Berdebat Sehat di Internet dengan Cara yang Tepat

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Tapi kali saya menyaksikan debat yang berbeda. Sama – sama menggunakan platform di internet dan juga membawa karakteristik internet yang bising dengan bany

Perdebatan di internet memang seru, malah ada kata kunci khusus yang diberi nama twitwar yang sangat khas Indonesia untuk menandai perdebatan antar manusia di jagad twitter. Kayaknya memang orang – orang Indonesia itu unik, senang dengan hal – hal kontroversial termasuk berdebat dengan menggunakan media sosial seperti twitter.

Tapi kali saya menyaksikan debat yang berbeda. Sama – sama menggunakan platform di internet dan juga membawa karakteristik internet yang bising dengan banyak hal. Tapi setidaknya kita bisa menonton dan menyaksikan perdebatan hangat yang terjadi secara utuh

Debatnya memang bukan sekedar debat, akan tetapi ini adalah kompetisi debat hukum. Dari dulu yang saya tahu, Kompetisi Debat Hukum yang biasanya diadakan dengan melibatkan para mahasiswa hukum di Indonesia umumnya diselenggarakan dengan metode tatap muka dengan penilaian yang seluruhnya diserahkan pada tim juri yang dibentuk

Tapi, debat yang saya saksikan kali ini sangat berbeda karena peserta debat menggunakan medium internet untuk berdebat. Dengan model ini, para peserta debat tidak perlu bertatap muka secara langsung. Tidak perlu juga membolos untuk sekedar mengikuti perdebatan. Dalam debat ini, para penonton debat tidak hanya bisa menonton, tapi juga bisa berpartisipasi aktif untuk berdebat dengan masing – masing peserta. Selain itu, para penonton debat juga bisa memberikan dukungan bagi masing – masing tim yang berdebat. Kadang – kadang mikir juga ini rada – rada mirip sama kompetisi idol yang sering ad adi televisi

Menariknya lagi, topik debat yang disajikan juga sangat kontroversial diantaranya yang saya catat adalah legalisasi judi dan legalisasi aborsi. Meski untuk yang legalisasi aborsi, yang mendukung legalisasi aborsi tidak pada titik ekstrim untuk mendukungnya. Menarik juga terlibat perdebatan dengan teman – teman mahasiswa hukum. Meski berdebat yang mestinya lisan diubah menjadi berbasis teks terkadang lebih menyulitkan ketimbang oral.

Saya kurang tahu juga apakah debat model baru ini juga akan menggulirkan efek snowball? Setidaknya perdebatan bisa disampaikan dengan cara – cara yang menarik dan tidak membosankan.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Anggara

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

Moralitas Pidana Mati di Indonesia

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler