x

Sejumlah warga berada di atas eretan yang menyusuri lebar kali Cikarang Bekasi Laut (CBL) di desa Muara Bhakti, Babelan, Bekasi (23/05). Warga memanfaatkan pengguna jasa eretan sebagai transportasi alternatif di kawasan tersebut. TEMPO/Yosep Arkian

Iklan

Amarulloh

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Jejak Tionghoa yang Tertinggal di Bekasi

Jejak Kelenteng Tek seng Bio tidak selesai pada sebuah cerita pada perayaan cap Gomeh tetapi dibalik itu semua ada cerita lain yang menarik.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Jejak masa lampau Cikarang cukup sulit dilacak keberadaannya. Melalui beberapa situs sejarah yang lolos dari "kebiadaban" masa kini lah masa lampau itu dapat terungkap. Salah satu ciri khas yang umum terdapat di setiap sejarah suatu kota adalah terdapatnya pemukiman Tionghoa atau biasa disebut Pecinan (China Town) di kota itu.

Kawasan Pecinan, dalam sejarahnya selalu menjadi penopang sekaligus jantung yang menggerakan detak perekonomian. Tak heran, jika Pecinan terdapat hampir di berbagai kota besar di Dunia, termasuk Cikarang, Kabupaten Bekasi, kini etnis Tionghoa telah menjadi ciri sekaligus jiwa yang mewarnai sejarah kebudayaan dari daerah ini. Perkampungan Tionghoa Cikarang menjadi Pusat Ekonomi dan Akulturasi Budaya.

Pasar Lama Cikarang sebagai pusat aktivitas ekonomi dimasa lampu memang banyak menyimpan misteri, dahulu menurut catatan sejarah pedagang di pertokoan Pasar lama Cikarang di dominasi warga etnis tionghoa, sedikitnya lebih dari 60 persen dikuasai oleh mereka, bangsa tionghoa di tanah Cikarang bahkan sempat disebut mengalami kejayaan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Budayawan Lemah Abang Ending Hasanudin mengungkapkan warga etnis tionghoa benar-benar mengalami kejayaan pada masa lalu, hal itu menurutnya dibuktikan dengan menguasai perekonomian dengan berdagangdi komplek pertokoan pasar lama Cikarang.namun seiring perkembangan zaman kini pedagang-pedagang keturunan tionghoa di pasar lama cikarang justru perlahan balik kanan dan memilih meninggalkan pasar itu.

"Dulu ekonomi pasar lama cikarang itu memang dikendalikan oleh etnis tionghoa karena keberadaan mereka yang berdagang lebih dari 60 persen,"Ujarnya secara khusus Kepada Radar Bekasi.

Pasar lama tempo dulu para pedagang keturunan tionghoa menjual berbagai macam kebutuhan masyarakat, diantaranya beras, elektronik dan beberapa kebutuhan warga lainnya.

Menurutnya dahulu sempat terjadi pengusiran paksa terhadap warga tionghoa sehingga kelompok wanita dari tionghoa memilih kembali ke negara asalnya sementara kaum pria tetap menetap dan berjuang di Cikarang, yang kemudian perlahan melakukan pernikahan dengan masyarakat lokal.

Pernyataan Ending juga dibenarkan warga setempat Rt.05/02 Desa Harjamekar Suma (60) yang menceritakan kondisi pasar lama tempo dulu benar dikuasai warga tionghoa untuk memutar roda ekonomi, bahkan kejadian pengusiran terhadap warga juga mengerti tentang itu.

"Dulu sebelum terjadi pengisiran sekitar 60an pasar lama cikarang memang bener dikuasai sama orang cina, bahkan semuanya yang dagang disitu orang cina semua,"ungkapnya.

Perayaan Imlek, Cap Gomeh dan aktivitas ekonomi yang terus bergelora kini tinggal kenanga, meski memudar namun suasana tetap masih terasa kental seperti Cap Gomeh kali ini yang di ikuti ratusan warga masyarakat di komplek klenteng Tek Seng Bio Desa Karangasih, Cikarang Utara.

Ikuti tulisan menarik Amarulloh lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

10 Mei 2016

Oleh: Wahyu Kurniawan

Kamis, 2 Mei 2024 08:36 WIB

Terpopuler

10 Mei 2016

Oleh: Wahyu Kurniawan

Kamis, 2 Mei 2024 08:36 WIB