x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Konfirmasi Dulu Sebelum Bereaksi

Menelan informasi tanpa memastikan kebenarannya terlebih dulu akan berdampak buruk bagi masyarakat.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Begitu Donald Trump memenangi pemilihan presiden AS tahun 2016, beritanya sampai di hadapan kita dalam hitungan menit sejak hasilnya diumumkan. Kita bisa membuka laman The New York Times dan membaca berita mengejutkan itu. Apakah kita langsung memercayai berita media terkemuka itu? Tanpa terlebih dahulu memeriksa lama-laman media online lainnya, kita pada umumnya langsung percaya.

Bagaimana jika kabar yang sama disampaikan oleh laman yang kita tidak akrab atau reputasinya belum kita kenal seperti The New York Times. Apakah kita langsung percaya? Boleh jadi, sebagian akan menjawab iya dan sebagian lainnya akan memeriksa kabar serupa di laman lain, yang menurutnya lebih dapat dipercaya.

Kedua pilihan itu mungkin terjadi karena kedekatan kita, setidaknya secara emosional, dengan peristiwa yang diberitakan boleh dibilang tidak sangat dekat. Situasinya mungkin akan berbeda manakala aspek kedekatan peristiwa yang diberitakan itu dengan kita begitu besar. Misalnya saja, berita yang sempat beredar di jagat maya bahwa Prof. Amien Rais akan ditangkap. Pihak kepolisian dengan cepat membantah bahwa berita tersebut tidak benar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mengapa respon kepolisian demikian cepat? Tak lain karena kabar burung itu berpotensi menimbulkan ketegangan dalam masyarakat. Respon emosional kebanyakan orang akan lebih cepat mencuat dibandingkan dengan respon nalar. Orang yang menerima atau membaca kabar burung itu akan cenderung tidak memeriksa kebenarannya terlebih dulu sebelum memberi respon. Ketika respon emosional mencuat dengan cepat di media sosial, situasi dengan cepat menjadi keruh. Ketika kemudian konfirmasi dilakukan, dan terbukti bahwa berita atau informasi itu salah atau palsu, situasi tidak mudah dipulihkan. Inilah yang sering terjadi dalam masyarakat kita.

Dalam konteks peristiwa apapun, menurut hasil kajian neuroscience, respon emosional memang bergerak lebih cepat ketimbang respon rasional. Orang segera terpancing emosinya mendengar kabar buruk tanpa memeriksa lebih dulu kebenarannya. Emosi seseorang cenderung bereaksi lebih cepat daripada berfungsinya kemampuan kognitifnya. Reaksi emosional mendahului konfirmasi.

Reaksi cepat yang bersifat emosional inilah yang kerap muncul di media sosial maupun komentar-komentar pada pemberitaan media online yang dikelola para jurnalis profesional. Komentar pembaca di laman media profesional ini tidak kalah seram dibandingkan dengan ujaran yang berlalu lalang di media sosial. Di sini, emosi bergerak lebih cepat daripada nalar.

Salah satu masalah serius yang timbul dari informasi yang beredar di dunia maya ialah kurangnya kesadaran para warganya (netizen) untuk melakukan konfirmasi akan kebenaran informasi itu. Informasi yang didapat cenderung dianggap sebagai kebenaran tanpa cek dan ricek terlebih dulu. Respon negatif akan muncul bilamana informasi itu tidak sesuai dengan kepentingan, keyakinan, maupun keberpihakan penerima informasi atau pembaca. Sebaliknya, respon positif akan dilontarkan dalam bentuk pujian dan ungkapan rasa senang lainnya. Yang menyedihkan, kedua respon itu kerap dibumbui dengan komentar-komentar yang merendahkan atau bersifat merisak (bullying) sekaligus memancing respon emosional lebih cepat.

Situasi menjadi runyam ketika pertempuran kata-kata berlangsung di media sosial maupun media online profesional lewat kolom komentar pembaca. Konfirmasi untuk memastikan kebenaran suatu informasi, termasuk yang dipublikasikan oleh media profesional, cenderung diabaikan. Banyak informasi ditelan begitu saja, tanpa diperiksa kebenarannya, juga tidak disikapi secara kritis. Inilah salah satu tantangan serius yang dihadapi masyarakat kita mengingat akibatnya yang bisa begitu dahsyat terhadap kerukunan masyarakat.

Mengonfirmasi, memeriksa kebenaran, maupun menguji informasi secara kritis merupakan keharusan yang tidak boleh disepelekan agar masyarakat tidak mudah goyah atau dipecah-belah oleh informasi yang belum tentu benar. Sudah terlalu banyak kemarahan dan pertikaian yang terpicu oleh informasi yang tidak benar tapi ditelan mentah-mentah. (Sumber ilustrasi: wilsonquarterly.com) **

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Sabtu, 27 April 2024 14:25 WIB

Bingkai Kehidupan

Oleh: Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Sabtu, 27 April 2024 06:23 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Sabtu, 27 April 2024 14:25 WIB

Bingkai Kehidupan

Oleh: Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Sabtu, 27 April 2024 06:23 WIB