Menulis Itu Kebutuhan, lho…!

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

“Ilmu itu ibarat binatang buruan sedangkan tulisan adalah pengikatnya”

Menulis sudah diperkenalkan oleh bapak ibu guru kita sejak kita duduk di bangku kelas 1 SD. Diawali dengan perkenalan huruf dan angka dengan cara mengenali bentuk dengan menuliskannya dan pelafalannya untuk pengucapan serta cara baca. Selanjutnya kita diajari untuk merangkai huruf menjadi sebuah kata, baru selanjutnya kita diajari merangkai kata menjadi sebuah kalimat dan dari pelajaran mengarang, kita diajari merangkai kalimat menjadi sebuah paragraph yang bercerita. Inilah cikal bakal atau dasar kita mengenal dunia tulis menulis, sebagai pondasi bagi pijakan kita untuk mengenali dunia ilmu dan pengetahuan yang sangat luas dan terus berkembang bekal kita untuk menjalani kehidupan.

Dari sini saya teringat dengan sebuah pepatah atau kata-kata bijak dari salah satu Imam Besar umat Islam,  Imam Syafii.

“ Ilmu ibarat binatang buruan sedangkan tulisan adalah pengikatnya, maka ikatlah buruan mu itu dengan tali yang kokoh ”

“Ilmu itu ibarat binatang buruan sedangkan tulisan adalah pengikatnya”, dari pepatah bijak ini tersirat sebuah pesan bahwa menulis sebenarnya adalah sebuah kebutuhan kodrati seorang manusia untuk mengikat semua ilmu dan pengetahuan yang diburu dan dikejarnya selama hidup untuk diramu menjadi sebuah olahan masak sebagai bekal dalam menjalani kehidupan dunia dan upayanya menyongsong alam akhirat yang telah dijanjikan-Nya.

Makna “mengikat” dalam pepatah diatas, tidak hanya dimaknai sebagai proses terapi penyerapan dan pengendapan ilmu pengetahuan yang efektif saja, tapi juga bisa dimaknai sebagai, upaya untuk menjaga dan memelihara tradisi keilmuan  demi perbaikan kualitas hidup dan kehidupan peradaban manusia dari waktu-ke waktu. Caranya, dengan terus mengembangkan berbagai serapan ilmu pengetahuan yang telah didapat dengan mengkaji, meneliti dan selajutnya meramu hasilnya menjadi sebuah komposisi keilmuan yang up to date. Semuanya akan kembali ke muara! Komposisi keilmuan juga harus ditulis lagi dalam sebuah karya menulis agar bisa kembali di baca, dipahami dan dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk kemaslahatan peradaban manusia.

Memang dunia ini unik! Sering menyajikan fakta anomalis yang lebih sering berbanding terbalik dengan  sifat kodratinya. Salah satunya, ya kebutuhan kodrati kita untuk menulis. Meskipun sebagian besar diantara kita memahami arti penting menulis, tapi tidak semua mau dan merasa perlu untuk menulis dengan berbagai alibi.

Kalau merenungi pepatah dari Imam Syafii diatas, menulis tidak hanya sangat penting bagi semua umat manusia, tapi sudah menjadi kebutuhan kodrati bagi kelangsungan peradaban manusia dalam hidup dan kehidupannya, baik sebagai makhluk individu dan sosial.

Jelas sudah! Dari sudut pandang ini, terlihat bagaimana asyiknya menulis. Menulis dan budaya menulis ternyata bisa menentukan kelangsungan peradaban manusia. Menulis ternyata ikut mewarnai perjalanan sebuah peradaban. Tentu akan menjadi semakin asyik kalau kita,  ternyata bisa ikut serta didalamnya. Mewarnai peradaban dunia dengan karya-karya kita yang bermanfaat.

Yuk mulai menulis!

Bagikan Artikel Ini
img-content
Kartika Eka H

Penikmat buku cerita, kopi nashitel dan kuliner berkuah kaldu. Ingin sekali keliling Indonesia

0 Pengikut

img-content

Menulis Itu Kebutuhan, lho…!

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler