x

Iklan

Rasyid Irham Yamin

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Taman Kota Sebagai Alternatif Tempat Belajar: Why Not?

Meskipun taman kota selayaknya menjadi sarana rekreasi, ada fungsi lain yang menarik bagi para pelajar.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Di tengah ramainya sekumpulan anak muda yang sedang asyik saling memotret, beberapa pasangan yang sedang pacaran, dan beberapa orang lainnya yang sedang menikmati pemandangan Taman Ayodya, seorang perempuan muda tidak dalam suasana yang sama. Ia sibuk menulis dan mempelajari soal-soal tugas yang Ia bawa dari rumah, sambil duduk menyelonjorkan kedua kakinya di salah satu sudut taman tersebut. 

Perempuan muda tersebut bernama Fitri, seorang mahasiswi D3 Akademi Keperawatan di Ciledug, Kota Tangerang. Meskipun Taman Ayodya terletak cukup jauh dari tempat tinggalnya, Ia tidak keberatan jauh-jauh ke taman tersebut. “Taman ini rindang dan pemandangannya enak sebagai tempat belajar,” ujar Fitri. Fitri menambahkan, Ia biasa ke Taman Ayodya untuk mengerjakan tugas sambil menunggu temannya yang sedang beribadah di Gereja Katolik Santo Yohanes, yang letaknya bersebelahan dengan Taman Ayodya.

Apa yang Fitri ungkapkan ada benarnya. Taman Ayodya penuh dengan pepohonan yang tertata rapi di bagian terluarnya. Sedangkan di bagian dalamnya ada beberapa tumbuhan yang lebih kecil, seperti bunga-bunga dan juga rerumputan hijau. Kemudian, ada kolam dengan air mancur di tengah taman tersebut, meskipun saat ini air mancurnya tidak berfungsi. Hanya saja, Fitri juga menyoroti bahwa Taman Ayodya masih kurang tumbuhan yang tinggi. “Taman ini bisa lebih adem jika lebih banyak tumbuhan yang tinggi, bukan yang pendek-pendek saja,” ucapnya sambil menunjuk beberapa bunga yang berada di depannya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Fitri bukan satu-satunya yang senang belajar di Taman Ayodya. Menurut keterangan salah satu pekerja harian lepas kebersihan Taman Ayodya, Harsono, banyak anak muda yang juga menggunakan Taman Ayodya sebagai tempat belajar. Harsono berujar, “Biasanya, ada saja anak muda yang (penampilannya) seperti mahasiswa sedang belajar di taman ini. Setidaknya saya melihat 2-3 hari dari setiap minggu ada saja yang sedang belajar di sini.”

Harsono juga menambahkan terkadang para anak muda ini datang berkelompok ke Taman Ayodya. “Mereka ini sering juga berkumpul dan menggunakan sawung. Rame-rame. Kalau yang saya lihat sih biasanya mereka sedang berdiskusi dan belajar,” ujar Harsono. Menurut Harsono, mereka menggunakan sawung sebagai tempat belajar karena sawung yang jumlahnya ada dua di taman itu cukup luas dan bersih. “Kami membersihkan sawung itu setiap pagi,” ungkap Harsono. Belum lagi adanya fasilitas lain seperti toilet.

Keberadaan Taman Ayodya ini tidak terlepas dari jasa mantan Wali Kota Jakarta periode sebelumnya, Fauzi Bowo. Pada tahun 2009, Fauzi Bowo berinisiatif mengubah daerah yang tadinya merupakan sentra pedagang ikan hias dan penjual bunga di ujung Jalan Barito ini menjadi taman kota. Seperti pengalihan fungsi lahan yang sudah-sudah, selalu ada drama di dalam prosesnya. Setelah negosiasi mandek, para pedagang ikan hias dan penjual bunga akhirnya harus rela digusur paksa oleh pemerintah kota DKI Jakarta. Pemerintah Kota DKI Jakarta kemudian membangun Taman Ayodya di atas lahan seluas 7.500 meter persegi, dan Fauzi Bowo sendiri yang meresmikan taman ini pada Maret 2009.

Meskpun demikian, Taman Ayodya tidak serta merta berubah menjadi taman kota yang rindang seperti yang Fauzi Bowo impikan. Taman ini sempat bernasib sama seperti taman lain pada umumnya, yaitu kurang terawat dan pedagang kaki lima yang berseliweran di taman. Namun, pada awal tahun ini para PKL tersebut diusir dari Taman Ayodya, meskipun masih ada sebagian yang bertempat di luar taman tersebut. “Awal tahun ini diberesin dan dirapikan, jadinya lebih bersih sekarang tamannya,” ujar Harsono.

Keberadaan taman kota yang rapi, asri, dan rindang ini sangat menolong Fitri. Bahkan, Ia menambahkan, seharusnya pemerintah membangun lebih banyak taman kota, terutama di dekat sekolah. Fitri berujar, “Kalau taman-taman seperti ini dibangun dengan benar dan dekat dengan sekolah, akan ada yang belajar di sana. Kenapa tidak? Kalau ada orang-orang yang belajar di kafe karena suasananya, taman ini juga bisa memberikan suasana yang enak.” Fitri juga berharap suatu saat nanti akan ada taman di dekat akademi keperawatan tempat Ia belajar.

Pemandangan anak-anak muda yang sedang berkumpul, berdiskusi, dan belajar di taman kota tentunya akan enak dipandang. Meskipun tempat belajar adalah preferensi masing-masing orang, taman kota layak dipilih menjadi salah satu alternatif tempat belajar.

Ikuti tulisan menarik Rasyid Irham Yamin lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

10 Mei 2016

Oleh: Wahyu Kurniawan

Kamis, 2 Mei 2024 08:36 WIB

Terkini

Terpopuler

10 Mei 2016

Oleh: Wahyu Kurniawan

Kamis, 2 Mei 2024 08:36 WIB