x

Iklan

Bambang Susilo

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Makhluk Mulia, Berhati Permata, Bermultitalenta

Sebuah kisah tentang perjuangan ibu sebagai makhluk yang serbabisa melakukan peran ganda di dalam keluarga maupun di dunia kerja.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Dalam hidup ini, orang yang paling berjasa menurutku adalah seorang ibu. Mengapa tidak, dialah yang melahirkan kita sehingga dapat menjadi seperti ini. Setiap profesi yang kita geluti sekarang, mulai dari presiden, polisi, pilot, astronot, akademisi pasti dilahirkan dari rahim seorang ibu. Ibu menjadi hero yang tak tergantikan sepanjang hidup seseorang.

Presiden yang menjabat sebagai orang nomor satu di negaranya takkan mungkin dilahirkan tanpa kegigihan seorang ibu. Ibu laksana cahaya kehidupan yang memberikan nafas bagi anaknya. Mulai dari masa kandungan, seorang ibu bersusah payah membawa beban yang semakin hari semakin bertambah kemanapun ia akan pergi. Ia tak pernah mengeluh. Karena besarnya kasih sayang yang diberikannya mengalahkan lelah dan kesulitan yang ditanggung selama sembilan bulan.

Belum lagi ketika proses kelahiran yang mempertaruhkan nyawa seorang ibu. Segala jenis penyakit yang paling menyakitkan adalah melahirkan. Orang yang berhati baik takkan sanggup jika mendengar sura jeritan dari seorang ibu saat akan melahirkan. Dan tak seorang ibu yang kehilangan nyawa di saat proses melahirkan si buah hati. Semua itu ia lakukan karena kasih sayang tiada henti kepada seorang ibu. `

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Setelah proses melahirkan, ia akan bersuka cita menyambut bayi seraya meneteskan air mata bahagia telah berhasil membebaskannya ke alam dunia dari alam kandungan yang sangat sempit. Seiring berjalannya waktu, ia merawat bayi dengan penuh cinta dan kasih sayang. Memberi ASI ketika melihat buah hatiinya mulai kehausan. Mengganti popok ketika kencing. Bahkan sang ibu mengetahui gejala yang akan terjadi setelah buah hatinya kencing.

Kemudian ia bersusah payah menidurkan buah hatinya. Jika keadaan gerah atau dingin bayinya akan tidak akan bisa tidur. Ia harus membuat suasana yang nyaman sehingga anaknya bisa tidur. Ia mulai menggendong bayinya dan membawa kelaur rumah untuk mendapatkan suasana yang lebih segar dan penuh semilir angin.

Setelah bayinya tidur, bukan berarti ia bisa istirahat dan juga tidur. Seorang ibu juga tak melewatkan kewajiban kepada suami. Termasuk melayani suaminya setelah pulang mencari nafkah. Ia mulai memasak untuk suaminya. Menyiapkan hidangan terbaik buat orang yang dicintainya.

Setelah itu sang ibu mulai membersihkan rumahnya. Menyapu dan mengepel lantai. Mengelap jendela. Menyuci popok dan pakaian para penghuni rumah tersebut. Sesekali ia melihat apakah sang buah hati tidur dengan nyenyak, ataukah ada gangguan dari nyamuk ataupun serangga yang nakal sehingga menyebabkan si buah hati terbangun.

Di sore harinya ia akan memandikan bayi dan memakaikan pakaian terbaik agar terlihat terawat oleh tetangganya. Sang ibu takkan rela jika seorang buah hatinya mendapat ejekan dari orang lain. Ia berusaha memberikan yang terbaik kepada anak-anaknya.

Ibu adalah makhluk paling komplek yang pernah ada di bumi ini. Segala sesuatu ia bisa lakukan. Maka tak jarang ada yang menyebutnya bergelar M.Si (Master Segala Ilmu). Tampaknya gelar itu tak berlebihan jika disematkan oleh seorang ibu melihat perannya dalam rumah tangga dan keseharian.

Di samping perannya sebagai ibu rumah tangga, banyak juga seorang ibu yang bekerja membantu suami untuk mencari nafkah. Hal ini biasa kita sebut, wanita karir. Biasanya ia bekerja paruh waktu agar tidak meninggalkan kewajiban utamanya sebagai seorang ibu rumah tangga. Dan hebatnya ia tak mengeluh dengan aktivitasnya yang begitu padat. Ia jalani setiap hari dengan senyuman ikhlas. Bangun lebih awal dari suami dan anak-anaknya untuk menyiapkan segala keperluan keluarga. Dan pulang dari bekerja lebih awal sebelum anak pulang jam belajar sore dan suami yang bekerja.Mengapa ibu menjadi sosok yang sangat inspiratif bagi siapapun di dunia ini karena melihat peran berlipat ganda yang dilakonkan dalam kehidupan sehari-harinya. Ini menjadi bukti bahwa tidak ada makhluk yang lebih mulia dari seorang ibu.

Maka tak berlebihan jika surga terletak di bawah telapak kaki ibu. Ungkapan ini seakan menjadi penanda bahwa ibu memiliki keistimewaan yang luar biasa di hadapan sang khalik. Sehingga pantaslah kita sebagai anak harus mendahulukan kehendak ibu tiga kali dibanding dengan ayah.

Ibu juga menjadi pelipur kesedihan bagi sang anak ketika mendapat suatu masalah. Ia mendamaikan hati ketika sedang resah. Ia menjadi peyejuk batin ketika sedang gundah. Belaian tangannya yang tulus seakan memberi energi positif bagi siapa saja yang disentuhnya. Bahkan tak ada tangan lain selembut belaian tangan sang ibu. Walaupun kenyataanya sangat kasar karena digunakan untuk menyuci pakaian setiap hari.

Ibu menjadi penyeimbang keharmonisan hubungan keluarga di rumah. Ia dapat menjadi pemberi solusi ketika kepala keluarga (Suami) sedang menemui kebuntuan. Ia dengan pikiran jernih dan tulus akan mendamaikan kerumitan yang kerap menghinggapi dalam sebuah bahtera rumah tangga.

Ia pendukung yang paling dominan bagi sang suami ketika ditimpa masalah. Ia juga dapat menjadi penguat fondasi tiang rumah tangga keluarga. Di samping itu, ia takkan pernah sekalipun berpaling meninggalkan suami dan anak-anaknya ketika ditimpa suatu masalah. Ia akan tampil di depan menjadi pendamping setia.

#Tempo45

Ikuti tulisan menarik Bambang Susilo lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

12 jam lalu

Terpopuler