x

Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi dan Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Brawijaya gelar Workshop Lembaga Standarisasi Profesi (LPS). Sumber foto : http://prasetya.ub.ac.id/ (Komunika Online)

Iklan

Akal Sehat

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Konsep ISO Dalam Standarisasi Pendidikan

serfikasi ISO sebagai ukuran keberhasilan manajemen pendidikan bukanlah langkah yang bijak.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Banyak orang awam menyalah-artikan kepanjangan dari istilah ISO dengan menyebutnya sebagai International Standard Organization. Padahal ini keliru dan salah kaprah, karena ISO bukanlah suatu singkatan! Kata ISO bermula dari kata isos (bahasa Yunani) yang maknanya adalah equal (bahasa Inggris). Padanan kata yang mendekati pemahaman tentang ISO tersebut dalam bahasa Indonesia adalah seperti kata sesuai, cocok, pas atau bisa juga berarti memenuhi persyaratan. Dari pengertian ISO ini lalu muncul istilah standar (standarisasi). Disisi lain ISO juga dikenal sebagai suatu organisasi berskala internasional yang menangani urusan standarisasi di perusahaan atau dalam bahasa Inggrisnya ditulis sebagai International Organization for Standarization. Jadi jika ingin disingkat sebenarnya IOS bukan ISO. Salah kaprah dalam memahami arti ISO ini perlu diungkap agar kita selanjutnya dapat memaknai dengan baik maksud dan tujuan diberlakukan ISO pada awal pendiriannya.

Berdasarkan pengalaman empiris penulis di dunia industri dapat diungkapkan disini bahwa pengelolaan perusahaan-perusahaan besar mesti ditangani oleh orang-orang yang memiliki kapabilitas dan keahlian tertentu. Orang-orang tersebut yang mempunyai kapasitas dimaksud biasa dikenal masyarakat dengan sebutan kalangan profesional. Dengan demikian, perusahaan-perusahaan besar senantiasa dikelola secara profesional dengan standar manajemen (pengelolaan) yang ditentukan (baku), sehingga perusahaan dan karyawan memiliki berbagai sertifikasi misal, CIA (Certified Internal Auditor), Certified Fraud Examiner dan lain-lain.

Singkatnya, tingkat profesionalitas dan kualitas suatu perusahaan tidak terlepas dari berbagai sertifikasi yang telah dimiliki. Semakin banyak satu perusahaan memiliki sertifikasi semakin profesional perusahaan tersebut. Hal ini karena di dunia usaha dan industri selalu menginginkan input, proses dan output nya memiliki standarisasi. Produk yang dihasilkan sesuai spesifikasi yang ditentukan, sehingga dapat memuaskan para konsumen (end user) sebagai pengguna produk. Pada batas ini dapat dikatakan bahwa dunia usaha yang mengikuti dinamika kastemer di lapangan, bukannya mereka mendikte kemauan kastemer. Alhasil, loyalitas pelanggan menjadi bagian penting bagi keberlangsungan hidup dan kemajuan perusahaan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Oleh karena itu kesetaraan dan kesesuaian bahan baku perlu terjaga dengan baik, lalu kegiatan pemrosesan bahan baku juga mengikuti takaran dan standar baku yang ditetapkan untuk kemudian bisa menghasilkan barang jadi (finished goods) yang pas dan cocok. Dalam konteks ini diperlukan standarisasi baik dari sisi input, proses maupun output agar barang jadi (produk) yang dihasilkan sesuai ketentuan. Standar yang dibutuhkan perusahaan senantiasa berubah mengikuti dinamika dan permintaan pasar yakni kastemer, yang akan menggunakan produk.

Standar Manajemen Mutu di Dunia Bisnis

Sebagai organisasi berorientasi laba perusahaan dituntut untuk meningkatkan produktivitas unjuk kerja secara lebih efektif dan efisien dengan tentunya tetap menaruh perhatian pada kualitas produk (baik barang dan atau pun jasa) yang dihasilkannya. Oleh karena itu, standar mutu menjadi suatu keniscayaan dalam proses dan kegiatan yang berlangsung di suatu perusahaan terlebih lagi perusahaan besar bertaraf internasional dan mendunia. Penyelarasan standar pengelolaan (manajemen) perusahaan menjadi kepedulian organisasi-organisasi di dunia usaha dan industri, sehingga mereka merasa perlu untuk membentuk organisasi antar bangsa, lintas Negara yang berkiprah pada urusan standarisasi (ISO). Organisasi ISO yang didirikan tahun 1947 terus berkembang pesat hingga kini memiliki tidak kurang dari 164 negara anggota yang lebih dari tiga perempatnya berasal dari Negara-Negara berkembang seperti Indonesia. Berdirinya Organisasi ISO pada awalnya terkait dengan upaya memudahkan , melancarkan lalu lintas perdagangan antar Negara.

Dalam proses produksi/manufaktur bahan baku yang standar, seragam dan cocok memang diperlukan agar hasil yang diraih pun sesuai harapan. Ilustrasinya seperti ini: suatu perusahaan manufaktur rokok membutuhkan 1 kg tembakau siap pakai (tobacco blend) akan menghasilkan 850 batang rokok (filter). Hasil tersebut terstandar (standardized) dan suatu keniscayaan apbila dilakukan dengan memenuhi unsur-unsur yang ditentukan, misalnya mesin memenuhi standar, saos sesuai takaran, filter. Apabila dalam proses yang dilakukan ternyata hasil produksinya tidak mencapai 850 batang rokok, maka terjadi inefisiensi dan prosesnya tidak efektif. Ini berarti ada bagian atau sub proses yang tidak sesuai standar. Mungkin saja saosnya ketebalan, kertas dan filternya tidak standar dan bila partikel ukuran tembakau terlalu kasar bisa bermasalah, dan produknya tertolak (defect and reject).

Proses produksi seperti diterangkan diatas dalam manajemen produksi dilakukan secara runtut dan saksama sesuai standar agar tidak terjadi cacat produk. Sikap untuk mencegah produk cacat ini disebut zero defect yang merupakan standar unjuk kerja (kinerja). Oleh karena itu, melakukan hal “doing it right the first time” sangat penting bagi kesempurnaan proses produksi selanjutnya (Crosby, 1979).

Standarisasi di dunia bisnis dan industri suatu keniscayaan dan telah dilakukan oleh sejumlah perusahaan yang mengutamakan kualitas. Standar dilakukan tidak hanya pada bahan baku atau input yang dimiliki tetapi juga pada proses dan kegiatan produksi ataupun pelayanan. Tetapi patut dicatat bahwa tidak semua perusahaan menggunakan sistem manajemen mutu yang dikeluarkan oleh ISO. Rata-rata perusahaan terkenal mempunyai sistem manajemem mutu masing-masing yang menaruh perhatian pada isu-isu dalam dunia bisnis dan industri seperti: perfection, fast delivery, eliminates waste, providing good, usable products, fitness for use, consistency dan tentunya delighting or pleasing customers’ satisfaction.

Standar Manajemen Mutu dalam dunia Pendidikan

Kita harus akui bahwa manajemen pendidikan sebagai bidang studi dan profesi tidak terlepas dari pengaruh prinsip-prinsip manajemen di dunia industri dan bisnis. Pada abad ke-21 teori dan konsep manajemen industri telah diadaptasi dan dikembangkan kedalam konteks pendidikan. Di dunia pendidikan Indonesia konsep sertifikasi untuk menciptakan standarisasi juga dipakai. Kualifikasi, kompetensi dan sertifikasi guru dan dosen telah dilaksanakan dengan maksud untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan nasional. Selanjutnya, lembaga-lembaga pendidikan juga seolah berlomba ingin memperoleh sertifikasi ISO agar dianggap manajemen pendidikannya memenuhi standar internasional. Padahal, menurut seorang pengamat pendidikan kecenderungan standarisasi dan sertifikasi di dunia pendidikan dapat membawa pengelolaan pendidikan dalam roh korporasi yang steril, kaku dan monoton, sedangkan dunia pendidikan semestinya variatif, inovatif dan dialogis (Darmaningtyas 2012).

Dengan gambaran diatas maka menjadikan serfikasi ISO sebagai ukuran keberhasilan manajemen pendidikan bukanlah langkah yang bijak. Manusia adalah makhluk yang dinamis, sementara barang jadi (finished goods) di dunia industri merupakan produk statis sehingga proses pembinaan dan pembentukan manusia tidak bisa disamakan dengan proses penciptaan produk /barang jadi tersebut. Jika proses pembentukan manusia dalam dunia pendidikan ini disertifikasi maka hal ini sama dengan kegiatan korporatisasi yang mengabaikan sisi keunikan manusia sebagai makhluk hidup yang dinamis dan penuh misteri. Standarisasi mulai awal hingga akhir (input-proses-ouput) memang sangat cocok untuk memproduksi barang jadi,tetapi tidak cocok untuk pembentukan karakter/pendidikan manusia.

Oleh: Aries Musnandar

Peneliti Pascasarjana Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang

Penasehat Ikatan Alumni Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Jakarta

Penasehat CIES FEB UB (Universitas Brawijaya), Malang

 

Ikuti tulisan menarik Akal Sehat lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Bingkai Kehidupan

Oleh: Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Sabtu, 27 April 2024 06:23 WIB

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Bingkai Kehidupan

Oleh: Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Sabtu, 27 April 2024 06:23 WIB