x

Iklan

Mohammad Yusron

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Tetap Belajar dan Berjuang di Tengah Gagal Ginjal

Ditengah gagal ginjalnya yang sudah parah akut, ia tidak sedikitpun patah semangat. Ia terus belajar dan berjuang meski harus cuci darah dua kali seminggu.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Meski dengan sakit yang diidapnya sejak dua tahun lalu, Mohammad Atok Irrohman (22) tidak patah semangat dalam meneruskan belajar dan berjuangnya. Mahasiswa asal kota Tuban ini sedang menjalani studinya di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta fakultas Syariah Dan Hukum Islam. Saat ini, ia tengah duduk di semester sepuluh (X) program studi Akhwalussyakhsiyah (AS). Selain sibuk akademiknya, Atok (sapaan akrab untuknya) juga berdinamika di suatu organisasi pergerakan, Keluarga Mahasiswa Pecinta Demokrasi (KMPD). Sebagai kaum pergerakan, ia harus siap sedia digaris massa dalam melakukan kerja-kerja pergerakannya. Tidak jarang pula, ia harus turut serta turun ke jalan, berdemonstrasi demi memperjuangkan kepentingan rakyat.

Sudah sejak dua tahun lalu, ginjalnya tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Bahkan kini, ia di klaim oleh dokter tidak dapat disembuhkan. Dalam seminggu, ia harus melakukan cuci darah sebanyak dua kali. Wajar, hal itu dilakukan karena sakitnya memang sudah taraf akut, yakni disfungsi ginjal kriteria terparah. Setiap hari Minggu dan Rabu ia harus pergi ke rumah sakit untuk melakukan cuci darah. Tidak jarang, ia harus pingsan karena telat cuci darah ke rumah sakit.

Sebenarnya ada tawaran operasi dan donor ginjal baginya. Namun karena memang keterbatasan biaya untuk operasi, ia dengan rela melepaskan tawaran tersebut. “Pastinya, biaya operasi ginjal tidak murah, saya dengar sekitar 30-an juta. Itupun tidak memberikan jaminan operasinya berhasil ”, ungkapnya saat ditanya penulis. Sampai hari ini, cuci darah terus dilakukan dua kali per minggu dengan kartu jaminan kesehatan dari BPJS yang membebani kas bulanan untuknya sebesar Rp.25.000,00- . Imbuhnya, bila tidak menggunakan kartu jaminan kesehatan, kira-kira biaya setiap kali cuci darahnya sebesar 1,8 juta rupiah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di tengah sakit yang menderanya tersebut, ia tidak sedikitpun patah semangat. Ia terus menjalankan aktifitasnya sebagai mahasiswa dan kaum pergerakan. Alhamdulillah, sebentar lagi ia akan selesai studinya. Pada semester ini, ia sedang menggarap tugas akhir atau skripsinya. Di KMPD, organisasi pergerakan yang diikuti, Atok saat ini menjabat sebagai Kepala Bagian Riset Dan Data Organisasi. Dan kebetulan pula, periode kepengurusannya di organisasi pergerakan KMPD, akan segera paripurna pula pada akhir maret 2016 besok. Semoga dengan semangatnya yang tidak pernah pudar ini, ia tetap bisa menyelsaikan studi dan kepengurusannya di KMPD dengan khusnul khotimah.

Ikuti tulisan menarik Mohammad Yusron lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler