x

Iklan

Taufik AAS P

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Mengenang Andi Muh Yusuf Burhanuddin, Jurnalis Inspiratif

Inmemoriam Tando

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Selasa, 20 Oktober 2015, sekitar jam 16. 20, kawan Sam (sapan untuk Samsuddin, jurnalis yang kini jadi komisioner di Panwaslu Mamuju Utara) menelpon, membangun saya yang memang lagi keterlaluan tidur siangnya.

Dari seberang suara Sam mengabarkan berita yang tidak terduga.

“Pak …, ada telepon dari Enis, katanya Tando (sapaan untuk Andi Muh Yusuf Burhanuddin, red)  meninggal, ia ditabrak mobil. Coba kita cek …”

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mengusap mata, melongo dan terperangah. Saya mencoba hubungi kawan Jamal, wartawan mingguan Semangat Pagi.

“Pak Jamal, katanya Tando meninggal …”

“Iyye pak, kami sekarang sedang menuju ke sana (mungkin ke lokasi dimana Tando meninggal, red) …”

Masih dalam susana kebingungan, benarkan Tando dipanggil oleh Sang Khalik. Ardi Jafar, wartawan mingguan logis dan contributor lensasulawesi.com datang mengabarkan.

“Pak …, Tando meninggal ditabrak mobil katanya …”

Beberapa menit setelah Ardi berlalu dari tempat saya, senior kami Adam Kawilarang, Direktur Sparta FM, Pasangkayu, menelpon.

“Tando meninggal … Aihh, sedih sekali kurasa ini. Itu anak telah pergi meninggalkan kita…”

Innalillahi Wainna Ilaihi Rojiun

One must be die – seseorang pasti mati. Itulah takdir manusia yang tidak pernah ada yang bisa menawarnya.

--------000-------

 

Melintas sejumlah kenangan kebersamaan dengan Andi Muh Yusuf Burhanuddin ketika ia masih banyak berkarier di Mamuju Utara. Ia adalah pribadi yang lugu, kreatif dan multi talenta dalam dunia jurnalis.

Mewaris ayahnya, Burhanuddin Amin, salah seorang wartawan senior yang cukup dikenal di Sulawesi Selatan, Tando adalah wartawan yang ulet penuh inspirasi. Rajin menulis dan giat berkreasi.

Selain menjadi perwakilan Indonesia Pos, Koran milik bapaknya, ia juga terus bekerja mengembangkan medianya sendiri, Utusan Pasangkayu dan di akhir-akhir hidupnya ia bergiat di Mamuju Tengah (Mateng) dengan Koran barunya, Mateng Pos.

Meskipun Tando adalah penulis berita yang kadang mencampurkan perasaan dalam tulisan, hingga berita lempang-nya bercampur opini. Namun ia adalah penulis berita tercepat yang pernah saya liat dari sekian banyak wartawan di Mamuju Utara. Ia juga tidak pernah menyimpan bahan berita dalam block note-nya, melainkan lansung dituangkan di notebook Lenovo miliknya.

Tando juga adalah penulis artikel yang giat, ia banyak menulis di Indonesiana, blog jurnalis warga yang disiapkan oleh kompas.com. Di sana di akun miliknya, ia banyak menulis tentang berbagai banyak hal terkait masalah sosial dan kritik ketimpangan pembangunan.

Pada media social (medsos) khusunya facebook, Tando adalah pemilik akun yang banyak. Ia juga berkreasi membuat sejumlah group-group facebook  menggunakan lebel Mamuju Utara. Hingga sekarang group itu masih aktif dan mendapat member hingga puluhan ribu fesbuker.

Group-group facebook Andi Muh Yusuf  itu kini menjadi tempat paling digemari dalam mengkampanyekan kandidat dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) Matra di tahun 2015 ini.

Ini adalah amal jariah bagi bagi dirinya, bila group facebook itu dimanfaatkan untuk kebaikan dan dosa besar bagi yang menyalagunakannnya.

Pada medsos facebook juga, Tando banyak melontarkan kritik-kritik tajam yang membuat kuping bisa merah. Tidak terkecuali rekan-rekan jurnalisnyapun kadang diserempet olehnya. Namun itulah Tando, sangat fenomenal, memiliki cirinya tersendiri dalam melakoni profesi sebagai wartawan.

Selain kreatif dalam berwartawan, Andi Muh Yusuf  juga adalah pribadi yang tertib administrasi. Dokumen-dokumen kelengkapan administrasi perusahaan media yang dikelolanya  sangat sesuai dengan prosedur.

Dialah yang pertama menerima syarat dari diberlakukannya Standar Operasional Prosedur (SOP) dari Pemerintah Kabupaten Matra, terkait kelengkapan administrasi dan dokumen perusahaan pers yang akan mengikat kerja sama dengan pemerintah.

Itulah Tando, dibalik style cuek, apa adanya. Menggemari rokok merek Potenza dengan kopi hitam yang kental. Tetap saja sebagai sosok jurnalis yang memiliki banyak sisi dan mudah dikenal.

Selamat jalan, sahabat. Engkau telah mendahului teman-teman seprofesimu. Menantilah di  sana dengan damai.

Ikuti tulisan menarik Taufik AAS P lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler