x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Jaga Momentummu Agar tidak Kembali ke Titik Nol

Bagaimana agar kita terus melangkah, tidak menyerah di tengah jalan, tidak kehilangan semangat dan gairah, tidak putus asa, tidak dihantui kegagalan?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Mengayunkan langkah pertama untuk memulai sesuatu, proyek membuka perpustakaan umpamanya, seringkali tidak mudah. Dibutuhkan tekad, komitmen, energi, dan kemauan untuk bergerak dari posisi diam. Kita tahu ini sejenis kelembaman, tapi juga tahu bahwa kita harus melangkah, tapi alangkah sukarnya.

Tak kalah sukar ialah menjaga agar kita tetap melangkah saat proyek sudah berjalan. Ada kalanya kesukaran dalam mengatasi tantangan berat di tengah jalan membuat kita turun semangat. Malas datang menggoda. Mungkin pula hal-hal lain menarik perhatian, yang membuat kita berpaling. Atau ketika kesulitan tak kunjung teratasi, mulailah timbul keraguan: apakah jika terus melangkah, kita bakal berhasil?

Menjaga diri agar tetap berjalan atau berlari adalah menjaga momentum. Dalam Webster’s Dictionary disebutkan: momentum adalah kekuatan yang menjaga kelangsungan, keberlanjutan, maupun pertumbuhan kegiatan. Bayangkanlah kita tengah mengendarai sebuah mobil, dan kita tengah melaju dengan kecepatan tertentu ... Ketika mobil tiba-tiba melamban, momentumpun berkurang; ketika mobil berhenti, momentum pun hilang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Apa yang harus kita lakukan agar momentum tidak hilang? Bagaimana agar kita tetap bisa terus melangkah, tidak menyerah di tengah jalan, tidak kehilangan semangat dan gairah, tidak putus asa, tidak dihantui kegagalan?

Sejumlah empu manajemen dan psikologi menganjurkan sejumlah saran seperti ini:

Pertama, ingatlah visi dan misimu kembali. Tujuan yang sudah kamu tetapkan dapat menjadi pengingat kembali ketika lesu: apa tujuan kita melakukan semua ini? Tanpa tujuan yang punya makna, kita akan mudah terombang-ambing, beralih perhatian, dan bahkan enggan meneruskan langkah.

Kedua, apakah yang kamu lakukan itu yang kamu perlukan dan kamu sukai? Jika kita dapatkan keduanya—kita perlukan dan kita sukai—maka momentum akan cenderung terjaga. Begitu pula bila kita menyukai apa yang kita lakukan, momentum mungkin akan terjaga, meski kita perlu pula bertanya apakah ini kita perlukan?

Ketiga, tetaplah fokus. Di tengah jalan, kita mungkin berbuat kekeliruan yang bahkan membuat kita ragu: “perlukah ini diteruskan?” Sikap pesimistis perlu kita halau secepatnya begitu ia menghampiri agar kepercayaan diri tidak berkurang. Sikap pesimistis berpotensi muncul ketika datang kritik.

Keempat, kembangkan lingkungan yang mendukung. Kritik negatif yang mengguncang semangat bisa datang dari mana saja. Ia bagaikan angin yang siap merobohkanmu. Menciptakan lingkungan yang mendukung adalah cara untuk memelihara momentum kita. Caranya: ngobrol dengan orang-orang yang memberi dukungan dan berpikir positif, dengan orang-orang yang memberi masukan dengan tujuan baik, bukan untuk meruntuhkan semangat kita.

Kelima, bersyukurlah untuk setiap pencapaian yang kita peroleh, betapapun kecilnya kemajuan itu. Kita dapat menghargai diri untuk pencapaian kecil ini, tanpa harus menanti pencapaian besar. Tujuannya: agar kita tetap semangat melanjutkan perjalanan.

Keenam, bergeraklah terus. Begitu kita mencapai satu sasaran, segera bergerak menuju sasaran berikut. Ambillah jeda untuk evaluasi dan penyegaran diri, tapi jangan terlampau lama karena kita akan jadi lembam—sukar bergerak kembali. Jadi, manfaatkan momentum yang sudah kita pegang, jangan biarkan hilang karena kita beristirahat terlampau lama. ***

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu