Alternatif Cara Pembelajaran Matematika

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Belajar matematika pada dasarnya adalah aktivitas yang menyenangkan. Matematika menuntut siswa untuk berpikir praktis, logis, dan cermat. antusiasme yang mendorong siswa untuk terus memiliki rasa ingin tahu.

Belajar matematika pada dasarnya adalah aktivitas yang menyenangkan. Matematika menuntut siswa untuk berpikir praktis, logis, dan cermat. Kreativitas juga dibentuk dari belajar matematika. Bagaimana mengutak-atik rumus agar dapat menemukan jawaban yang tepat. Bagaimana bermain angka agar didapat hasil yang menarik.

Ada pola-pola tersendiri dalam belajar matematika. Selama ini yang sering digunakan dalam memperlajari matematika adalah belajar menggunakan latihan-latihan soal terus-menerus. Yang divariasikan adalah soal. Bentuk soal dibuat sedemikan rupa agar tidak sama satu dengan yang lain. Dalam banyak perspektif, semakin banyak soal yang dikerjakan siswa akan semakin menambah pemahaman siswa akan materi yang sedang diajarkan.

Cara tersebut terbukti cukup efektif untuk membuat siswa memahami materi ajar dengan berbagai alternatif soal yang diberikan. Namun, cara tersebut terkadang membuat matematika menjadi momok bagi siswa karena mereka dibanjiri oleh soal-soal yang setiap hari harus dikerjakan.

Agar belajar matematika lebih menyenangkan bagi siswa, kreasi bisa dilakukan pada aspek yang lain selain kreasi pada contoh soal. Kreatifitas guru dapat dituangkan dalam metode pembelajaran yang baru dan inovatif.

Beragamnya cara penyampaian pelajaran matematika bisa jadi menjadi cara agar matematika tidak dihindari siswa. Salah satu metode belajar yang bisa diterapkan adalah metode kuis atau perlombaan.

Siswa diberi tugas secara berkelompok. Ketika memasuki materi baru, misalnya volume tabung, siswa diberi tugas untuk membuat essay matematika tentang tabung. Essay dapat berisi pengertian tabung, fungsi tabung, cara menghitung luas dan volume tabung, dan berbagai hal mengenai tabung. Tugas ini diselesaikan secara kelompok. Apabila sudah sampai pada waktu yang ditentukan, siswa diminta untuk melakukan debat essay perkelompok agar memancing rasa ingin tahu dan sikap kritis siswa. Guru menjadi mediator dalam debat tersebut.

Selain mediator, tugas guru adalah merevisi isi debat dan merangkum segala permasalahan yang muncul dalam debat. Agar lebih menarik, debat bisa dilakukan dalam bahasa Inggris misalnya. Setelah guru mereview dan siswa dianggap memahami seluk beluk tabung, tugas guru adalah memberi beberapa contoh soal untuk diselesaikan.

Pada pertemuan berikutnya, perlombaan antar siswa dapat dimulai. Ibaratkan kelas adalah arena bertanding seperti dalam kuis Indonesia Cerdas. Siswa dibuat kelompok-kelompok dan bertanding memperebutkan soal untuk dijawab. Perlombaan dibuat tersistem, sehingga pada akhir sesi didapatkan pemenangnya. Kelompok yang menang bisa dihadiahi kalungan piala bertuliskan tema hari itu, misalnya pemenang materi tabung.

Dengan sistem kompetisi yang menyenangkan ini, diharapkan siswa dapat mengikuti pelajaran dengan penuh antusiasme. Antusiasme yang mendorong siswa untuk terus memiliki rasa ingin tahu. Jika rasa ingin tahu sudah melekat dalam diri siswa, mereka tanpa disuruh pun akan mencari tahu sendiri kebutuhan-kebutuhan mereka mengenai matematika.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Mala Dewi, Spd

Seorang Guru dan Pendidik

0 Pengikut

img-content

Alternatif Cara Pembelajaran Matematika

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler