x

Iklan

Fajar Pebrianto

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Mendayung Diantara (Lebih Banyak) Karang?

Artikel No. 1

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Jakarta, 2016

Jika saat Muhammad Hatta menulis makalah Mendayung Diantara Dua Karang, hanya ada dua karang yang besar, 60 tahun setelah itu, karang-karang lain bermunculan ke permukaan laut, pertanyaannya, apakah kita akan tetap mendayung atau akan menemukan karang sendiri ?

Prof. Juwono Sudarsono pernah menulis, pemikir-pemikir politik Amerika Serikat seperti Henry Kissinger dan McNamara telah merisaukan masa depan Amerika Serikat, apakah Amerika Serikat, dengan kekuatan yang dimilikinya, akan mengajak dunia untuk menggalang perdamaian dan kemakmuran, atau malah akan menjadi maharaja dengan menghalau setiap pesaing ? Kerisauan ini telah dijawab oleh McNamar bahwa di sudah waktunya bagi Amerika Serikat untuk mengakui jika 10-15 tahun lagi Rusia dan China akan menjadi pemain utama dalam politik dunia, namun tidak berarti Amerika Serikat mengalah, hal ini semata dilakukan untuk mengimbangi pertumbuhan kekuatan yang dimiliki oleh kedua negara, demi kepentingan jangka panjang Amerika Serikat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pendulum kekuatan politik dan ekonomi dunia memang sedang bergerak ke arah Timur, negara-negara Asia Pasifik yang oleh media di disederhanakan dalam MINT (Mexico, Indonesia, Nigeria, Turkey) dan BRICS (Brazil, Russia, India, China, South Africa) perlahan bergerak menjadi kekuatan baru ekonomi dunia. Lantas apakah kemajuan dalam hal ekonomi akan turut serta membuat negara-negara tersebut menjadi kuat secara politik di percaturan politik dunia ? Kedua hal inilah yang belum tentu terhubung satu sama lain, berkontribusi barangkali iya, karena ada begitu banyak variable yang membuat sebuah negara menjadi kuat secara politik di dunia internasional atau sederhannya memiliki kekuatan nasional yang mumpuni.

Penting untuk menyimak argumentasi dari seorang teoritis, Kenneth Waltz, bahwa perubahan struktur di dalam sebuah sistem berbeda dengan perubahan di dalam level unit. Dalam hal ini Waltz berpendapat bahwa perubahan dalam unit, misalkan perubahan politik di sebuah negara, kemajuan ekonomi di sebuah negara tidak akan berpengaruh terhadap perubahan struktur dalam sistem internasional secara keseluruhan, karena sistem internasional tidaklah sesederhana itu, ia lahir dari perjalanan sejarah dan pertempuran ide yang cukup panjang sehingga menghasilkan model sistem internasional seperti saat ini, perubahan pada level unit barangkali bisa terjadi dalam setiap tahun, namun perubahan sistem bisa butuh puluhan bahwa ratusan tahun untuk berubah.

Maka dari tersebut, saya sepakat dengan pendapat McNamara bahwa 10-15 tahun ke depan, Amerika Serikat akan bersanding dengan Rusia dan China sebagai pemain utama dalam politik internasional, Hal ini didasari oleh perkembangan yang ditunjukkan oleh Rusia dan China, Rusia semakin unggul dalam hal kekuatan diplomasi dan sumber daya alam, praktis setelah Perang Dingin pun hanya Rusia yang mampu menyaingi kekuatan Amerika, sementara China semakin mengembangkan kapasitas militernya, terbukti dengan tidak bisa berbuat banyaknya Amerika Serikat dalam konflik Laut China Selatan, hal ini terjadi karena  kerjasama ekonomi kedua negara yang sudah terlanjur “intim”, sejenak teori demokratik peace kaum liberal, bahwa perang atau konflik bisa dihindari karena adanya kerjasama perdagangan diantara dua negara, memperoleh kebenaran dalam kasus ini.

Eropa disisi lain berada di posisi yang tidak menguntungkan, setelah krisis keuangan yang terjadi di Yunani berpengaruh besar di seluruh daratan eropa, gelombang imigran kembali menjadi persoalan genting yang harus dihadapi banyak negara Eropa. Inggris dan Perancis tampak tak banyak bersikap tegas terhadap isu-isu penting seperti perjanjian nuklir Iran, Laut China Selatan, dll. Ini barangkali kenapa McNamara hanya menyebut Rusia dan China yang akan mampu menyaingi Amerika Serikat.

Bagaimanakah Indonesia Harus Bersikap?

Jokowi memang tampak serius dalam menggalang kekuatan politik Asia Afrika, momen-momen KAA yang baru saja berlalu tampak semakin memperkuat keyakinan akan hal tersebut. Akankah Asia Afrika akan menjadi “karang” tersendiri bagi Indonesia ? jika benar demikian, hal ini tidak akan jauh berbeda dengan ide Gerakan Non Blok yang masa pemerintahan presiden Soekarno. Asia Afrika yang sekarang telah jauh berkembang, kita tak tahu apakah persepsi negara-negara seperti China, India, Nigeria, Afrika Selatan seoptimis persepsi Indonesia tentang Asia Afrika ! Ikatan antara negara-negara Asia Afrika yang dahulu disatukan atas dasar kesamaan nasib akibat imperialisme, perlahan pasti akan longgar karena masing-masing negara sudah semakin maju bahkan semakin dekat dengan negara-negara barat.

Politik antar bangsa saat ini tidak lagi soal apakah harus realis atau liberalis, menggunakan power atau diplomacy, namun bergantung pada satu poin : rasionalitas. Dan rasionalitas yang harus dibangun pemerintah saat ini menurut saya adalah kebijakan luar negeri yang kooperatif, namun diimbangi dengan sistem keamanan nasional yang kuat, hal ini menjadi poin penting untuk menarik modal-modal asing berinvestasi di Indonesia. Marilah bersikap realistis bahwa negara ini butuh lebih banyak dana untuk pembangunan ! Maka tidak usah malu jika toh kenyataannya Indonesia harus berupaya dekat dengan ketiga kekuatan dunia : Amerika Serikat, China, dan Rusia. Peran Indonesia di Asia Pasifik sangat strategis sehingga ketiga negara pasti akan menaruh perhatian lebih pada negara ini. Kebijakan luar negeri kooperatif inilah menurut saya yang harus dibangun pemerintah Jokowi saat ini sejalan dengan peningkatan keamanan nasional agar kerjasama-kerjasama tersebut juga didasari atas sikap kesetaraan dan saling menghargai.

Photo from Kominfo.go.id

Ikuti tulisan menarik Fajar Pebrianto lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Taman Pecinta

Oleh: Wahyu Kurniawan

Senin, 29 April 2024 12:26 WIB

Terkini

Terpopuler

Taman Pecinta

Oleh: Wahyu Kurniawan

Senin, 29 April 2024 12:26 WIB