x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Tak Mudah Jadi Pasangan Stephen Hawking

Jane merasa bahwa ia telah menikahi seorang pria yang secara fisik dan emosional bergantung kepada dirinya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Tidak cukup banyak buku tentang kehidupan ilmuwan mashur yang ditulis oleh orang terdekat—isteri atau suaminya. Salah satu buku yang mengesankan ialah biografi Marie Curie, perempuan peraih Nobel Fisika dan Kimia, yang ditulis oleh anaknya, Eve Curie. Kedekatan emosional di antara mereka begitu terasa.

Travelling to Infinity: My Life with Stephen Hawking ditulis oleh Jane dan berkisah tentang kehidupannya bersama mantan suaminya, astrofisikawan mashur Stephen Hawking. Orang-orang terdekat para jenius selalu memberi warna berbeda dalam kita melihat kehidupan si jenius dibandingkan dengan kacamata biografer lain. Apalagi Jane telah mengenal Stephen sedari remaja. “Ia punya mata yang bagus dan selera humor yang mengagumkan,” tulis Jane.

Jane berusaha jujur dalam mengisahkan hubungan dirinya dengan Stephen, meskipun tetap samar apakah ia sepenuhnya mencintai Stephen, atau ada bauran dari rasa kagum dan keinginan merawat ilmuwan ini. Hubungan Jane dan Stephen semakin dekat ketika Jane mengetahui bahwa mahasiswa Oxford ini mengidap sindroma yang sukar disembuhkan dan harapan hidupnya begitu pendek. Entah karena rasa sayang atau belas kasihan, ia semakin dekat dengan Stephen. “Dapatkah aku membantu dia menerima dirinya dan bahkan menemukan kebahagiaan, biarpun singkat?”

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dengan menerima Stephen sebagai suaminya, Jane berusaha menerima segala konsekuensinya. Meskipun, dengan nada kalimat yang terkesan agak mengeluh, Jane berkata: “Saya kehilangan seluruh ambisi saya sebelumnya, yang kini tidak penting lagi dibandingkan dengan tantangan di hadapan saya.”

Kondisi kesehatan fisik Stephen memang cenderung terus menurun karena penyakit saraf motoriknya, sedangkan kecerdasan intelektualnya semakin cemerlang. Di sisi lain, Jane merasa bahwa ia telah menikahi seorang pria yang secara fisik dan emosional bergantung kepada dirinya.

Begitu detail Jane mengisahkan hubungan mereka: mengenakan baju Stephen, menyuapinya, membawa Stephen menghadiri kuliah dengan bertumpu pada kursi roda, menjaganya dalam perjalanan ke tempat jauh, serta membesarkan ketiga anak mereka—Lucy, Timothy, dan Robert Hawking. Bahkan mungkin terlampau detail ketika saya, sebagai pembaca, ingin segera menemukan hal-hal lain dalam ceritanya.

Jane berbicara jujur ihwal suaminya dengan sikap hormat, juga tentang bagaimana mereka berusaha menghidupkan kehidupan biasa di tengah segala keanehan. Meskipun akhirnya mereka berpisah, Jane setidaknya telah memperlihatkan perannya sebagai pendamping masa-masa sukar Stephen dalam menapaki jenjang kariernya yang cemerlang hingga ke kursi profesor Lucasian. Jane telah menunjukkan keberanian, kasih sayang, dan komitmennya walaupun ia juga berkata, seakan curhat: “Aku kehilangan individualitasku.”

Ketika akhirnya mereka berpisah setelah 25 tahun hidup sebagai pasangan, Jane tetap memperlakukan Stephen dengan rasa hormat. Stephen menikah dengan perawatnya dan Jane dengan kenangan lamanya. ***

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler