x

Petugas saat gladi bersih dalam acara Deklarasi Kampanye Pemilu berintegritas dan pawai/ karnaval kendaraan hias parpol di lapangan Monumen Nasional (15/3). Deklarasi Kampanye Pemilu akan diikuti oleh seluruh partai politik peserta pemilu 2014. Tempo

Iklan

Pakde Djoko

Seni Budaya, ruang baca, Essay, buku
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Pimpinan Parpol

Masyarakat kecele, mereka para pimpinan parpol yang sebelumnya menampilkan ketegangan, saling sikut, malah tertawa seakan tanpa masalah.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Suguhan karya foto di media baru-baru ini heboh saat, Agung Laksono yang akhir-akhir ini menjadi seteru Abu Rizal Bakri, Serta Senior golkar lainnya yang menjabat sebagai Wakil Presiden RI Jusuf Kalla tampak akrab bercengkerama. Sebuah antitesis dari persepsi masyarakat yang menganggap bahwa Golkar sedang dalam tubir kehancuran. Partai berlambang pohon beringin ini seperti menampilkan film drama dengan aktor watak yang sangat menguasai seni seni akting. Mereka bisa tampil garang, sedih, berganti menjadi tertawa lepas seakan tidak pernah terjadi apa-apa di antara mereka. Golkar sungguh oportunis sejati. Betapa tidak, mereka bisa berganti prinsip, berganti pimpinan, berganti haluan seenak jidat sendiri. Merekapun tidak sungkan menelan ludah sendiri. Politik sungguh liat, tak sungkan-sungkan padahal sudah kehilangan muka, kehilangan kepercayaan. Besok berkata A, sekarang berkata B, Nanti berkata apa terserah mereka.

Penulis masih ingat perseteruan seru antara KIH dan KMP saat pertarungan mengejar Kursi RI I. Lihat golkar, mereka  terbelah -belah dalam dua faksi, terpecah-pecah antara generasi muda Golkar yang menginginkan perubahan dan Senior yang tetap mempertahankan status Quo. Sang ketua yang berjumpalitan mendekat dalam arus kekuasaan dan arus oposisi dengan entengnya berganti haluan. Saat Jokowi ternyata tidak merasa sreg dengan politik dagang sapi dari pimpinan Partai Politik, saat Last Minute Sang Ketua yang tidak laku jualannnya sebagai calon Presiden bisa menjadi oposan dari pemerintahan yang sah. Padahal dalam sejarahnya Golkar itu adalah partai yang selalu dekat dengan kekuasaan. Belum pernah dalam sejarah Golkar menjadi oposisi.

 Mereka mendekat Ke KMP yang terdiri dari partai-partai yang"kalah perang". Para petingginya memainkan politik pecah belah, dan menyuarakan suara-suara "asal beda". Dari kawan sejati menjadi musuh bebuyutan, dari karib menjadi seteru. Tapi tahukah anda bahwa mereka ngomong seru dan nyelekit hanya saat tampil di  mata publik.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 Pimpinan Partai politik memang aktor watak sejati. Mereka bisa mengobok-obok rakyat jelata, mereka bisa menggiring opini, membuat masyarakat terkotak-kotak dalam aksi dukung mendukung, bisa amat membenci tokoh tertentu, dan membuat media massa dan media sosial saling berperang. Media boleh kecewa berat bahwa selama ini media terkecoh oleh permainan watak para politisi.

 Di Parlemen boleh saja mereka saling gebrak, saling sikut, saling tinju, tapi tahukah saat mereka menghadiri pesta perkawinan, pesta di hotel berbintang,suasana cair dan akrab amat terasa. terbahak, tersenyum dan dengan mengerling mereka saling berbisik, Oke khan akting saya.

Ikuti tulisan menarik Pakde Djoko lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan