Ribuan Hektar Hutan Gambut Jambi Terbakar

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Lingkungan Hidup

Jambi-Dalam kurun waktu satu sebulan, Agustus 2015, tidak kurang dari 9.891 hektar lahan hutan di Jambi rusak, karena terbakar. Dampak dari Kebakaran tersebut, telah menimbul kan kerugian Rp 716 miliar.

Satelit Lansat 8 yang diolah Divisi Pemetaan Komunitas Konservasi Indonesia Warsi, mengung kapkan. Sejak 20 Juli, hingga 20 Agustus 2015. Telah terjadi kerusakan hutan, karena terbakar, seluas 9.149 hektar. Umumnya, hal ini terjadi di Kabupaten Muaro Jambi dan Tanjung Jabung Timur," ujar Rudi Syaf, Manajer Komunikasi KKI Warsi, kepada wartawan, di Jambi.

Berdasarkanhasil pemantauan dari BMKG, jumlah titik api di Provinsi Jambi terda pat pada wilayah Kabupaten ; Batanghari, Muarabulian 2 titik. Mera ngin, Bangko 3 titik. Muarojambi (Kumpeh 32 titik.) Muarojambi (Sekernan 3 titik ) Sarolangun (Limun) 1 titik. Sarolangun (Pauh 4 titik.) Sarolangun 2 titik. Tanjab Barat (Tung kal Ilir 2 titik.) Tanjab Timur (Muara Sabak 13 titik.) Tanjab Timur (Nipah Panjang 25 titik.) Tebo Ulu 1 titik.

Selain di areal kebun masyarakat dan pertanian, kebakaran terjadi dalam kawasan hutan produksi, hutan lindung gambut, taman hutan raya, dan taman nasional. Api juga tumbuh di tujuh perkebunan sawit skala besar seluas 1.323 hektar meliputi areal PT Kaswari Unggul, PT Agro Tumbuh Gemilang Abadi, PT Bumi Andalas, PT Puri Hijau Lestari, PT Era Sakti Wira Fores tama, PT Bara Eka Prima, dan PT Bina Makmur Bestari. Sementara areal tanaman industri yang terbakar 740 hektar pada konsesi PT Dyera Hutani Lestari dan PT Wira Karya Sakti.

Dampak dari Kebakaran tersebut, menurut dokumen Studi Valuasi Kebakaran KKI Warsi dan Institut Pertanian Bogor, telah menimbulkan kerugian Rp 716 miliar. Hal itu dihitung dari keru gian pencemaran udara, kerugian ekologi, kerugian ekonomi, kerusakan tidak ternilai, dan biaya pemulihan kondisi lingkungan.

Dari keterangan yang dihimpun menyebutkan, tentang bencana kabut asap, dari kebakaran lahan hutan itu selalu berulang setiap tahunnya, karena masih lemahnya penegakan hukum dan minimnya komitmen para pihak dalam mengamankan dan menjaga lahan gambut, dari dampak kebakaran.

Hingga Rabu (02/9), kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan masih melanda di Provinsi Jambi. Jarak pandang menjadi lebih kurang 300 meter sejak pukul 07.30 hingga pukul 10.00. Kondisi ini sangat mengganggu aktivitas masyarakat, teruta ma di luar rumah. Termasuk bebera pa kabupaten/ kota sudah meliburkan anak- anak bersekolah, guna menghindari serangan penyakit Inspeksi Saluran Pernapa san Akut (ISPA.)

Di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Bupati Drs.H.Usman Ermulan,MM mengajak Dinas Kesehatan Tanjab Barat, turun kejalan, membagikan masker gratis, kepada pengendara dan pengguna jalan yang melintas di depan Kantor Bupati Jalan Jend ral Sudirman Kuala Tungkal. Hal itu berlangsung, hingga berita ini diturunkan.

Kegiatan tersebut disambut antusias oleh pengendara. Ribuan masker yang diba gikan-pun habis dalam sekejap. Menurut Bupati Usman Ermulan, kepada Majalah Forum, disela-sela aksinya mengatakan, “ kegiatan ini kemungkinan akan kita teruskan, hingga kabut asap reda.

Mengingat kondisi kabut asap yang menyelimuti kota Kuala Tungkal, semakin men ngkat, dari sebelumnya. Untuk itu kita berharap, dengan aksi ini (Membagi-bagi kan Masker-Red) dapat membantu masyarakat terhindar dari ISPA dan sesak napas,”harap Bupati Tanjung Jabung Barat.

Menurut Evi. Kepala BLH Kota Jambi mengatakan, saat ini Indeks Standar Pence mar Udara (ISPU) mencapai 175 dengan kategori tidak sehat."Kita harus akui tahun ini paling parah, karena tahun sebelumnya angka ISPU tidak pernah 175. Ini harus diwaspadai. Apalagi jumlah penyakit ISPA dialami warga kian bertambah," katanya.

Data dari dinas Kesehatan Kota Jambi menyebutkan bahwa, jumlah kasus ISPA pada Juli 2015 mencapai 6.621 dan hingga minggu ke 3 bulan Agustus 2015 meningkat, hingga men capai 7.644. "Jumlah kasus ISPA terbanyak di puskesmas Talang Bakung 202 kasus dan Puskesmas Olak Kemang 190 serta, puskesmas Putri Ayu sebanyak 170 kasus," jelas Evi.

Sementara itu, juga diperoleh keterangan, tentang Badan Lingkungan Hidup Dae rah (BLHD) Provinsi Jambi tidak memiliki alat pendeteksi ISPU (Indeks Standar Pencemar Udara).Padahal Provinsi Jambi tergolong wilayah langganan penyumba ng asap di Pulau Sumatera. Apa masalah nya, hingga itu terjadi …?

Menurut Kepala Bidang Pengendalian kerusakan dan Pencemaran Lingkungan BLHD Provinsi Jambi, Ardi mengatakan kepada wartawan bahwa, Alat pengukur ISPU milik BLHD Provinsi Jambi itu sebenarnya ada. Namun bantuan yang diberikan oleh Singapura yang terpasang di belakang kantor BLHD Provinsi Jambi sudah tidak berfungsi, karena sudah dua tahun rusak.

Pihaknya sudah berupaya meminta bantuan dari Kementrian LH, namun hingga saat ini belum ada tanggapan. “Alat kita ada, tetapi rusak, tidak berfungsi. Dari Kementrian LH sejauh ini hanya menjanjikan saja, belum juga direalisasikan, “Ungkap Ardi.

Belum diketahui secara pasti, apa alasannya, pengajuan alat ISPU untuk Jambi itu belum dikabul kan. Dengan demikian maka, untuk sementara, BLHD Provinsi Jambi harus berkoordinasi deng an pihak BMKG, guna mengetahui data ISPU. “ Sebenar nya, masalah peralatan ISPU ini dinilai sangat penting bagi BLHD Provinsi Jambi. Namun apa alasan Kementrian LH belum merealisasi kan bantuan itu, termasuk katanya mau memberikan bantuan alat ISPU dan Mobile untuk ditem patkan di wilayah Jambi, ungkap Ardi.(Djohan) Jambi

Bagikan Artikel Ini
img-content
Djohan

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler