x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Babak Baru Amazon: Dari Online Bookstore ke Toko Konvensional

Sukses di online, Jeff Bezos membuka toko buku konvensional Amazon Books. Apa targetnya?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

"A brand for a company is like a reputation for a person. You earn reputation by trying to do hard things well."
--Jeff Bezos (Pendiri dan CEO Amazon)

 

Jeff Bezos memancangkan babak baru dalam sejarah perusahaannya, Amazon, dengan membuka toko buku konvensional. Setelah 20 tahun bergelut dalam bisnis buku (dan produk lain) melalui jalur online, pembukaan toko buku Amazon Books di Seattle, Washington, AS, 3 November kemarin, tentu saja mengundang perhatian.

Banyak orang mungkin masih ingat bagaimana langkah Bezos membuka Amazon.com dua dasawarsa yang lalu telah mencemaskan banyak pemilik toko buku konvensional, karena pengunjung semakin sepi. Dan kini, Bezos malah membuka toko off-line.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Apa yang dimaui Bezos? Keinginan Bezos barangkali dapat diendus dari bagaimana toko Amazon Books ditata. Tidak semua buku yang diterbitkan penerbit akan ditampilkan di rak-rak toko. Buku yang dipajang dan dijual adalah buku yang memperoleh nilai bagus dari pembaca, ini yang penting, online. Datanya diambil dari pemesanan (pre-order), penjualan, maupun popularitas di situs Goodreads (yang sudah dibeli Amazon), serta penilaian kurator yang ditunjuk.

Di bawah buku yang dipajang diletakkan kartu ulasan (review card) yang memuat kutipan pendapat pembaca mengenai buku itu beserta peringkat yang diberikan (berapa bintang). Contoh kutipannya seperti ini: “It is one of the very few books (and I’ve read a lot!) where I was so completely engrossed in the character’s lives that I did tons of research afterwards.. It also inspired in me a ravenous interest in medieval history...”

Cara menjual buku seperti itu menunjukkan bahwa Amazon rupanya ingin membidik setidaknya tiga tujuan. Pertama, bahwa buku yang dijual adalah buku yang memperoleh respons bagus dari pembaca. Untuk buku yang betul-betul baru, kurator berperan dalam memberi penilaian. Ini memudahkan konsumen dalam memilih buku yang bagus sebab sudah ada rujukan dan rekomendasi.

Kedua, dengan hanya memajang buku-buku yang respons pasarnya bagus, Amazon dapat menekan volume stok buku di gudang. Di kebanyakan toko konvensional, banyak buku yang tidak terjual karena tidak menarik minat pembaca. Akibatnya, menumpuk di gudang dan menyibukkan pegawai saat harus mengirim balik kepada penerbit.

Ketiga, toko konvensional ini terintegrasi dengan online store atau Amazon.com. Toko ini sekaligus berperan sebagai teras atau pintu masuk. Setelah konsumen membeli buku secara off-line, mereka dapat diperkenalkan kepada produk-produk selain buku yang dijual di Amazon.com. Toko konvensional ini merupakan perluasan dari Amazon.com.

Mungkin saja Amazon dapat menangguk penghasilan lebih banyak dengan membuka toko konvensional, tapi lebih dari itu upaya ini akan mendongkrak brand Amazon. Langkah ini membuktikan sekali lagi bahwa sebagai pebisnis, Bezos selalu terdorong untuk melakukan inovasi agar posisinya di pasar dan industri tetap terjaga.

Tak kalah menarik ialah jika Amazon Books di Seattle ini sukses, Amazon akan membuka toko buku sejenis di kota-kota lain Amerika. Bisa jadi, langkah ini akan mendorong pecinta buku untuk kembali sering mengunjungi toko buku—tapi entah apakah langkah ini akan mendorong ‘bangunnya’ kembali toko-toko buku konvensional.

Yang jelas, memilih buku, membuka halaman-halaman buku dengan beraneka kertas dan ukuran, serta mencium aroma buku akan memberi pengalaman yang berbeda dengan membeli buku secara online, apa lagi membeli buku digital. Pecinta buku yang ingin segera membaca buku baru mungkin tak sabar menunggu kiriman datang lewat kurir Amazon.com. Mereka akan memilih segera mengunjungi Amazon Books untuk mendapatkannya. Membawa buku baru keluar dari toko bisa menjadi pengalaman menyenangkan. (sumber foto: amazon.com) ***

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler