x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Tragedi Semmelweis

Hasrat kuat untuk mengubah pikiran orang lain justru membuat hidup Semmelweis berakhir di rumah sakit.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Sepenggal kisah hidup dokter Ignac Semmelweis mungkin dapat mengilustrasikan tentang betapa tidak mudah mengubah cara pandang kita terhadap sesuatu. Pada tahun 1840an, dokter keturunan Hungaria ini menetap di Austria.

Sebagai ahli medis, Semmelweis penuh rasa ingin tahu. Ia mengamati, tingkat kematian ibu akibat demam panas setelah melahirkan anjlog hingga sepuluh kali lipat manakala dokter yang bertugas menangani pasien membersihkan tangan mereka terlebih dulu. Mencuci bersih.

Semmelweis lalu menceritakan hasil pengamatannya itu kepada sejawatnya. Ia berharap rekan-rekan dokter mau mengikuti anjurannya: mencuci tangan hingga bersih sebelum menangani pasien.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Di mana nyambungnya,” begitu tanya sejawatnya, “antara membersihkan tangan dan penurunan tingkat kematian ibu setelah melahirkan?” Berkali-kali Semmelweis berbicara kepada sejawatnya dan berusaha menyakinkan mereka. Ikhtiar yang berulang-ulang ini justru membuat rekan-rekan dokternya, dan bahkan juga isterinya, beranggapan bahwa Semmelweis mulai terganggu pikiran. Setelah beberapa waktu, mereka mengirim Semmelweis ke tempat perawatan mental. Tak lama kemudian, dokter ini meninggal.

Kesukaran Semmelweis mengubah pikiran rekan-rekan dokternya terletak pada fakta bahwa mereka tidak mampu melihat persoalan sejelas Semmelweis melihatnya. Meski begitu, ada pula sebab lain, yaitu apakah orang-orang melihat solusi yang Anda tawarkan mampu memecahkan persoalan?

Seseorang, termasuk saya, akan berubah perilaku dan kebiasaannya apabila mindset-nya berubah lebih dulu (Ada yang memakai istilah model mental). Maksudnya, kalau pikirannya terbuka dan hatinya tersentuh, mudah-mudahan kebiasaan buruknya juga berganti jadi baik. Kalau potential customer tersentuh hatinya dan terbuka pikirannya mengenai ‘apa yang baik dari produk dan jasa ini’, mudah-mudahan ia mau membeli dan memakainya.

Dilihat dari masa sekarang, tampaklah bahwa Semmelweis berpikir terlalu maju dibandingkan sejawatnya. Para dokter, ketika itu, memandang sakit seseorang disebabkan oleh ketidakberesan internal tubuhnya. Mereka sukar memahami bagaimana mencuci tangan bisa memengaruhi kesehatan seseorang. Semmelweis memang menyodorkan data, tapi mereka tak peduli. Cara berpikir mereka belum berubah. Sebagian orang mengerti persoalan dan mengakui betapa berharga solusi Anda, tapi gagal melakukan perubahan.

Syahdan, beberapa puluh tahun setelah kepergian Semmelweis, Louis Pasteur membuktikan bahwa kuman menjadi penyebab utama penyakit. Bukti inilah yang mengubah pandangan para dokter, yang kemudian dapat mengerti bahwa mencuci tangan memengaruhi kesehatan.

Perubahan memang tidak terjadi dalam semalam. Anda butuh berminggu-minggu agar dapat melakukan satu gerakan yoga dengan benar. Anda perlu waktu bertahun-tahun agar mampu menguasai bahasa asing. ***

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Sabtu, 27 April 2024 14:25 WIB

Bingkai Kehidupan

Oleh: Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Sabtu, 27 April 2024 06:23 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Sabtu, 27 April 2024 14:25 WIB

Bingkai Kehidupan

Oleh: Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Sabtu, 27 April 2024 06:23 WIB