.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Anda baru saja duduk di kursi ketika tiba-tiba telepon seluler Anda berdering. “Selamat pagi, Pak. Bapak terpilih untuk …..” Dengan sopan, Anda berusaha menampik pembicaraan mengenai tawaran menggiurkan untuk berlibur dengan janji ini dan itu. Begitu sambungan putus, sebuah pesan masuk. Lagi-lagi, teks promosi menyelinap tanpa permisi. Setelah itu, pesan lain masuk: “Nomor telepon Anda terpilih untuk mendapatkan hadiah sebuah mobil, silakan hubungi nomor ....”

“Kapan saya bisa bekerja?” Pertanyaan itulah yang muncul di benak Anda menghadapi ‘tamu tak diundang’ dan ‘tamu tanpa permisi’ yang datang tiba-tiba seperti itu. Aneka pesan dan telepon itu menginterupsi kesibukan Anda nyaris sepanjang hari, bahkan ketika Anda tengah tidur. Begitu banyak interupsi yang membuat fokus Anda terganggu dan teralihkan ke soal-soal lain yang sama sekali bukan merupakan isu prioritas Anda saat itu.

Teknologi komunikasi memang memudahkan orang untuk menjalin kontak. Namun tak bisa dipungkiri, teknologi yang sama berpotensi menganggu fokus perhatian kita dalam bekerja dengan interupsinya yang datang bertubi-tubi Media sosial seperti Twitter, Facebook, Line maupun lainnya akan terus-menerus menginterupsi kita, dan dapat mengurangi secara dramatis produktivitas kita, bila kita tidak mampu mengendalikan teknologi itu. Ada godaan untuk memberi komentar terhadap isu yang dicuitkan orang lain—untuk beberapa saat perhatian Anda teralihkan ke soal lain.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebagian orang merasa bahwa mereka sanggup melakukan pekerjaan seperti sedia kala tanpa merasa terganggu oleh telepon, sms, e-mail, atau kicauan rekan-rekannya. Melihat perubahan dalam cara orang berkomunikasi, sejumlah ahli manajemen mulai memikirkan bagaimana cara efektif untuk mengelola waktu tanpa interupsi, yang bisa dipraktekkan pekerja dan manajer pada hari kerja mereka. Kemampuan ini bahkan dianggap semakin diperlukan apabila seseorang ingin sukses.

Orang yang mengaku bisa mengerjakan sejumlah hal bersamaan (multitasking) kemungkinan lupa bahwa menjadi produktif itu tidak terjadi begitu saja. Produktivitas membutuhkan waktu, energi, fokus dan konsentrasi. Ini sebuah proses. Karena proses, maka diperlukan fokus yang berkesinambungan. Dengan fokus yang tajam, persoalan dapat diselesaikan lebih cepat dan sangat mungkin hasilnya sangat baik ketimbang kita membiarkan interupsi masuk secara leluasa. Memeriksa e-mail setiap 10 menit tak ubahnya mendorong diri kita masuk ke dalam perangkap yang membelokkan perhatian kita dari fokus.

Interupsi membuat fokus terpecah dan perhatian teralihkan ke soal-soal lain. Lantaran itu, kembali kepada fokus semula jelas tidak mudah, apa lagi jika SMS, telepon, kicauan, ataupun e-mail yang menginterupsi cenderung berisi kabar yang menggoda Anda untuk menanggapinya. Potensinya dalam membuyarkan fokus semakin besar.

Lantas apa jalan keluarnya? Jika ada satu pekerjaan yang membutuhkan fokus perhatian yang intens, apa lagi memerlukan pemecahan segera, maka tidak ada pilihan lain kecuali mendisiplinkan diri untuk tidak tergoda oleh berbagai interupsi: menerima telepon di luar urusan pekerjaan, membuka dan membalas e-mail yang tidak mendesak, maupun membaca pesan di media sosial.

Mengerahkan segenap perhatian selama dua jam tanpa interupsi niscaya akan jauh lebih membuahkan hasil ketimbang menanggapi interupsi berulang kali dan berakibat kita menghabiskan waktu sampai 5 jam untuk memecahkan satu persoalan. (foto: tempo.co) **

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler