x

Sejumlah pemuda menyalakan lampion pada Festifal Limaribu Lampion di Pantai Bandengan, Jepara, Jawa Tengah, 20 April 2016. Kegiatan Jepara Menerangi Nusantara ini digelar untuk memeriahkan Hari Kartini di pantai tempat Kartini menyendiri untuk mencar

Iklan

Pakde Djoko

Seni Budaya, ruang baca, Essay, buku
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Spirit Kartini dalam Dunia Pendidikan

Pemikiran Visioner Kartini itulah yang membuat perempuan sekarang berjuang untuk kesetaraan Gender, dan kesamaan hak dalam pendidikan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Tidak bisa dipungkiri Pendidikan telah mengubah cara pandang seseorang dalam perpektif masa depan. empat sampai lima dekade lalu mungkin perempuan masih jauh tertinggal di belakang laki-laki. Kultur di banyak suku Indonesia mengkondisikan perempuan  di belakang laki-laki.  Laki-laki begitu dominan hingga kedudukan perempuan hanya sebagai konco wingking(Teman di belakang;jawa)yang tidak punya kuasa atas keputusan-keputusan dalam sebuah keluarga besar. Laki-laki dominan untuk memutuskan sesuatu. Bahkan wanita dalam istilah Jawa bisa disebut wani ditata. Yaitu harus selalu tunduk pada peraturan yang dikendalikan laki-laki.

Peran Kartini dalam Pendidikan

Kartini dengan tegas berkata, “... Guru-guru memiliki tugas rangkap: menjadi guru dan pendidik! Mereka harus melaksanakan pendidikan rangkap itu, yaitu: pendidikan pikiran dan budi pekerti.”

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pendidikan di sekolah harus dibarengi dengan pendidikan dalam keluarga. Kata Kartini, “Sekolah-sekolah saja tidak dapat memajukan masyarakat, tetapi juga keluarga di rumah harus turut bekerja. Lebih-lebih dari rumahlah kekuatan mendidik itu harus berasal.” (Kartini dalam Berilah Orang Jawa Pendidikan tertanggal Januari 1903).

Kartini juga mengajarkan untuk menuntut ilmu tetapi tidak lupa untuk mengamalkan ilmu tersebut. “Pergilah. Laksanakan  cita-citamu. Kerjalah  untuk hari depan. Kerjalah untuk kebahagiaan beribu-ribu orang yang tertindas di bawah hukum yang tidak adil dan paham-paham yang  palsu tentang  mana yang baik dan mana yang buruk. Pergi. Pergilah. Berjuanglah dan menderitalah, tetapi bekerjalah untuk kepentingan yang abadi”(Surat Kartini kepada Ny. Van Kol, 21 Juli 1902)

Dalam perjuangannya untuk kaum perempuan selama hidupnya Kartini sudah banyak berperan terutama saat ia mendirikan sekolah khusus perempuan, mendirikan perpustakaan yang bisa dinikmati oleh kaumnya. Pemikiran Visioner Kartini itulah yang membuat perempuan sekarang berjuang untuk kesetaraan Gender, dan kesamaan hak dalam pendidikan. Berkat kartini  Keterwakilan Perempuan di parlemen meningkat, tahun 1955 prosentasi keterwakilan hanya sekitar 5,06%  Pada pemilu terakhir yaitu 2014 prosentasi perempuan meningkat menjadi 17,32 %(Data Buku Komisi Pemilihan Umum).Di Kabinetpun sekarang peran perempuan meningkat . Tahun 1998 di Kabinet Reformasi perempuan yang menduduki mentri hanya 2 orang tahun 2014, dalam Kabinet Indonesia Kerja  ada 8 perempuan yang menjabat mentri.

Untuk itulah Kartini seorang bangsawan Jawa yang bernama Lengkap Raden Adjeng Kartini(Jepara, 21 April 1879, lahir dari seorang Ibu bernama M.A Ngasirah dan Ayah bernama Raden Mas Adhipati Ario Sosroningrat)memandang bahwa persepsi terhadap perempuan harus diubah. Dalam surat—suratnya ke teman-temannya di Belanda dan Eropa. Spirit Kartini untuk mengubah harkat dan martabat perempuan terus dilakukan. Surat-surat itu terhimpun  dan kemudian dijadikan buku yang berjudul Habis gelap Terbitlah Terang. Meskipun dia sendiri masih terbelenggu pada aturan lingkungan bangsawan (Jepara dan Rembang) pemikiran-pemikiran Kartini telah jauh menembus ruang dan waktu. Di bulan April ini Khususnya tanggal 21 April Adalah Hari Kartini. Semangat Kartini telah mendorong banyak perempuan berprestasi hingga sekarang perempuan yang bersekolah dan mencapai titik puncak dalam pendidikan dan karier, sudah tidak terhitung. Di banyak institusi pendidikan perempuan tidak lagi inferior, malah di sisi lain antuasisme belajar antara laki-laki dan perempuan lebih dominan perempuan. Rangking-rangking di sekolah saat ini didominasi perempuan. Prestasi-prestasi akademik, ketrampilan public speaking, kemampuan berbahasa dan ketrampilan-ketrampilan yang menuntut ketekunan banyak dipegang oleh perempuan.

Yang tampak di permukaan dalam masyarakat modern perempuan sudah berkembang pesat, tapi bagaimana dengan yang dipelosok-pelosok seperti pedalaman Papua, Kalimantan, Perbatasan-perbatasan? Mungkin jangkauan spirit Kartini belum sampai sana .Hanya perempuan yang mau keluar dari zona daerahnya dan pergi ke kota-kota di mana mereka mendapat kesempatan sama dalam pendidikan perempuan memperoleh spiritnya.

Tentang Emansipasi

Lalu apakah dengan emansipasi yang didengungkan Kartini (Suaminya  R.M.A.A. Singgih Djojo Adhiningrat mendukung R A Kartini dalam perjuangan persamaan hak dan dalam pendidikan), perempuan harus melepaskan kodratnya sebagai  pendamping pria, ibu yang harus mengasuh anak-anaknya menjemput masa depan, bersaing dengan laki-laki dalam hal prestasi akademik, kuasa dan kedudukan yang setara dalam masyarakat?

Jawaban-jawaban tentang kesetaraan laki-laki dan perempuan itu masih menjadi perdebatan sengit. Kultur bahwa laki-laki adalah iman keluarganya pemimpin bagi masyarakat sekitar dan komunitasnya masihlah dominan. Dalam spirit agama-agama Samawi(Islam, Kristen, Yahudi) penulis sering berdiskusi dengan teman sejawat, ruang lingkup perempuan masih terbatas. Dalam sejarah agama Samawi Perempuan kedudukannya tetaplah dibelakang laki – laki.  Untuk mengubah paradigma  bahwa perempuan itu setara dengan pria banyak kendalanya, terutama dengan isi kitab-kitab suci mereka yang masih menganggap perempuan bukanlah iman, bukanlah pemimpin.

Boleh jadi banyak perempuan sekarang ini sudah bisa menjadi Bupati, Wali Kota, Menteri Luar negeri, Mentri Kelautan, Gubernur, Lurah dsb. Banyak perempuan  bergelar  Prof Dr, Menjadi CEO, direktur, Pengusaha sukses, tapi tidak bisa dipungkiri masih banyak perempuan menjadi korban pelecehan, pemerkosaan, poligami, Human trafficking di negara-negara yang masih menganggap perempuan sebagai budak baik budak nafsu sex laki-laki maupun budak sebenar benarnya bahwa perempuan itu hanyalah pembantu, tukang cuci, tukang setrika dan pengasuh anak yang hanya berperan di belakang layar. Penulis membaca Tempo Khusus Edisi perempuan mencatat banyak sekali perempuan menjadi ilmuwan, penggerak komunitas, Anggota parlemen, Komposer/pencipta lagu, penggerak budaya dalam masyarakat(Baca Perempuan Penembus Batas edisi 18 April – 24 April 2016)

Gadis Arifia dalam Kolom Edisi Khusus Tempo mencuplik surat-surat kartini karya Joost Cote.Kartini: The complete Writings(2014). Menggambarkan keberanian Kartini menyuarakan penolakan tradisi budaya Elite Jawa yang mengekang perempuan. Kartini mengangkat  suara ketika perempuan di Nusantara, bahkan di dunia, belum memiliki keberanian menolak budaya patriarki.

Apakah emansipasi akan mengubah peran laki-laki dan perempuan? Jika berbicara tentang emansipasi sudah saatnya perempuan dan laki-laki duduk berbicara dari hati ke hati untuk saling mengisi dan saling menyempurnakan. Ada sisi lemah perempuan yang harus diisi oleh laki-laki, ada sisi lemah laki-laki yang harus disempurnakan oleh perempuan. Perempuan tetaplah pada kodratnya sebagai pendamping laki-laki, tapi arus pemikiran modern perempuan tidak boleh dibatasi hanya sebagai  pendamping laki-laki.

Sinergi, itulah yang tepat untuk menggambarkan kesempurnaan hubungan laki-laki dan perempuan. Tetap ada toleransi dari hati ke hati agar relasi laki-laki dan perempuan bukan saling melecehkan melainkan saling mengisi dan menyempurnakan.  

Sumber:

Mathress.blogspot.co.id

Tempo Majalah, Edisi Khusus Hari Kartini (18 – 24 April  2016)

Penulis Seorang Guru di Sekolah Swasta di Jakarta

Ikuti tulisan menarik Pakde Djoko lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu