x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Akrabilah Beragam Pikiran, Jangan Menghindar

Membuka diri untuk bertemu dengan orang-orang berbeda pandangan akan memperkaya perspektif Anda.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Mengapa seseorang lebih kreatif dibandingkan yang lain? Mengapa seseorang mampu menemukan sesuatu yang tidak terduga, yang membuat banyak orang terperangah: "Wooww, mengapa bisa begitu ya? Mengapa saya tidak terpikir?"

Kunci keberhasilan inovator kreatif, kata Hal Gregersen, guru besar manajemen di INSEAD, Prancis, dan kawan-kawan, terletak pada apa yang disebut ‘discovery skills’. Ini adalah sejenis keterampilan dalam ‘menemukan’ (to discover) sesuatu. Orang-orang inovatif ini menghabiskan 50% lebih banyak waktu mereka untuk kegiatan penemuan (discovery) dibandingkan dengan CEO yang tidak punya rekam-jejak inovasi.

Gregersen memilah discovery skill ke dalam lima jenis, yaitu associating, observing, experimenting, questioning, dan networking. Seorang entrepreneur sukses, kata Gregersen, tidak harus menguasai kelima keterampilan itu. Jeff Bezos, pendiri Amazon.com, hebat dalam bereksperimen, sedangkan mendiang Steve Jobs kuat dalam asosiasi. Sementara itu, Marc Benioff, pendiri Salesforce.com, kuat dalam ‘networking’.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dari risetnya, Gregersen menemukan bahwa discovery skill’ tersebut bukan sekedar keterampilan, tapi sudah menjadi ‘habit’ dan bahkan ‘way of life’ para inovator tersebut. Beragam keterampilan ini membentuk apa yang disebut oleh Gregersen dan sejawatnya sebagai DNA inovator.

Tentang networking, misalnya. Biasanya, jika kita berpikir tentang networking, kita memikirkannya dalam pengertian pekerjaan, karier, atau kehidupan sosial. Harap maklum, maknanya jadi lain bila kita berbicara kreativitas. Para inovator, kata Gregersen, berusaha menemukan orang-orang yang berbeda, yang berlawanan dengan diri mereka. Mereka mengajak orang-orang itu berbicara untuk mendapatkan ide-ide yang betul-betul menantang ide-ide mereka sendiri.

Para entrepreneur kreatif dan inovatif mencari orang-orang yang “sama sekali berbeda dalam hal perspektif” dan membahas secara teratur ide-ide dan opsi-opsi bersama mereka “untuk memperoleh sudut pandang divergen.” Mereka tidak mempedulikan perbedaan gender, usia, dan sebagainya.

Contohnya David Neeleman, pendiri JetBlue Airways dan kemudian CEO Azul Airlines di Brasil. Suatu ketika, Neeleman mengobrol dengan karyawannya yang merasa frustrasi karena harus membawa tiket-tiket kertas untuk diserahkan kepada penumpang. Percakapan ini mendatangkan gagasan untuk menciptakan e-ticketing.

Para inovator menghabiskan banyak waktu dan energi untuk menemukan dan menguji berbagai gagasan melalui jaringan individu yang beragam latar belakang maupun perspektifnya. Bahkan mereka berusaha berbicara dengan orang-orang yang mungkin menawarkan pandangan yang sangat berbeda.

Keterampilan itu dapat dilatih dan diasah; bagaimana melakukannya? Bertindaklah seperti anak kecil, begitu nasihat Gregersen. Tentu saja, tidak mungkin 100 persen begitu terus. Itu absurd. “Kita orang dewasa dan kita harus menjalankan bisnis,” kata Gregersen. Jadi? “Cukup dengan 20 hingga 25% dari waktu kita, bertindaklah seperti anak berusia empat tahun lagi.”

Mengapa Gregersen memberi nasihat seperti itu? Sebab, seluruh keterampilan ini dilakukan oleh anak berumur empar tahun. Mereka selalu mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mengobservasi secara intensif, dan berbicara dengan siapa saja tanpa rasa takut. Kita semua melakukan hal-hal seperti ini. Sayangnya, sekolah dan sistem perusahaan secara konsisten mengatakan, “Jangan lakukan itu, berhentilah melakukan ini.” Hasilnya, kita kehilangan sebagian kapasitas kreatif yang kita bawa sejak lahir. (sumber ilustrasi: mconnex.engin.umich.edu) ***

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

17 jam lalu

Terpopuler