x

Iklan

Amarulloh

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Saksi Bisu Masuknya Bangsa Tionghoa di Tanah Bekasi

Klenteng Tek Seng Bio Di Bekasi memiliki Sejarah Tersendiri terhadap masuknya abngsa Tionghoa di tanah Bekasi, Berikut Ceritanya

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Suasana Sakral Klenteng Tek Seng Bio begitu terasa dengan aroma dupa menyengat di tiap sudut ruangan saat berada di tempat ini, Asap putih hasil pembakaran dupa pun begitu kental terlihat. Suasana itu justru menambah kekhusyuan bagi pengunjung dalam melaksanakan ibadah, di tempat ini pula masyarakat Tionghoa meminta kepada tuhannya. Klenteng yang berada di Jl.Fudholi Desa Karangasih Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi ini merupakan salah satu bangunan tertua yang dibangun sejak 1825.Klenteng Tek Seng Bio disebut menjadi saksi bisu awal masuknya bangsa Tionghoa ke tanah Bekasi yang diperkirakan sekitar abad ke-16.

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut ketua badan pengurus yayasan Cakra Utama Klenteng Tek Seng Bio Tjetjep Djaja Laksana menjelaskan bahwa klenteng ini memang merupakan salah satu bangunan tertua di Cikarang dan sebelum dibangun di daerah Karangasih yang saat ini, nama Tek Seng Bio sempat dibangun di kecamatan Karangbahagia namun pada masa itu kondisinya kurang kondusif maka masyarakat Tionghoa memindahkannya ke kampung Tepekong atau yang terkenal saat ini yaitu Jl.Fudholi.

 

"Dulu awalnya di Karangbahagia cuma pada waktu itu kondisinya kurang kondusif trus dibangunlah pada tahun sekitar 1825 di karangasih, dulu namanya kampung Tepekong,"Ujarnya  

 

Lebih lanjut ia Mengatakan bahwa berdasarkan cerita dari turun temurun sebenarnya bangsa Tionghoa sudah masuk ke tanah Cikarang sejak abad ke-16,"Kalau dari cerita-cerita  leluhur saya dulu orang-orang Cina udah ada di Cikarang dari abad 16, makanya sekarang banyak orang-orang Tionghoa di sekitaran Klenteng ini sampe sekarang dan 85% orang Tionghoa, makanya orang-orang dulu sampe sekarang bilangnya kalo kemari kampung Tepekong meski udah diganti Jl.Fudholi,"Ungkapnya

 

Klenteng yang memiliki luas bangunan 60x50 meter ini sudah banyak mengalami perubahan, namun tidak kehilangan arsitektur aslinya. Bagian bangunan yang masih asli yaitu pada bagian pintu utama masuk ruangan disitu terlihat pintu kusen dengan dua daun pintu khas kayu buatan jaman dahulu kala. Sementara di bagian lain yaitu dua Tambur dan Peti, Tambur tidak memiliki hiasan atau ukiran namun masih berfungsi sebagai alat tetabuh pada saat acara cap gomeh.

 

Sekitaran Klenteng merupakan daerah pemukiman penduduk baik keturunan Tionghoa maupun warga asli pribumi tetapi umumnya didominasi oleh warga keturunan Tionghoa.bangunan-bangunan di tepi jalan raya Pasar lama Cikarang dengan arsitektur China yang dulunya sebagai pertokoan juga hingga saat ini juga jejaknya masih terlihat jelas.

 

Klenteng ini sebagai salah satu bukti bahwa Kabupaten Bekasi sejak abad ke-16 M telah mempunyai hubungan perdagangan dengan Cina dan secara budaya telah terjadi akulturasi secara damai. Posisinya yang strategis di tengah kota juga menyimpan cerita tersendiri mengapa Bangsa Tionghoa sampai di tanah Cikarang.

 

Wilayah Bekasi di masa kejayaan Belanda merupakan wilayah strategis, Belanda menjadikan Bekasi sebagai satu kota penghubung pemerintahan kolonial, hal ini dibuktikan dengan adanya Kantor Kawedanaan Cikarang di Jl. Gatot Subroto yang kini beralih fungsi menjadi Perpustakaan Umum Kabupaten Bekasi.

 

Menurut cerita Tjetjep Djaja bahwa Bangsa Tionghoa dahulu menjadikan Bekasi tepatnya didaerah Cikarang sebagai lokasi perdagangan baru selain Batavia, letaknya yang juga tak jauh dari pesisir utara membuat peredaran barang lebih mudah, Bangsa Tionghoa membangun wilayah perekonomian baru di Cikarang seiring dengan dibukanya Kantor Kewedanaan Cikarang, (Kewedanaan adalah perwakilan kepala pemerintahan di bawah bupati diatas kecamatan).

 

”Yang sekarang perpustakaan umum dekat kantor Polsek Cikarang dulunya itu kewedanan dan perekonomian Cikarang pada saat itu begitu maju”kata pria warga Desa karangasih Rt.001/001, Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

 

Di tengah hiruk pikuk kemajuan ekonomi dan pembangunan Cikarang, Klenteng Tek Seng Bio tetap terjaga keaslian arsitekturnya meski sebagian sudah dipugar dengan diapit bangunan-bangunan tua disekelilingnya yang semakin pudar dimakan usia. Tek Seng Bio menjadi saksi bisu betapa Cikarang pernah mengalami masa kejayaan ekonomi.

 

”Tek Seng Bio menjadi bukti alkulturasi budaya Bekasi dan saya merasakan itu betapa jayanya pada masa itu sebelum berdirinya mall-mall dan mini market dilokasi ini,” tandasnya.

Ikuti tulisan menarik Amarulloh lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terkini