x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Pesona Empu Kimia dalam Kitab Para Pendongeng

Pesona kimia begitu mengesankan terutama karena unsur kekuasaan yang tersembunyi di balik penampakannya yang sederhana.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kimia bukanlah penemuan era modern. Selama berabad-abad, kimia telah menjadi bagian dari kebudayaan—beragam kebudayaan. Timur maupun Barat. Di manapun, kimia didasarkan atas dua prinsip fundamental: eksoteris-natural dan esoteris-spiritual. Di dalamnya berbaur dua dunia: mikrokosmos dan makrokosmos. Batu dan logam.

Dalam dongeng mashur J.K. Rowling, Harry Potter and the Philosopher’s Stone, dikisahkan upaya Harry untuk mencegah ‘yang tak boleh disebut namanya’ Voldemort untuk memperoleh batu legendaris yang ‘diciptakan oleh’ Nicolas Flamel. Batu ini mampu mengubah logam apapun menjadi emas dan menciptakan hidup abadi bagi pemiliknya.

Betapa kimia begitu menarik, bagi awam sekalipun, dapat dilihat sekilas dari cetak ulang The Book of Aquarius: Alchemy and the Philospher’s Stone yang terbit pada 2011. Buku ini semula muncul di sebuah website dan dikirim oleh orang tak dikenal. Begitu diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman dan diterbitkan, buku ini segera disambut oleh pembacanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sambutan itu barangkali karena pesona kalimat pembukanya: “Batu Filosof ini nyata; kamu bisa membuatnya di rumah. Batu ini membuat orang tua jadi muda, menyembuhkan segala macam kesakitan dan penyakit, memperpanjang usia, mengubah logam apapun jadi emas, dan banyak lagi, sebagaimana akan engkau pelajari. Ini bukan metafor atau mitos, ini fakta.”

Orang mengasosiasikan kimia dengan sesuatu yang dahsyat dan seketika. Dalam edisi Desember 2013, majalah Scientific American menurunkan laporan utama tentang superkomputer dengan judul ‘The New Alchemists’. Begitu banyak buku baru yang mencantumkan kimia pada sampulnya: The Alchemist’s Kitchen, The Path of Alchemy: Energetic Healing and the World of Natural Magic, hingga Music as Alchemy. Kimia. Kimia.

Dan kini, Theodore Ziolkowski, seorang pakar kesastraan, menerbitkan karya terbarunya yang menggoda: The Alchemist in Literature: From Dante to the Present. Setelah karya terdahulunya, Lure of the Arcane: The Literature of Cult and Conspiracy—yang melacak karya-karya tentang pemujaan, ordo, kelompok rahasia, Ziolkowski seolah berkehendak memuaskan rasa penasaran banyak orang tentang peran kimia.

Di lorong-lorong gelap sejarah manusia, kimia memainkan peran begitu penting karena kerahasiaannya: seorang raja tak mengetahui gelas minumannya beracun atau tidak hingga ia meneguk isinya. Tapi, dalam karyanya ini, Ziolkowski lebih berbicara ihwal sosok empu kimia (alchemist) di dalam karya sastra Barat, dimulai dari kemunculannya yang pertama dalam Lingkaran Kedelapan dalam Inferno Dante.

Sejak awal mula, kimia mencakup dua sisi: eksoteris (transmutasi logam dasar menjadi emas) dan esoteris atau spekulatif (transformasi spiritual sang ahli kimia yang telah mampu mencapai tataran keilmuan tertentu). Selama berabad-abad, ketika keyakinan eksoteris masih kuat dan dieksploitasi oleh banyak penipu, para penulis memerlakukan ahli kimia dengan sikap mengejek. Hingga kemudian, keyakinan itu melemah seiring bangunnya Barat dari tidur panjangnya di era Renaisans. Ketika sains abad ke-18 menggerogoti hampir sepenuhnya ‘kimia lama’, figur empu kimia mulai muncul lagi dalam sastra—kini sebagai pahlawan atau spirit yang memperjuangkan keluhuran.

Kimia, kemudian, jadi bagian yang sukar dipisahkan dari pengisahan oleh para penulis modern. Pendulum Foucault, karta Umberto Eco, penuh dengan referensi esoteris kepada Kabbalah, kimia, dan teori konspirasi. Thomas Malory menggunakan kimia sebagai motif yang mendasari perkembangan pribadi, psikologi, maupun estetis Sir Gareth dari Orkney dalam Le Morte d’Arthur. Dalam The Alchemist Paulo Coelho, Santiago belajar tentang legenda personal kepada seorang empu kimia.

Pesona kimia begitu mengesankan terutama karena unsur kekuasaan yang tersembunyi dan kekuatan magis di balik penampakannya yang terlihat sederhana. Bagi mereka yang percaya, kimia adalah ‘pelangi yang menjembatani jurang yang membentang di antara tataran duniawi dan ukhrawi, antara materi dan spirit’. (sumber ilustrasi: octocheung.com)***

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu