x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Berpikir Beda, Bagaimana Mungkin?

Gunakan pengetahuan, ingatan, dan pengalaman dalam memandang suatu tantangan, dan temukan koneksi-koneksinya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

“In order for us to truly create and contribute to the world, we have to be able to connect countless dots, ....., to combine and recombine these pieces and build new castles.”

--Maria Popova

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mengapa sebagian orang mampu berpikir yang kebanyakan orang tidak memikirkannya? Dengan kata lain, mengapa sebagian orang sanggup berpikir berbeda dari kelaziman, keumuman, kejamakan? Pablo Picasso melukis dengan cara yang berbeda, begitu pula Vincent van Gogh. Budi Darma bercerita dengan cara yang berbeda, demikian pula Iwan Simatupang. Steve Jobs mewujudkan teknologi dengan cara yang berbeda, begitu pun Evan Williams dengan twitter-nya.

Cara yang berbeda itu menunjukkan bagaimana mereka berpikir, berimajinasi, dan memandang dunia sekeliling—persoalan, tantangan, kejumudan, dan sebagainya. Perbedaan itu tercipta berkat keunggulan yang mereka miliki dalam mengenali pola-pola suatu persoalan atau tantangan. Apa yang terlihat rumit di mata kebanyakan orang akan tampak lebih jelas di mata mereka. Mereka melihat adanya koneksi-koneksi yang bagi kebanyakan orang tak ada hubungannya sama sekali.

Kemampuan mereka dalam mengenali pola-pola itu terkait dengan kemampuan intelligent memory. Ini sebenarnya sintesis dari dua unsur pokok dalam pikiran manusia: kecerdasan (intelligence) dan ingatan (memory). Barry Gordon, salah satu otoritas terkemuka mengenai ingatan, mengatakan bahwa intelligent memory adalah kunci untuk membuka kemampuan kita memecahkan masalah, belajar dari pengalaman, membuat asosiasi dan koneksi, serta berinovasi.

Ingatan ini begitu berperan dalam hidup kita sehari-hari, seperti membantu kita menulis laporan yang rapi, memutuskan investasi mana yang diambil, merundingkan harga yang tepat dengan pemasok. Di dalam benak para kreator seperti Picasso dan nama-nama mashur tadi, ingatan jenis ini membuat mereka sanggup melihat sesuatu yang berbeda dibanding kebanyakan orang. Mereka melihat koneksi-koneksi di antara titik-titik sehingga mampu membangun sebuah mozaik.

Dalam bukunya, Intelligent Memory, Gordon menyebutkan tiga unsur penting dalam intelligent memory. Pertama, potongan-potongan memori. Ragamnya dapat berupa pengalaman, informasi, maupun pengetahuan. Kedua, koneksi-koneksi di antara berbagai potongan memori itu. Ketiga, proses mental dalam menggabungkan potongan memori itu sehingga melahirkan pemikiran yang lebih kreatif. Apabila ketiga unsur ini dapat dipadukan, pemikiran kreatif yang tidak terduga dapat dilahirkan.

Sebagai contoh, ketika orang belum berpikir bahwa komputer dapat “saling berkomunikasi”, Leonard Kleinrock melihat kemungkinan itu. Kleinrock bukan hanya memiliki informasi, pengetahuan, dan pengalaman menekuni jaringan komputer, tapi ia juga terasah untuk melihat koneksi-koneksi di antara semua itu. Ia melihat bahwa pertukaran data di antara komputer bukan kemustahilan.

Apakah kemampuan Kleinrock itu sepenuhnya bawaan? Gordon menyebutkan, intelligent memory bukanlah bakat bawaan, melainkan keterampilan yang dapat dipelajari. Bahkan, intelligent memory dapat bertambah kuat seiring dengan pertambahan usia dan pengalaman—semakin mudah mengenali pola-pola dan koneksi-koneksi. Informasi dan pengetahuan memang penting, namun pengalaman kerap kali mengajarkan kepada kita bagaimana membuat koneksi di antara hal-hal yang kelihatannya tidak punya kaitan satu sama lain.

Mendiang Steve Jobs pernah bilang bahwa pengalaman adalah rahasia menuju kemampuan membuat koneksi-koneksi dan mensitensiskan hal-hal baru. “Mereka mampu melakukan hal itu karena mereka mempunyai lebih banyak pengalaman atau mereka berpikir lebih dalam mengenai pengalaman mereka dibandingkan orang lain,” kata Jobs. Menarik hikmah dari pengalaman dan menerapkannya kepada tantangan-tantangan lain menjadikan mereka orang-orang kreatif, yang melihat dunia dari sudut pandang berbeda dari orang kebanyakan. **

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu