x

Iklan

TEMPO INSTITUTE Indonesia

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Catatan Leila S Chudori untuk Cerpen 'Anak Setan'

Leila S Chudori, pengampu Kelas Menulis Fiksi Tempo Institute yang mengoreksi tulisan peserta #KlinikMenulisFiksi 2015, Andry Setiawan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Setiap peserta pelatihan menulis TEMPO INSTITUTE, dimentoring secara personal oleh para pengajar dan mentor TEMPO INSTITUTE. Salah satunya Andry, Alumni Klinik Menulis Fiksi 2015 yang diampu oleh novelis Leila S Chudori. 

Berikut cuplikannya dan kita bisa belajar dari masukan Leila untuk cerpen Andry yang berjudul "Anak Setan":

Andry yang baik,

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Cerpen ini plotnya bagus sekali. Alur dan twist pada ending mendekati sempurna. Saya terkejut pada akhir cerita dan sungguh terhibur. Hanya penulisan kalimat perlu dibereskan, di re-write. Di bawah ini, saya berikan catatan perbaikan kalimat ya. Biasakan menggunakan kalimat AKTIF (dengan me) jangan kalimat pasif.

Sekali lagi: saya menikmati cerpen ini. Setelah diperbaiki, cobalah kirim ke media.

Leila

 

Catatan

 

Lead: kalimat yang tidak jalan. Lebih mulus jika: "Lawan Ijul jatuh lagi" atau "Lagi-lagi lawannya rubuh. Ijul......dst" 

  • Tiga orang ditumbangkan Ijul tanpa mengalami luka yang berarti. Hanya bajunya yang kotor dan robek akibat ditarik dan berguling di tanahà Sebaiknya “Ijul menumbangkan tiga orang....”
  • Ijul dulu berjualan pakaian di sebuah kios kecil di pinggir jalan pasar Tanah Abang. Beberapa tahun silam (atau kalau mau sebut tahunnya) Ijul berjualan di sebuah.......

Jangan menggunakan bahasa lisan

 

  • Ijul, kakak sulung dari delapan bersaudara itu hanya lulusan SMP. Saat SMA ia tak sampai lulus karena sering membolos --> REPETITIF
  • Sebaiknya: Ijul, kakak dari delapan bersaudara itu hanya menempuh pendidikan hingga kelas.....SMA (satu? Dua?). Tak perlu diulang SMP dan SMA.
  • Memang, pendidikan tidak begitu penting bagi keluarganya, yang penting bisa mengaji dan hafal Al-Quran. Juga menguasai ilmu bela diri untuk berjaga-jaga jika bertemu dengan bahaya.--> sebaiknya re-write: Hanya tiga hal yang penting dalam keluarga Ijul: mengaji, menghafal ayat Al Quran dan ilmu bela diri. Pendidikan formal tak terlalu berharga.
  • Beberapa malam berikutnya. Siti yang tengah mengandung, telah memasuki masa kehamilan sembilan bulan lebih, dan malam itu waktunya bagi si jabang bayi keluar.—re write, kalimat repetitif.

Kehamilan Siti sudah memasuki bulan kesembilan. Pada sebuah malam, nampaknya sang bayi sudah mendesak keluar....dst dst

 

  • Malam ini Siti akan melahirkan. Berbarengan dengan itu, terlihat orang-orang bersenjata laras panjang mondar-mandir di sekitar rumah. Ijul tahu orang-orang itu mencarinya. Ijul memutuskan untuk bersembunyi di atas loteng rumah. Dari sana ia menyaksikan istrinya melahirkan. Si jabang bayi pun lahir dengan selamat. Setelah menyaksikan Siti melahirkan, Ijul menuliskan sebuah pesan dan nama untuk anak lelaki itu di atas secarik kertas, lalu melemparnya ke bawah melalui celah langit-langit. Kemudian Ijul diam-diam keluar dari rumahnya.

    --> Ini bagian yang dramatis, sebaiknya diceritakan lebih detil dan seru bagaimana Ijul bersembunyi dan mengirim nama anaknya melalui secarik kertas.

Ejaan yang tepat adalah Allah, bukan Alloh.

“Akulah orang yang kau maksud. Zulfikar adalah nama asliku, biasa dipanggil Ijul. Sekarang aku telah berganti nama menjadi Abdul Rahmat, sebagai tanda aku telah meninggalkan kehidupanku yang dulu,” kata si pria jidad hitam, yang tidak merasakan keringat dingin muncul pada dahinya. --> bagian ini bisa dibuat lebih detail.

 

Ikuti tulisan menarik TEMPO INSTITUTE Indonesia lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB