x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Empat Tuntunan Mendaki Puncak

Tidak ada jalan mudah mendaki puncak, tapi selalu ada jalan bagi yang mengerti.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

“If I omit practice one day, I notice it; if two days, my friends notice it; if three days, the public notice it.”

--Arthur Rubinstein (Pianis, 1887-1982)

 

Kata-kata Arthur Rubinstein itu adalah mutiara yang ia temukan setelah lama menjalani proses berlatih, setiap menit, jam, hari, selama bertahun-tahun. Bagi Rubinstein, ini bukan perkara melatih keprigelan jari-jemarinya semata saat memainkan tuts piano, melainkan untuk mengasah pula ketajaman pendengarannya, kepekaan rasanya, kesatuan emosinya—bermain piano membutuhkan kekompakan dalam mengatur gerak yang fisik dan yang batin dalam satu irama.

Rubinstein menyadari benar bahwa semua latihan itu tak bisa ia selesaikan dalam satu malam, hingga akhirnya ia mampu meraih prestasi puncak, sementara lainnya tidak. Ada tuntunan yang dijalani Rubinstein maupun para maestro lain dalam bidang yang berbeda-beda sehingga mereka sanggup mengukir namanya di puncak prestasi. Tuntunan itu setidaknya mencakup empat unsur, yaitu passion (hasrat, renjana, gairah, antusias, semangat), practice (berlatih, berlatih, berlatih), persistence (kegigihan, ketekunan), dan patience (kesabaran, ketabahan).

Pertama, passion. Kamu mesti menyukai apa yang kamu lakukan, sebab peluang untu berhasil dimulai dari kecintaan atas apa yang kamu kerjakan: menulis, memasak, berkebun, bermusi, apa saja. Memilih mana yang paling kita sukai merupakan langkah kritis. Terkadang kita baru merasakan kesukaan ketika proses sedang berjalan. Kadang pula, ketika proses sudah berjalan, baru menyadari bahwa kita keliru memilih—apa yang kita sangka suka ternyata bukan pilihan yang tepat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kedua, practice. Hasrat atau sikap antuasias seseorang dapat terlihat dari apa yang ia lakukan dengan sesuatu yang ia sukai. Siapapun yang meraih prestasi puncak selalu melewati jalan terjal: ia mesti melatih diri berulang-ulang agar mampu melewati jalan terjal ini dengan selamat. Jelas, ini bukan latihan yang mudah, tetapi passion dapat membantu kita mengusir kebosanan, kejenuhan, maupun rasa letih. Tidak ada jalan pintas, juga tidak ada jalan bebas hambatan.

Ketiga, persistence. Diperlukan kegigihan untuk bangkit dari kejatuhan, keberanian untuk menerjang rintangan, kesungguhan untuk menghalau halangan. Ini perkara melenting kembali sesegera mungkin bila terjatuh dan tidak membiarkan diri terjebak dalam sikap melankolis. Kita perlu percaya bahwa setiap upaya tidak selalu membuahkan hasil yang bagus. Jika kita memahami hal ini, kita akan siap menghadapi hasil terburuk sekalipun. Kegigihan itulah yang menyaring orang-orang yang akhirnya sukses dengan orang-orang yang memilih untuk menyerah.

Keempat, patience. Percayai dan hargai proses. Apakah kita takut gagal? Ketakutan itu niscaya ada di setiap orang, tapi kadarnya beragam. Satu-satunya cara untuk menghindari kegagalan ialah tidak berbuat apapun. Namun, bila kita memercayai bahwa untuk mencapai suatu tujuan diperlukan proses, niscaya kita akan sabar menjalani proses itu. Lagi-lagi, tidak ada jalan pintas dan jalan tol. Ibarat menenun kain, diperlukan kesabaran dan ketekunan untuk menjalin benang-benang yang beragam warnanya agar diperoleh corak yang menarik.

Begitulah, empat tuntunan ini niscaya menjadi pemandu siapapun untuk meraih keberhasilan. Kita bisa mencobanya, bila mau. (sumber foto: youtube) ***

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terkini