x

Masyarakat Diminta Tak Musuhi Pengikut Gafatar

Iklan

Agus Supriyatna

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Kisah Dua PNS Purbalingga yang 'Kepincut' Gafatar

Organisasi Gerakan Fajar Nusantara atau Gafatar kini sedang jadi pembicaraan. Bahkan, sepak terjangnya ramai diberitakan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Organisasi Gerakan Fajar Nusantara atau Gafatar kini sedang jadi pembicaraan. Bahkan, sepak terjangnya ramai diberitakan. Organisasi ini dikaitkan dengan menghilangnya sejumlah pegawai negeri sipil di Purbalingga, Jawa Tengah. Para pegawai negeri ini diduga menghilang karena ikut kegiatan organisasi tersebut.

Adalah Direktur Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri, Soedarmo yang mengungkapkan tentang itu. Pada hari Minggu, 17 Januari 2015, saya mendapatkan cerita lengkap tentang PNS di Purbalingga yang kepincut masuk Gafatar. Mantan petinggi Badan Intelijen Negara itu, bercerita, suatu waktu ia dapat laporan tentang hilangnya 2 orang PNS di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Ia pun segera melakukan penyelidikan dan pelacakan.

"Pada hari Rabu tanggal 23 Desember 2015, diperoleh informasi dari berbagai sumber terkait adanya salah satu pejabat di lingkungan Kantor Sekretariat DPRD Kabupaten Purbalingga yang meninggalkan urusan kedinasan tanpa keterangan yang jelas, " tutur Soedarmo.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kata dia, diduga menghilangnya pejabat itu, ada keterkaitan dengan gerakan salah satu organisasi massa. Nama pejabat itu adalah Widodo Panca Nugraha dengan NIP : 19820116 200012 1 002 dan dengan golongan atau pangkat Penata/ III c.

"Jabatan dia, Kasubbag Rapat Sekretariat DPRD Kabupaten Purbalingga dengan alamat Perum Puri Babakan Baru, Nomor F 6, RT 38 RW X, Desa Babakan Kecamatan Kalimanah," katanya.

Setelah dilakukan penelusuran kata Soedarmo, terungkap fakta - fakta. Menurut Soedarmo, pada hari Selasa 15 Desember 2015, yang bersangkutan masih terlihat beraktifitas seperti biasanya di Kantor Sekwan DPRD Kabupaten Purbalingga. Kemuduan ada hari Rabu, 16 Desember 2015, Widodo juga masih terlihat ada di kantor, namun hanya sebentar. Tapi, Widodo ke kantor hanya untuk meminta ijin dengan alasan istrinya sakit.

"Dia menyampaikan informasi kepada rekannya. Katanya istrinya sakit dan menyerahkan urusan pekerjaan kepada rekan sekantor untuk persiapan sidang Paripurna dalam rangka HUT Kabupaten Purbalingga yang akan dilaksanakan pada hari Kamis, " ungkap Soedarmo.

Tidak hanya itu, lanjut Soedarmo, Widodo juga menyerahkan kunci sepeda motor dinasnya. Tapi pada Kamis, 17 Desember 2015, Widodo sama sekali tak tampak batang hidungnya di Kantor Sekwan DPRD Purbalingga. Padahal waktu itu di DPRD Purbalingga sedang dilaksanakan rapat paripurna. Esok harinya, Jumat 18 Desember 2015, istri Widodo, Kencana Wulansari, justru datang ke Kantor DPRD Purbalingga.

" Dia menanyakan keberadaan suaminya yang sudah dua hari tidak pulang, karena Widodo pamit ke istrinya tidak bisa pulang karena mempersiapkan rapat pansus DPRD," kata Soedarmo.

Padahal pada hari Kamisnya, menurut pengakuan istri Widodo, nomor telepon genggam suaminya masih bisa dihubungi. Karena dapat laporan dari istri yang bersangkutan, Sekretaris DPRD Purbalinga, Kusmartadi pada Selasa 22 Desember 2015, memerintahkan untuk melakukan pengecekan dimana keberadaan anak buahnya tersebut.

" Diperoleh informasi dari pihak istrinya berdasarkan informasi dari paranormal kalau keberadaan suaminya sekarang berada di Jakarta, karena istrinya sudah kehilangan komunikasi dengan suaminya," kata Soedarmo.

Pihaknya, kata Soedarmo juga langsung melakukan penyelidikan. Di dapat informasi tentang organisasi Gafatar. Kata dia, DPD II Gafatar Purbalingga disinyalir mengirimkan anggotanya untuk mengikuti kegiatan Diksar di Wilayah Lampung. Juga didapat informasi bahwa Gafatar Purbalingga sedang melaksanakan survei di Kalimantan.

" Survei dengan maksud dan tujuan akan mendirikan perkampungan Gafatar di Kalimantan," ujarnya.

Ternyata kata Soedarmo, Widodo e pernah bergabung dengan Ormas Gafatar. Bahkan, Widodo pernah menduduki jabatan pengurus harian DPD II Gafatar Purbalingga. Selain itu juga terungkap fakta lain, Widodo pernah menandatangi surat pernyataan di atas materai yang menjelaskan bahwa dia sudah keluar dari kepengurusan Gafatar Purbalingga dan kembali kepada ajaran agama Islam sesuai dengan tuntunan Al - Qur'an dan ajaran Nabi Muhammad SAW.

Selain kasus hilangnya Widodo, pejabat di kantor Sekwan DPRD Purbalingga, lanjut Soedarmo, pihaknya juga mendapat laporan kasus serupa. Pada bulan Oktober 2015, Sekretaris Kelurahan Kembaran Kulon Praptono Adi mengajukan pengunduran diri sebagai PNS di Pemkab Purbalingga.

" Nah, antara Widodo dan Praptono Adi, keduanya pernah menjadi pengurus DPD Gafatar Purbalingga," kata dia.

Jadi, kata Soedarmo, ada keterkaitan antara hilangnya Widodo dan Praptono. Kemungkinan besar kedua orang tersebut telah bergabung dengan Gafatar dan berada di Kalimantan untuk membangun perkampungan organisasi.

Ikuti tulisan menarik Agus Supriyatna lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler