x

Iklan

Pakde Djoko

Seni Budaya, ruang baca, Essay, buku
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Kritikus Seni Bicara Politik

Agus lalu menampilkan kritikan –kritikan cerdas dan tulisannya mengalir indah bak lukisan Basuki Abdullah dikombinasikan dengan kepekaan menyindir bak luk

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

JUdul        : Sihir Rumah Ibu, Menyidik Sosial Politik dengan kaca Mata Budaya

Pengarang : Agus Dermawan T

Penerbit    : KPG ( Kepustakaan Populer Gramedia)

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tebal        : 317

Cetakan    : I , Maret 2015

Dulu saya hanya tahu Agus Dermawan T adalah Kritikus Seni. Saya sering Membacanya di beberapa koran yang sering saya beli pada hari minggu. Nama Agus Dermawan selalu lekat dengan perkembangan seni rupa tanah air. Beliau menjadi pengamat kritikus yang sangat  detil menguasai sejarah, luas pengetahuan seninya dan dekat dengan pusat kekuasaan. Meskipun dekat dengan pusat kekuasaan tulisan-tulisannya tetap tajam menghunjam nurani penguasa bila melakukan penyimpangan jabatan.

Saya suka dengan tulisan-tulisan Agus Dermawan T, pria kelahiran Rogojampi,1952, Jawa Timur. Bahasanya enak diikuti dan tidak terasa dari tulisan-tulisannya; ilmu sejarah, sosiologi, seni budaya, politik, pengetahuan sosial terserap dalam otak saya.  Untuk menjadi pengamat seni Bukanlah perkara mudah. Sebab selain punya pengetahuan seni ng cukup juga dibutuhkan kepekaan serta intuisi khusus untuk menilai seni dengan obyektif. Tidak banyak penulis yang bergelut dalam penulisan Seni terutama seni rupa. Penulis sempat baca buku-buku dari  S Sudjojono,Sanento Yuliman, Soedarso SP, Jim Supangkat, Sam C Bangun juga buku buku dari generasi selanjutnya seperti  M Dwi Marianto, Mike Susanto, Aminudin TH Siregar,Agung Hujatnikajenong. Merekalah yang konsisten menulis di media Massa (Koran-majalah, jurnal seni budaya, Katalog pameran).

Tiap pengamat seni budaya  mempunyai daya kritis masing-masing, mereka punya kelebihan masing-masing, namun jika melihat komplitnya bidang yang diamati maka Agus Dermawan T lah orangnya. Disamping menguasai bidang seni rupa Agus juga renyah dalam menampilkan artikel yang kocak, sarkastis,  puitis.

Sisi tulisan Agus terasa dramatis jika melihat kekayaan budaya Indonesia yang luar biasa, sumber daya alam yang luar biasa, ide-ide seni yang sangat kaya namun banyak anak muda malah lebih melihat keluar untuk mengikuti tren seni dunia. Padahal Indonesia boleh jadi amat komplit dari sisi seni budaya. Agus lalu menampilkan kritikan –kritikan cerdas dan tulisannya mengalir indah bak lukisan Basuki Abdullah dikombinasikan dengan kepekaan menyindir bak lukisan S Sudjojono.

Ketika Saya membaca tulisannya yang berjudul Sihir Rumah Ibu, Menyidik Sosial Politik dengan Kaca mata Budaya penulis seperti diajak traveling, berkeliling ke ranah seni budaya, menguliti politik dengan tidak perlu bicara kasar cukup dengan sindirian-sindiran memikat, mengenal istana Presiden dari dekat, mempelajari sejarah perkembangan seni rupa tanpa perlu berkerut hingga satu artikelnya tak terasa sudah menyihir pembacanya untuk mengangguk –angguk paham terhadap persoalan Seni budaya, sosial, politik  dan Pernik-perniknya yang kadang luput dari pengamatan tapi bisa dimainkan dengan manis oleh Agus Dermawan T.

Sihir Rumah ibu adalah kumpulan artike( Agus Dermawan T)ADT yang tersebar di Kompas, Tempo, Koran Tempo, Media Indonesia, Gatra, Intisari, Laras, Visual Art, Femina, esquire. ADT telah menulis 41 buku sebuah bukti bahwa sebagai penulis, pengamat, kritikus ia amat produktif. ADT telah melanglang buana  ke berbagai negara, sangat mengenal seni, tempat-tempat yang indah dalam destinasi wisata dunia dan pusat seni budaya, telah menguasai ilmu sejarah dan menguasai beberapa bahasa asing. Dismaping itu ADT juga lama berkecimpung dalam kurasi  benda-benda seni di Istana-istana negara milik pemerintah Indonesia.  Menjadi konsultan Dari Balai Lelang Christie.

Sebagai orang yang menyukai berbagai produk seni, saya merasa Buku-buku ADT perlu dikoleksi, bukan hanya dikoleksi saja tapi perlu dimiliki  dan menjadi referensi pada saat saya ingin menulis tentang seni budaya. ADT amat paham dengan filsafat budaya Jawa dan  pesan-pesan dalam artikelnya terasa dalam untuk direnungkan.  Saya cuplik sedikit tulisannya yang ada dalam kata pengantarnya. “Mereka yang berpikiran hebat akan membicarakan ide-ide. Mereka yang berpikiran sedang akan membicarakan peristiwa-peristiwa. Mereka yang berpikiran  sempit akan membicarakan orang lain.”(Eleanor Roosevelt (1884 – 1962   ).

Nikmatilah Buku ADT  sebagai buku pegangan untuk mengenal dunia seni secara mendalam, sebagai penulis sayapun belajar menulis dengan kedalaman materi, sisi cerdas sebuah kupasan seni, sisi jenaka artikel saat menyindir dunia sosial politik, dan bagi orang yang fanatik terhadap partai  atau ada pada sosok popular saat ini siap-siaplah di skak, tapi jangan kawatir tidak sampai pingsan kok. Cukup meringis saja.

Penulis Penyuka Seni   Alumnus Pendidikan Seni Rupa IKIP Yogyakarta (UNY).

 

Ikuti tulisan menarik Pakde Djoko lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Sabtu, 27 April 2024 14:25 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Sabtu, 27 April 2024 14:25 WIB