x

Ilustrasi petani/sawah/padi. ANTARA/Abriawan Abhe

Iklan

Swasti Mukti

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Selamatkan Masa Depan Lahan Basah

Lahan basah termasuk kurang populer baik di kalangan akademisi, peneliti, maupun konservasionis padahal nilai dan fungsinya sangat penting

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Dalam Konversi Ramsar atau Convention on Wetlands of International Importance Especially as waterflow Habitat, muncul sebuah kesekapatan tentang perlindungan wilayah-wilayah lahan basah. Lahan basah tersebut adalah daerah rawa, air payau, lahan gambut dan perairan, baik yang bersifat alami maupun buatan, tetap ataupun sementara, dengan perairannya yang tergenang ataupun mengalir, tawar, agak asin ataupun asin, termasuk daerah-daerah perairan laut yang kedalamannya tidak lebih dari enam meter pada waktu air surut.

Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki kawasan lahan basah sangat luas wajib berperan dalam pengelolaan kawasan lahan basah secara lestari dan berkelanjutan, strategi dan kebijakan pengelolaan lahan basah secara nasional harus dibuat dan terus dikontrol untuk mengarahkan kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan lahan basah secara bijaksana bagi seluruh pemangku kepentingan.

Lahan basah sangat bermanfaat dari berbagai sektor. Lahan basah dapat menyediakan berbagai macam sumber daya alam seperti makanan, dan sumber penghasil kayu yang besar. Sebagai regulator alami, banyak siklus alamiah yang terjadi di lahan basah dan berbagai macam interaksi biologi, pengontrol polusi dan detoksifikasi, penangkal erosi dan pengontrol banjir serta penghalang badai. Dari segi budaya dan pendidikan, lahan basah adalah tempat menarik untuk dijadikan destinasi ekowisata serta sarana pendidikan kajian berbagaimacam studi. Yang terakhir adalah lahan basah mempunyai nilai biodiversitas yang tinggi karena lahan basah merupakan habitat berbagai macam satwa dari satwa yang menetap sampai satwa yang melakukan migrasi. Serta manfaat lainnya yang belum tertuliskan disini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Zaman ini pemanfaatan lahan basah sangatlah liar dan tidak terkontrol. Hal ini menyebabkan luasan wilayah lahan basah berkurang dan menimbulkan permasalahan ekosistem. Pada dasarnya manusia tidaklah bisa hidup sendiri, ia harus hidup berdampingan bersama keluarga, teman dan manusia lainnya.

Selama ini kita mengkampanyekan tren hidup berdampingan antar suku, ras dan agama antar golongan. Tetapi janganlah dilupakan bahwa manusia juga berdampingan dengan alam dan satwa dengan berbagai macam ekosistem serta biodiversitasnya. Terlalu banyak dan besar permasalahan lingkungan yang kita hadapi saat ini. Masalah itu dapat terselesaikan jika kita manusia menempatkan diri pada posisi yang seharusnya, karena alam beserta isinya telah menempatkan dirinya diposisi masing-masing. Tidak semua bagian dari bumi ini harus diurbanisasi dan diindustrikan.

Mari kita jaga lahan basah kita bersama-sama karena lahan basah dan berbagai macam ekosistem lainnya adalah warisan yang sangat berharga bagi anak cucu kita kelak.

Salam lestari!

 

*Ditulis oleh Hafizh Aulia Khairy Rakananda, untuk memperingati Wetlands International Day*

Sumber:

http://www.kehutanan.org/2014/06/pengelolaan-lahanbasah-di-indonesia.html

De Groot et al. 2006. Valuing wetlands: guidelines forvaluing the benefits derived from wetland ecosystem services (CBD Technical Series No. 27)

Ikuti tulisan menarik Swasti Mukti lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu