x

gafatar

Iklan

Handoko Widagdo

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Gafatar: Ketika Agama-agama Menampilkan Wajah Kekerasan

Apakah faktor kemuakan terhadap perilaku umat agama yang membuat mereka masuk Gafatar?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Masyarakat dikejutkan dengan hilangnya Dokter Rica Tri Handayani dari kota Jogjakarta. Setelah dilakukan pencarian, ternyata Dokter Rica ditemukan di Kalimantan. Dia tidak sedang diculik, tetapi bergabung dengan sebuah organisasi bernama GAFATAR (Gerakan Fajar Nusantara). Ternyata di Mempawah sudah ada 2816 orang yang bergabung dalam sebuah kampung yang dibangun oleh kelompok ini. Selama ini banyak orang secara diam-diam meninggalkan keluarga dan kampungnya pergi ke Kalimantan untuk bergabung dengan Gafatar. Namun tidak ada keributan, sampai seorang dokter yang menjenguk suaminya ke Jogja tiba-tiba menghilang.

Mereka yang menjadi anggota dan telah pindah ke Mempawah bukan hanya berasal dari komunitas beragama Islam, tetapi juga dari agama lain. Mengapa banyak orang tertarik dengan Gafatar? Banyak di antara 2816 orang itu adalah orang-orang berpendidikan tinggi, seperti Dokter Rica. Bahkan seorang tokoh sekelas Bibit Samat Riyanto pernah menjadi penasihat organisasi ini. Beliau menyampaikan bahwa ketertarikan beliau adalah karena menilai Gafatar merupakan organisasi sosial yang bagus terkait kebersihan lingkungan dan ketahanan pangan. Bibit mengkampanyekan gerakan nasional anti korupsi kepada anggota Gafatar, sebelum memutuskan untuk mundur. Apa yang membuat mereka tertarik?

Dari mereka-mereka yang dipulangkan dari kampung Gafatar, beberapa mengungkapkan bahwa mereka sekedar ingin bertani, mendapat lahan yang lebih luas. Mereka ingin menghindari korupsi dan ingin mengabdi dengan lebih ikhlas.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tak bisa dipungkiri, selain dari misi sosialnya, Gafatar juga memiliki misi agama. Seorang mantan pengurus Gafatar menyampaikan bahwa mereka keluar dari “Islam mainstream”. Mereka mau menjalankan ajaran Nabi Ibrahim.

Apakah agama yang mereka tinggalkan tidak lagi mampu memberi tuntunan sehingga mereka bisa lebih sejahtera dari sisi ekonomi? Apakah agama yang mereka tinggalkan tidak lagi bisa mencegah mereka dari laku korupsi? Apakah agama yang mereka tinggalkan sudah tidak lagi bisa memberikan rasa ikhlas saat berbuat baik? Mungkinkah mereka meninggalkan agama-agama tersebut karena saat ini agama-agama menampilkan wajah kekerasan? Agama yang sangat sensitif kepada hal-hal kecil yang dianggap tidak sesuai dengan ajaran?

Saat agama-agama sibuk dengan mengurusi hal-hal kecil dan menuduh jemaatnya yang melakukan hal-hal tersebut sebagai sebuah kesalahan dan memvonis mereka tak akan masuk sorga, maka jemaat menjadi takut dan merasa terancam. Apalagi jika upaya untuk mengembalikan jemaat yang dianggap sesat tersebut dilakukan dengan kekerasan (fisik dan non fisik). Saat simbol-simbol agama justru dipakai oleh mereka yang berlaku korup, tetapi para tokoh agama tidak bereaksi. Saat para pendakwah memasang tarif tinggi dan tak ubahnya seperti selebriti.

Apakah mungkin berita yang diusung oleh media tentang agama adalah melulu tentang kekerasan, membuat masyarakat muak dengan agama? Berita tentang demo dengan penuh kekerasan, pembakaran rumah ibadah, pemberian cap sesat kepada pihak yang tidak sealiran membanjiri berita-berita bertema agama di media kita.

Di saat  situasi seperti itu muncul sebuah tawaran yang penuh dengan kedamaian. Gafatar menawarkan kesejahteraan, kekeluargaan yang penuh kasih dan kesempatan untuk saling melayani. Mungkinkah hal tersebut yang membuat lebih dari 2800 orang tertarik untuk bergabung?

Dan mengapa isu Gafatar ini baru meledak saat seorang dokter perempuan menghilang? Bukankah sudah banyak orang yang menghilang dan bergabung dengan Gafatar sebelumnya?

Ikuti tulisan menarik Handoko Widagdo lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB