Bintang Muda, Siaga demi Masa Depan
Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIBTentang pengalaman pengelolaan program untuk penguatan kapasitas usaha perempuan di Kota Makassar
Kota Makassar yang kian gemar bersolek telah merangsang minat para pendatang, warga desa, pepulau dan pedalaman melalui urbanisasi. Dari desa, dari kabupaten tetangga hingga pulau jauh bergiliran datang ke jantung Anging Mammiri. Meski Pemerintah Kota giat membangun namun Makassar tetap merupakan kota bersoal laten; langka pekerjaan, diintai pengangguran serta rendahnya kapasitas sumber daya manusia terutama kelompok perempuan.
Rilis Disnaker Makassar, tahun lalu menunjukkan bahwa jumlah pengangguran di Makassar naik hingga 11-12 persen sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS). “Mengutip laporan Makassar dalam Angka 2013, jumlah perempuan 480.545 jiwa. Usia produktif terbanyak dan didominasi oleh perempuan. Mereka amat rentan secara sosial dan ekonomi. Banyak yang tamat sekolah atau bahkan kuliah namun tak punya keterampilan memadai,” kata Kamaruddin Azis, koordinator tim yang baru saja melakukan endline survey dampak Program Bintang Muda dampingan Care Indonesia di bulan Maret 2017.
Bintang Muda?
Bintang Muda adalah program peningkatan kapasitas dan penciptaan peluang berusaha bagi kaum muda di Kota Makassar. Adalah Care International Indonesia di balik program yang unik dan penting untuk Kota Makassar ini.
“Di program ini, kami melatih mereka, agar cakap berwirausaha, agar mempunyai pengetahuan, keberanian memulai dan mengelola keuangan, berdaya tahan atas bencana. Kami menyeleksi 40 kaum muda yang diharapkan menjadi pendorong atau motivator usaha, yang disebut Siaga,” kata Muhammad Idhan, program manager Bintang Muda saat ditemui di kawasan Benteng Fort Rotterdam Makassar beberapa waktu lalu.
“Untuk jangka panjang, mereka dapat menjadi tutor atau fasilitator inkubasi bisnis pada pihak lain terutama perempuan,” tambah Idhan terkait tujuan jangka panjang program. Bagi Idhan, program ini adalah respons atas kondisi dilematis yang dialami oleh kaum muda terutama perempuan yang aksesnya terbatas tersebut. Kaum muda yang dimaksud sesuai undang-undang No. 40/2009 tentang kepemudaan yaitu warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 – 30 tahun.
“Bintang Muda diinisiasi pada Agustus 2015. Targetnya perempuan muda yang berusia 18–30 tahun. Dimulai dengan melakukan seleksi terhadap 426 peserta kemudian terpilih 208 yang mengikuti pelatihan SIAP yang diselenggarakan oleh Care,” terang Idhan.
Penguatan yang diberikan meliputi peningkatan pengetahuan terkait ‘Aspiring Entrepreneur’, melek keuangan dan kesiapsiagaan bencana. Setelah serangkaian pelatihan kemudian Bintang Muda difasilitasi dari penyiapan rencana bisnis hingga diberikan dana stimulan bernama ‘Dana Sahabat’ plus bimbingan usaha dari salah satu mitra Bintang Muda yaitu MakassarPreneur, salah satu LSM yang fokus pada penguatan dan fasilitasi pengusaha muda.
Setelah melalui proses seleksi ketat maka pada September 2015, terpilih 40 perempuan muda yang dianggap potensil dan berprospek dalam berusaha. Merekalah yang kemudian disebut peserta Siaga. Mereka mendapatkan pelatihan lagi dari Care untuk benar-benar mampu menjalankan rencana bisnis mereka. Pelatihan-pelatihan yang diberikan seperti identifikasi jenis usaha, pengembangan rencana bisnis, kepemilikan usaha, membuka akses pasar, akses layanan keuangan hingga kesiapsiagaan bencana untuk usaha. Care memfasilitasi Resource Coaching Center (RCC) yang dimaksudkan sebagai upaya memberikan bantuan atau pembinaan serta pendampingan kepada peserta Siaga agar usahanya meningkat, menguntungkan dan berkelanjutan.
“Bersama MakassarPreneur diberikan asistensi pembukuan, manajemen waktu, manajemen karyawan, marketing online atau offline, dan menentukan harga pokok produk. Inilah yang kita maknai sebagai fasilitasi itu,” tambah Idhan.
Setelah fasilitasi
Temuan tim survey menunjukkan bahwa sebagian besar peserta yang lolos seleksi berusia antara 24 hingga 26 tahun. “Sebagian besar merupakan lulusan kampus, dapat mengalokasikan waktu, ingin maju dan bersedia menjadi bagian program ini,” kata Muhajir, anggota tim survey. Latarnya beragam, dari ibu rumah tangga, sarjana, pengangguran, pebisnis pemula hingga mahasiswa.
“Alasannya macam-macam, ada yang ingin belajar dan mencoba berbisnis dan meningkat penghasilannya, menambah kesibukan sebagai ibu rumah tangga, bertambah kapasitasnya hingga menambah biaya kuliah,” kata Muhajir. Usaha pun beragam. ada kuliner, handy craft, jasa jahitan, fotografer, percetakan, termasuk perdagangan seperti jual sembako, tas, dan jilbab.
“Ada juga yang menambah aset bisnis, dengan melakukan penambahan aset akan membantu meningkatkan jumlah konsumen. Msalnya beli peralatan menjahit, kamera, peralatan galon, tambahan aksesoris pengantin,” tambah Muhajir. Tak hanya pelatihan, Siaga Bintang Muda dibekali modal usaha hingga 8 jutaan.
Survey ini menunjukkan bahwa Bintang Muda telah meletakkan dasar-dasar strategi hingga pelaksanaan kegiatan dalam dua tahun terakhir. Terdapat indikasi bahwa jumlah tenaga kerja yang terlibat meningkat setelah mengikuti program Bintang Muda, pada kategori usaha baru dan kategori usaha yang telah ada namun hendak dikembangkan seperti pada tabel berikut.
“Ada penyediaan lapangan kerja dan telah meningkatkan partisipasi berusaha anggota keluarga dan masyarakat di sekitarnya hingga mencapai 3 kali lipat,” ungkap Muhajir. Menurut Muhajir, hal yang menarik dari para peserta ini adalah latar belakangnya. Ada yang merupakan mantan buruh migrant yang sempat menjadi korban human trafficking, pelaku urbanisasi dari desa atau pulau hingga perempuan muda yang kesulitan pembiayaan pendidikan dan kesehatan keluarga. Rata-rata pendapatan usaha yang diperoleh oleh Bintang Muda dalam menjalankan usaha mereka adalah Rp. 1.000.000,-/bulan (kurang lebih). Nilai ini adalah rata-rata keuntungan bersih Bintang Muda yang diperoleh setelah membayar biaya operasional termasuk gaji karyawan dan juga modal.
“Terdapat 2 orang yang memiliki pendapatan di atas 3 juta rupiah/bulan dan 4 orang yang berpendapatan 2-3 juta rupiah/bulan, hal ini dikarenakan karena usaha mereka sudah berkembang sebelumnya sehingga konsumen sudah ada. Ramlah misalnya, perempuan kelahiran Makassar tanggal 12 April 1992 ini mengaku meraup penjualan hingga Rp. 3-4 Juta perbulan setelah menjual baju kaos dengan brand Putra Collection,” papar Muhajir.
Tentang sertifikasi usaha, para Bintang Muda menyatakan bahwa terdapat beberapa kendala untuk mendapatkan surat izin/ sertifikat tersebut, di antaranya, sudah mencoba untuk uji lab di otoritas kesehatan namun masih ada kandungan formalin, pengurusan di instansi terkait berbelit-belit, berbiaya mahal. Ada juga yang belum mau mengurus karena pelanggan belum banyak.
“Ada juga kendala di pengurusan sertifikat halal karena nilainya sebesar 2,7 juta,” ungkap salah seorang peserta.
“Inisiatif mereka memasarkan produk yaitu dengan memanfaatkan pasar online. Perilaku berusaha membaik dan nyata setelah ikut program, mereka semakin rajin promosi online dan memasarkan produk door to door hingga sistem cicil,” kata Muhajir.
Ditemukan fakta juga tentang strategi pemasaran dengan mengirim foto profuk ke social media, ke website penjualan dan bekerjasama dengan usaha tenda dan katering, sehingga bisa menjual langsung secara paket. Memudahkan pembayaran dengan sistem kredit hingga inovasi pada packaging, rasa dan kualitas. “Termasuk meningkatkan kualitas berupa ciri khas daerah Bugis dan Makassar,” tambah Fajri anggota tim survey lainnya.
“Saya membagikan produk ke social media seperti Facebook, Blackberry Messenger, Instagram, Line hingga ke bursa online OLX,” kata Ramlah salah seorang peserta Bintang Muda.
Dampak nyata
“Program ini berdampak nyata setelah ada transformasi kapasitas antara Care, MakassarPreneur dengan orang perorang, terutama pada 40 peserta Bintang Muda itu,” kata Kamaruddin. Dia mempertegas ini dengan menyebutkan adanya perubahan kapasitas individu dalam hal perintisan usaha dan pengembangannya. Selain itu ada transfromasi pada anggota keluarga yang lain yang ikut aktif berusaha.
Sebagai sebuah program, Bintang Muda dianggap telah memberikan inspirasi bagi Pemerintah Kota Makassar karena memberikan keragaman inovasi dalam meningkatkan kapasitas usaha pesertanya. Menurut Ibu Hamna Faisal, kepala seksi pengembangan wawasan dan kreativitas Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Makassar, Pemerintah Kota telah mendorong fasilitasi bagi kaum muda untuk menekuni bisnis online.
“Peluangnya cukup besar meski disadari bahwa dari sisi daya saing produk masih perlu pendampingan yang lebih intensif, misalnya kemasan yang belum cukup bagus,” kata Hamna pada satu kesempatan. Menurutnya, program Bintang Muda telah terlhat nyata hasinya dan berharap ini akan terus ditingkatkan kegiatannya.
Bagi Hamna, maupun bagi tim survey, terdapat beberapa catatan untuk pengembangan ke depan, di antaranya, pentingnya penguatan kapasitas dan pendampingan bagi usahawan muda terutama kaum perempuan sebab situasi dan iklim usaha akan semakin kompleks ke depannya. Kedua, perlunya memastikan ketepatan proyeksi bisnis dengan melihat kondisi internal dan membaca kondisi eksternal, ini artinya tidak bisa asal bikin usaha. Ketiga, pengaturan waktu atau pentingnya fokus dalam melaksanakan usaha. Keempat, pengaturan internal di rumah tangga terutama bagi yang sudah menikah.
Secara spesifik, telah ada inisiatif dan motivasi untuk berusaha sehingga memberikan kebanggaan baik pada diri maupun rumah tangganya. Selain itu, ada upaya perbaikan pendapatan dan meningkatkan daya beli serta tabungan untuk masa depan mereka, kehidupan keluarga lebih terjamin dan ada kerjasama dalam rumah tangga. Konflik-konflik rumah tangga bisa diminimalisir karena adanya aktivitas produktif
***
Pasca Bintang Muda, pengelolaan Dana Sahabat yang telah terkumpul karena pengembalian oleh anggota Siaga harus menjadi perhatian bersama. Oleh sebab itu, sebaiknya dana ini dikelola bersama antara MakassarPrenuer dan komunitas Bintang Muda Makassar atas dukungan dan supervisi oleh Pemerintah Kota, sehingga dalam menggulirkan dananya dapat ditentukan dengan tepat dan dikontrol bersama.
“Saya kira, sistem Resource Coaching Center merupakan salah satu bagian program ini yang cukup baik, sehingga penting untuk diadopsi oleh Pemerintah Kota Makassar sebagai salah satu wadah memberikan kesempatan kepada para wirausahawan berbagi pengalaman dan pengetahuan,” tanggap Idhan.
Bagi Idhan, Bintang Muda telah menjadi model alternatif yang dicirikan oleh adanya kolaborasi organisasi masyarakat sipil seperti MakassarPreneur, Pemerintah Kota dan kaum perempuan. Meski jumlahnya terbatas, namun model yang telah dikembangkan terbukti dapat meningkatkan partisipasi perempuan dalam pengembangan ekonominya. Ke depan, Pemerintah Kota Makassar dapat mengembangkan pendekatan yang sama dengan memaksimalkan sumber daya yang ada seperti sumber daya manusia yang telah terlatih, pengalokasian anggaran dan dukungan kebijakan yang memadai.
“Harapan jangka panjangnya agar angka pengangguran dapat ditekan dan inisiatif berusaha kaum muda terutama perempuan semakin tinggi dan meluas,” pungkas Idhan.
Penulis Indonesiana
0 Pengikut
Nilai Aren Oloh, Pilar Ekonomi Situbondo
Rabu, 25 Maret 2020 13:02 WIBBupati Lombar: CCDP adalah Keberhasilan Semua Pihak
Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler