Bila Jatuh, Melentinglah

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Menghadapi situasi buruk dengan bersiasat lebih baik ketimbang melarikan diri darinya.

“Apa yang akan kau lakukan kalau ada orang masuk lewat pintu depan itu dengan membawa senapan dan mulai menembak?”

Mike bergerak canggung. “Tidak tahu. Lari, barangkali.”

“Jelas, itulah yang akan kau lakukan,” ujar Joe, “dan karenanya, kau akan tewas.”

Mike bengong. “Tewas?”

“Yang benar,” kata Joe kembali, “berlarilah menuju suara tembakan.”

Wow, menyongsong peluru? Joe menyarankan, jangan lari menjauh, melainkan carilah perlindungan sembari melakukan perlawanan: menyerang penembak agar ia tidak leluasa melepaskan peluru lagi, dan kemudian melumpuhkannya.

Joe adalah veteran perang yang selalu siap menanti panggilan kembali ke medan pertempuran, sedangkan Mike memimpin sebuah anak perusahaan yang tengah meluncur deras menuju kebangkrutan. Joe mengajak Mike agar berani menghadapi tantangan dan bukan malah lari darinya.

Lewat dua tokoh utama tersebut, Keith McFarland mengisahkan bak sebuah novel pendek bagaimana perusahaan yang tengah dirundung kesukaran mampu bangkit kembali. Dalam buku saku berjudul Bounce ini, McFarland menggunakan karakter Joe dan pengalaman militernya untuk memecahkan persoalan bisnis yang dihadapi Mike dan timnya.

Joe mengingatkan Mike bahwa perusahaan hebat itu tidak serta-merta menjadi hebat sejak berdiri. Sebuah perusahaan menjadi luar biasa karena sanggup keluar dari pusaran kesukaran. Dibandingkan kemampuannya dalam menembus pasar atau banyaknya pesaing yang diungguli, perusahaan menjadi lebih tangguh karena kemampuannya dalam merespons momen-momen genting. Kesukaran selalu memberi pelajaran yang sangat berharga.

Tatkala perusahaan mengarungi masa-masa sulit, para pemimpin terbaik akan cukup cermat untuk tidak semata-mata fokus pada upaya untuk bertahan hidup. Mereka justru menuntun timnya untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan fundamental terhadap berbagai hal yang sudah berjalan baik selama ini—organisasi, proses, produk. Mereka juga mengajak timnya memahami fakta-fakta yang mungkin terlewatkan saat mereka berjaya, serta mencangkokkan pengetahuan dan wawasan baru yang diberikan oleh deraan cobaan.

Ketangguhan dalam menghadapi kesukaran inilah yang disebut sebagai daya lenting (resilience). Perusahaan yang tangguh tidak seperti vas bunga yang begitu jatuh dari meja akan pecah berantakan. Perusahaan tangguh akan melenting kembali bagaikan bola karet. Perusahaan yang pernah merosot (mengalami disintegrasi) dan mampu menemukan keunggulan-keunggulan terpenting mereka di saat sulit akan mampu melenting kembali (menjalani reintegrasi).

Tantangannya, kebanyakan orang cenderung cemas ketika mengalami disintegrasi. “Nah, hal terbaik yang bisa kamu lakukan sebagai pemimpin ialah menyerap kegelisahan itu,” begitu nasihat Joe kepada Mike. Di saat-saat sukar, menjadi tugas pemimpin untuk membawa timnya berpindah dari wilayah “kegelisahan 1” ke wilayah “kegelisahan 2”.

 Kegelisahan 1 terjadi ketika orang takut akan perubahan. Mereka cenderung berpegang pada hal-hal yang membuat mereka berhasil pada masa lalu. Masalahnya, hal-hal itu tidak akan membuat mereka berhasil melalui tantangan baru. Kegelisahan 2 dialami tatkala orang takut terhadap apa yang bakal menimpanya bila ia tidak berubah. Mereka takut gagal bila berubah, sekaligus mencemaskan apa yang akan terjadi bila tidak berubah.

Bagaimana cara membawa orang beranjak dari kegelisahan 1 ke kegelisahan 2? Dengan menunjukkan apa yang bisa mereka lakukan terhadap situasi yang tengah mereka hadapi. Kemampuan beralih dari kegelisahan 1 ke kegelisahan 2 inilah yang disebut kemampuan beradaptasi di tengah tekanan. Menjadi tugas pemimpin untuk memandu dan menunjukkan jalan, serta memberi motivasi saat menghadapi situasi yang dilematis.

Gagasan-gagasan McFarland ini, setelah The Breakthrough Company yang jadi bestseller, patut menjadi teman para pemimpin yang tengah menghadapi masa-masa sukar, ketika tantangan menuntut ketangguhan di puncak kepemimpinan. Bagi individu, gagasan yang tertuang dalam Bounce niscaya dapat menginspirasi untuk bangkit dari keterpurukan. (Foto ilustrasi: tempo.co) ***

Bagikan Artikel Ini
img-content
dian basuki

Penulis Indonesiana

1 Pengikut

img-content

Bila Jatuh, Melentinglah

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler