x

Penampakan hutan mangrove Jogjakarta yang terdapat di dusun Baros, Tirtohargo, kretek, Bantul. Mangrovejogjakarta.com

Iklan

Aseanty Pahlevi

journalist, momsky, writer, bathroom singer, traveler.
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Konservasi Mangrove Lestari Berbasis Lansekap

Sejumlah pihak berkolaborasi melakukan sosialisasi program peningkatan produksi, restorasi, konservasi mangrove dan gambut berbasis lansekap di Kubu Raya,

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

KUBU RAYA – Sejumlah pihak berkolaborasi melakukan sosialisasi program peningkatan produksi, restorasi, konservasi mangrove dan gambut berbasis lansekap di Kubu Raya, Rabu (16/3/2016). Upaya yang sudah dilakukan sejak 2015 ini bertujuan menyampaikan informasi yang utuh kepada Pemerintah Kabupaten Kubu Raya dan Provinsi Kalimantan Barat.

Pengembangan potensi Sumber Daya Alam (SDA) di Lansekap Kubu melalui Program Peningkatan Produksi, Restorasi dan Konservasi Mangrove dan Gambut sudah dilakukan oleh WWF bekerja sama dengan PT Kandelia Alam, PT Bina Silva, dan PT Ekosistem Khatulistiwa Lestari, dengan dukungan IDH The Sustainable Trade Initiative yang berasal dari Belanda. Mengingat program kerjasama ini baru dimulai, sehingga langkah awal yang diperlukan bagi WWF bersama perusahaan mitranya adalah melakukan sosialisasi program.

Melalui sosialisasi ini pula diharapkan bisa mendapatkan dukungan positif dari pemerintah kabupaten, termasuk pemerintah provinsi, dan masyarakat. Manajer Program Kalimantan Barat WWF-Indonesia, Albertus Tjiu mengatakan, apa yang dihasilkan dari program tersebut dapat mendukung dan memberikan dampak positif bagi program pembangunan pemerintah kabupaten. Termasuk bagi kelestarian SDA dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” katanya di Pontianak, Selasa (15/3/2016).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kerja sama para pihak ini dilakukan demi menjamin kelestarian SDA yang ada di Lansekap Kubu, yang memiliki ekosistem unik di daerah pesisir, serta memiliki peranan penting untuk lingkungan. Kawasan hutan mangrove di wilayah ini memiliki fungsi untuk menahan abrasi air dan angin yang menjamin kelangsungan kehidupan masyarakat yang tinggal di kawasan pesisir, selain itu juga memiliki nilai ekonomi bagi masyarakat. Sementara Pawan-Kubu Landscape Leader, WWF-Indonesia Program Kalimantan Barat, Ian M. Hilman mengatakan, hasil pengamatan WWF di Lansekap Kubu, setidaknya ditemukan kawasan yang memiliki Nilai Konservasi Tinggi (NKT). “Ada hutan mangrove dengan komposisi jenis yang cukup banyak. Setidaknya ada 40 jenis mangrove termasuk Candelia candel, habitat bekantan, habitat pesut, dan baru teridentifikasi ada 60 jenis burung,” papar.

Upaya kolaboratif pengelolaan berbasis konservasi merupakan hal yang perlu dikedepankan di Lansekap Kubu, mengingat pemerintah sudah menerbitkan ijin-ijin usaha bagi berbagai jenis usaha seperti IUPHHK-HA (HPH), IUPHHK-HT (HTI), IUPHHK-Restorasi Ekosistem (RE), sawit dan tambang. Sehingga untuk menjamin keseimbangan antara fungsi produksi dan konservasi di Lansekap Kubu, perusahaan (private sector) menjadi salah satu aktor kunci. Namun tak kalah penting juga adalah dukungan masyarakat yang ada di dalam dan di sekitar Lansekap Kubu.

Direktur Utama PT Kandelia Alam, Fairus Mulia mengatakan pihaknya memandang penting upaya kolaboratif para pihak dalam pengelolaan kawasan mangrove berbasis konservasi di Kabupaten Kubu Raya ini. “Tujuan-tujuan produktif konsesi tetap diselaraskan dengan kepentingan konservasi seperti program restorasi mangrove dan perlindungan satwa liar serta peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan konsesi,” katanya.

Hal yang sama juga disampaikan Direktur PT Ekosistem Khatulistiwa Lestari (EKL), Ahmad Zaenal Fanani yang turut mendukung langkah pengelolaan kolaboratif di Lansekap Kubu. “Program peningkatan produksi, restorasi dan konservasi mangrove dan gambut ini dilakukan sebagai upaya bersama untuk menjamin kelestarian ekosistem beserta fungsinya dan SDA yang ada di Kubu Raya,” ujarnya. Kegiatan sosialisasi ini juga dibarengi dengan workshop dan pameran foto hasil penguatan masyarakat melalui fotografi (Panda CLICK!) yang dilakukan di 5 desa di Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Kubu Raya, yang menggambarkan potensi serta kehidupan sosial-budaya masyarakat Kubu Raya.

Ikuti tulisan menarik Aseanty Pahlevi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler