x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Bekerja Lebih Cerdas dengan Media Sosial

Jangan biarkan Anda menjadi tawanan berbagai peranti lunak yang semula dimaksudkan untuk memudahkan hidup kita.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Berapa banyak media sosial yang Anda gunakan, tiga, empat, atau lima? Apa saja: Facebook, Twitter, LinkedIn, Path, Line, Evernote, apa lagi? Berapa banyak waktu yang Anda gunakan untuk mengurusi semua itu: membuka, membaca, membalas, menanggapi, mengunggah, memperbarui, dan apa saja yang bisa dilakukan di media sosial. Anda sangat mungkin tidak tahu persis berapa waktu yang Anda habiskan untuk mengurusi media sosial.

Salah satu persoalah yang kita hadapi di tengah segala kemudahan media sosial ialah banyaknya pilihan yang semuanya berusaha menarik perhatian Anda. Media sosial dan segala kontennya berusaha mengalihkan perhatian Anda: gosip, isu politik, status baru di facebook saudara luar kota, hingga cerita tentang sepatu baru kawan sekantor yang tengah berlibur.

Alexandra Samuel, seorang social media expert, yang sebenarnya berlatar belakang doktor ilmu politik dari Harvard University, mengingatkan pentingnya pemanfaatan teknologi secara cerdas agar Anda bisa meraih kesuksesan di dunia digital. Dalam bukunya yang baru terbit (Mei 2015), Work Smarter with Social Media, Alexandra juga mengingatkan, jika Anda menggunakan semua media sosial, Anda akan terserat ke dalam digital overload.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bekerja lebih cerdas, yang dipakai untuk judul buku ini, mempunyai makna bagaimana kita dapat memanfaatkan digital tools yang beragam itu agar terfokus pada sasaran atau target dan relationship yang terpenting bagi diri Anda. Jangan biarkan diri Anda kewalahan atau terperangkap dalam digital overload lantaran menampung banjir informasi dari berbagai arah. Kapasitas kita untuk menampung informasi begitu terbatas, jangan biarkan semua informasi masuk ke dalam ‘bak’ yang Anda miliki.

Pilihannya, menurut Alexandra, ialah berpikir dan bertindak lebih cerdas mengenai apa yang ingin Anda kelola dan yang ingin Anda selesaikan. Jangan biarkan Anda menjadi tawanan berbagai peranti lunak yang semula dimaksudkan untuk memudahkan hidup kita.

Alexandra menyarikan pelajaran dari pengalaman orang-orang yang berhasil mewujudkan impian mereka karena mampu memanfaatkan media sosial secara cerdas untuk menemukan pasar mereka. Mereka ini, kata Alexandra, memanfaatkan media sosial lebih dari sekedar menghubungkan dengan orang lain, tapi membantu untuk saling belajar dan berkolaborasi. Mereka menyerap umpan balik dari pelanggan melalui media sosial. Mereka menemukan kekuatan media sosial untuk melakukan apa yang mereka inginkan dalam mewujudkan impian mereka.

Alexandra memberi beberapa kiat praktis, seperti fokuskan perhatian pada pesan-pesan email yang paling penting, jalin hubungan profesional yang dapat memajukan karier Anda dengan memakai Twitter dan LinkedIn, tingkatkan visibilitas profesional Anda dengan media sosial tertentu misalnya HootSuite, jaga agar karya terpenting Anda berada di pusat perhatian dalam sistem digital, integrasikan alat-alat ini sehingga saling memperkuat, dan jadikan media sosial ini lebih digdaya dengan saling menunjang.

Jejaring sosial dibangun di atas landasan berbagi (sharing) dan kolaborasi. Lucunya, kata Alexandra, berbagai platform yang dirancang untuk sosial ini banyak berubah menjadi peranti produktivitas yang bersifat personal. Padahal, Evernote, Dropbox, Google Drive, dan juga Facebook maupun Twitter potensial untuk berbagi dan berkolaborasi—potensi inilah yang masih harus didorong agar media sosial jadi lebih bermanfaat ketimbang hanya membicarakan gosip.

Terlebih lagi bila kita bekerja dalam jarak yang relatif jauh dari kantor, jarang menghadiri rapat tatap muka, lebih banyak bekerja mandiri, maka kita akan cenderung terisolasi secara personal maupun psikologis. Kita dapat kehilangan momen pencerahan lewat pertukaran ide dan kolaborasi langsung dengan orang lain. Lantaran itu, menjadi sangat penting untuk menemukan cara agar kita bukan hanya terkoneksi dengan mitra atau klien, tetapi juga mampu bertukar ide, catatan, laporan, tulisan secara lebih intens, sehingga kolaborasi bisa terjadi.

Karya Alexandra ini menarik dalam konteks membantu kita menyiasati distraksi atau ‘efek pengalihan perhatian’ yang ditimbulkan oleh media sosial dan bahkan menjadikan media sosial sebagai sarana untuk meningkatkan kapasitas kita dalam berbagi dan berkolaborasi dalam hal-hal yang positif-produktif. Karya ini melengkapi buku Alexandra sebelumnya, Work Smarter with LinkedIn. ***

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Sabtu, 27 April 2024 14:25 WIB

Bingkai Kehidupan

Oleh: Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Sabtu, 27 April 2024 06:23 WIB

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Sabtu, 27 April 2024 14:25 WIB

Bingkai Kehidupan

Oleh: Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Sabtu, 27 April 2024 06:23 WIB