x

Iklan

Ipul Gassing

Pemilik blog daenggassing.com yang senang menulis apa saja. Penikmat pantai yang hobi memotret dan rajin menggambar
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

3 Hal Tentang Bahasa di Kota Makassar

Petunjuk agar Anda tidak salah paham ketika mendengar orang di Makassar mengobrol

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Salah satu hal yang menyenangkan dari traveling atau berjalan ke tempat baru adalah kesempatan untuk bertemu, berinteraksi dan mencicipi budaya baru. Budaya-budaya yang kadang berbeda jauh dengan budaya kita sehari-hari tentunya menarik karena membuka wawasan kita betapa kaya dan beragamnya kehidupan manusia.

Salah satu bagian budaya yang sering ditemui dari tempat-tempat baru adalah tentang bahasa. Mengunjungi tempat baru berarti bertemu dengan bahasa-bahasa baru yang kadang menimbulkan keseruan, kebingungan atau kadang hanya sekadar kegelian.

Makassar sebagai bagian dari Sulawesi Selatan juga memberikan pengalaman berbeda soal bahasa bagi mereka yang baru pertama kali datang ke kota di jaziran Sulawesi ini. Makassar adalah tempat bertemunya jutaan orang dengan latar yang berbeda, masing-masing datang dengan bahasa yang mereka bawa dari tempat asli mereka. Sulawesi Selatan sendiri adalah provinsi dengan 3 suku besar; Bugis, Makassar dan Toraja. Ketiganya punya bahasa sangat berbeda dan masing-masing punya sub suku yang tidak jarang juga punya bahasa berbeda. Perbedaan inilah yang kemudian disatukan dengan bahasa Indonesia yang tetap membawa pengaruh bahasa daerah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Akulturasi budaya yang beragam ini membuat bahasa Indonesia orang Sulawesi Selatan menjadi sangat kaya. Kadang kala para pendatangpun menemukan kebingungan di sana, menemukan kata atau bahkan hanya partikel yang membuat mereka mengernyitkan dahi karena tidak mengerti.

Nah, buat Anda yang belum pernah berkunjung ke Sulawesi Selatan atau ke Makassar, ini ada sedikit petunjuk tentang hal-hal dasar tentang bahasa yang mungkin membingungkan Anda.

1. Di Makassar Tidak Ada “Aku”.

Ini memang salah satu ciri khas dalam percakapan orang di Makassar dan Sulawesi Selatan pada umumnya. Orang Sulawesi Selatan terbiasa menyebut orang pertama tunggal dengan kata “saya”, alih-alih dengan “aku”.

Bagi orang Jawa, kata “saya” mungkin akan terkesan sangat kaku dan baku sehingga kurang nyaman digunakan untuk percakapan sehari-hari. Tapi, bagi kami kata “aku” justru terkesan arogan dan tidak nyaman. Makanya, jangan heran kalau Anda akan lebih sering (atau bahkan selalu) mendengar kami menyebut diri sendiri dengan “saya” dan bukan “aku”.

Jadi jangan heran ya kalau ke Makassar Anda akan sulit menemukan “Aku”.

2. “Kita” tidak selamanya berarti orang kedua jamak.

Jadi kalau Anda sempat berkunjung ke Makassar, lalu bertemu dengan seseorang yang kemudian bertanya, “Malam ini kita’ mau tidur di mana?” jangan langsung emosi. Mungkin dalam hati Anda akan bertanya-tanya, “Ini orang, baru kenal sudah ngajak tidur.” Nah, sebelum salah paham bertambah panjang, saya coba jelaskan ya.

Kata “kita” (dengan tekanan di akhir kata) bagi orang Makassar bukan hanya berarti orang kedua jamak, tapi juga sebagai pengganti orang kedua tunggal yang lebih halus dari “kamu” atau lebih lentur dari kata “Anda” yang terkesan kaku. Kata “kita” sama dengan “panjenengan” atau “sampeyan” bagi orang Jawa. Kami menggunakan kata “kita” saat berbicara dengan orang yang lebih tua, yang lebih dihormati atau yang baru dikenal.

Tapi ingat ya, kami juga tetap menggunakan “kita” sebagai pengganti orang kedua jamak. Dengar baik-baik akhirannya, kalau “kita” seperti dihentak di akhir kata berarti itu untuk pengganti “kamu” atau “Anda”. Kalau “kita” diucapkan seperti biasa saja maka itu berarti pengganti orang kedua jamak, seperti kata “kita” pada umumnya.

3. Banyak Mi di Makassar.

Mi yang dimaksud di sini bukan makanan yang terbuat dari tepung dan berbentuk pipih panjang dari tanah Tiongkok ya. Mi di sini adalah partikel yang diucapkan di akhir sebuah kata. Contohnya; ambilmi, besarmi, pulangmi.

Ada banyak macam partikel kata yang digunakan orang Sulawesi Selatan, tapi yang paling populer dan paling sering digunakan adalah partikel mi seperti contoh di atas. Partikel mi digunakan untuk menunjukkan penegasan tentang kata di depannya bahwa kegiatan tersebut telah terlaksana atau boleh dilaksanakan. Fungsi lainnya menegaskan bahwa sesuatu itu telah terjadi. Contohnya: Ambilmi (ambil saja), besarmi (sudah besar), sembuhmi (sudah sembuh).

Itu baru satu partikel, kita belum membahas partikel lain seperti pi, ji, ki. Saya akan membahasnya di lain waktu. Setidaknya Anda sekarang sudah mengenal satu partikel yang paling sering dipakai oleh kami orang Sulawesi Selatan.

Setidaknya itu dulu, 3 petunjuk dasar sebelum Anda berkunjung ke Makassar agar tidak ada kesalahapahaman yang mungkin membuat Anda tidak nyaman.

Ikuti tulisan menarik Ipul Gassing lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu