x

Iklan

Admiral Musa Julius

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Magnet Bumi dan Transportasi

Transportasi darat, laut dan udara membutuhkan sistem navigasi berbasis magnet bumi

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Akhir tahun 2014 lalu kita disuguhkan berita dukacita atas korban tewas pada kecelakaan AirAsia QZ-8501 di perairan laut Jawa. Pencarian korban kecelakaan tersebut masih berlangsung hingga kini. Diduga kuat penyebab utama kecelakaan tersebut akibat cuaca buruk yang dipicu oleh aktivitas awan kumulonimbus yang dikenal sangat “galak” oleh pekerja penerbangan. Peristiwa tersebut harus menjadi pelajaran bagi seluruh elemen pekerja penerbangan di Indonesia. Namun kita perlu tahu bahwa penyebab kecelakaan transportasi udara akibat fenomena alam tidak hanya bersumber dari cuaca buruk, tapi juga dari gangguan magnet bumi yang menyebabkan terganggunya sistem navigasi.

Bumi kita ibarat sebuah magnet raksasa, di mana bumi seakan memiliki batang magnet raksasa. Penyebab utama keberadaan magnet di bumi paling dominan adalah gejala yang terjadi di dalam bumi, yakni berdasar teori dinamo, disebabkan oleh arus listrik yang terbentuk karena adanya proses rotasi bumi dan konveksi material magnetis di dalam inti bumi bagian luar yang didominasi besi. Saat cairan konduktif mengalir, arus listrik akan terinduksikan, yang kemudian kembali menghasilkan medan magnet yang lain. Saat medan magnet ini menguatkan medan magnet yang sebelumnya, dinamo terbentuk dan menjadi stabil.

Keberadaan medan magnet bumi dan upaya manusia untuk mempelajarinya dapat memberikan manfaat tersendiri bagi manusia dalam usahanya untuk memahami alam dan fenomenanya. Dengan memahaminya, hidup manusia tentunya akan dipermudah. Sebagai contoh, ketika manusia menetapkan acuan atau referensi dalam sistem navigasi guna menentukan arah kapal, arah pesawat, orbit satelit, dan lain sebagainya. Ataupun dalam kaitannya dengan teknologi komunikasi yang kini sedang berkembang pesat, yakni dalam penggunaan telepon selular yang berkaitan dengan transmisi sinyal.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pengukuran besaran nilai komponen medan magnet bumi secara umum dapat dilakukan dengan berdasarkan data lapangan atau hasil observasi. Pengukuran secara observasi misalnya yang dilakukan oleh Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), berkaitan dengan pembuatan peta Epoch. Sedangkan pengukuran medan magnet yang dilakukan dengan menggunakan model matematis, misalnya yang diterapkan oleh badan referensi internasional untuk medan magnet bumi atau IGRF (International Geomagnetic Reference Field).

Teknologi medan magnet bumi senantiasa dikembangkan untuk berbagai keperluan seperti halnya navigasi. Penunjuk navigasi menggunakan orientasi medan magnet bumi paling sederhana adalah Kompas. Kompas adalah perangkat navigasi di samping peta yang berfungsi sebagai petunjuk arah kutub-kutub magnetik bumi. Penggunaan kompas pada bidang mendatar, selalu menunjukkan arah utara-selatan. Tetapi perlu diingat bahwa arah yang ditunjukkan oleh jarum kompas tersebut adalah arah utara magnetik bumi. Sedangkan arah utara bumi berbeda dengan arah utara magnetik bumi. Jadi arah yang ditunjukkan oleh kompas bukanlah arah utara bumi yang sebenarnya, juga arah utara kompas tidak sama dengan arah utara peta.

Sepanjang tahun 2010 hingga 2012 tercatat 37 kali badai magnet terekam di Observatorium Geofisika BMKG Pelabuhan Ratu, yang merupakan lokasi pengamatan magnet bumi terdekat dari Jakarta dengan rincian 17 badai magnet yang diklasifikasikan sebagai magnet lemah, 16 badai magnet sedang dan 4 badai magnet kuat. Rentang waktu badai magnet dalam orde menit.

Transportasi Indonesia dari waktu ke waktu tentunya sudah tidak asing lagi dengan pemanfaatan magnet bumi untuk sistem navigasi. Setiap pilot penerbangan dan nahkoda pelayaran dibantu oleh radar, kompas, GPS dan lain sebagainya yang berorientasi pada magnet bumi. Peringatan bahaya terbang atau berlayar akan diumumkan oleh BMKG saat akan terjadi potensi gangguan navigasi dari fenomena badai magnet akibat radiasi maksimum matahari. Jika informasi tersebut tidak diindahkan, bisa jadi pilot di udara atau nahkoda di laut kehilangan arah yang tepat dalam perjalanannya. Untuk itu sudah menjadi kewajiban bagi ATC di seluruh Indonesia untuk menghentikan aktivitas penerbangan sementara sebelum dan saat terjadi badai magnet.

Jangan sampai ada pesawat di udara saat terjadi badai magnet karena akan membuat pesawat kehilangan arah dan pilot akan cenderung berputar atau berlalu lalang sehingga kehabisan bahan bakar. Jika bahan bakar akan habis, pilot akan terbang rendah dan mencari tempat mendarat darurat. Gangguan navigasi selangkah lebih aman dibandingkan cuaca buruk karena pesawat tidak diganggu secara fisik  oleh awan kumulonimbus seperti aktivitas gaya tekan awan, pembekuan mesin dan sengatan petir.

Manfaat Lain

Magnet bumi juga dapat melindungi bumi melalui lapisan Van Allen, suatu lapisan yang tercipta akibat keberadaan medan magnet bumi, juga berperan sebagai perisai melawan radiasi berbahaya yang mengancam  bumi seperti radiasi matahari. Bumi memiliki kerapatan terbesar di antara planet-planet lain di tata surya kita. Inti bumi yang terdiri atas unsur nikel dan besi inilah yang menyebabkan keberadaan medan magnetnya yang besar. Medan magnet ini membentuk lapisan pelindung berupa radiasi Van Allen yang melindungi bumi dari pancaran radiasi dari luar angkasa. Jika lapisan pelindung ini tidak ada maka kehidupan takkan dapat berlangsung di bumi

Kini di Indonesia juga sedang dikembangkan penelitian magnet bumi untuk mem-pre-deteksi gempabumi. Pemodelan medan magnet bumi regional bertujuan untuk mengetahui prakiraan variasi harian medan magnet bumi regional di Indonesia guna menentukan prekursor gempabumi dan mengetahui karakter gangguan geomagnet di Indonesia. Selain itu melalui pemetaan anomali medan magnet bumi pada permukaan dapat dilakukan pencarian sumber eksplorasi dengan melakukan pemodelan dan stratigrafi untukdiketahui posisi jebakan hidrokarbon sebagai lokasi potensi mineral dan minyak. Melalui pengamatan magnetogram pada setiap komponen dapat dideteksi kerusakan sistem satelit, disfungsi GPS, penyimpangan orbit satelit, hilangnya sinyal radio, korosi pada saluran pipa, gangguan ionosfer, konduksi dengan jaringan listrik, badai magnet, dan lain sebagainya.

Informasi magnet bumi dapat diakses di situs bmkg.go.id pada halaman geofisika potensial. Diharapkan pekerja transportasi dapat memahami gangguan magnet bumi melalui layanan data publik produksi BMKG untuk kebijakan keselamatan transportasi Indonesia. Mari dukung keselamatan transportasi demi mewujudkan Indonesia yang aman dan nyaman.

Opini penulis dimuat di Koran Jakarta, 27 Januari 2015

Ikuti tulisan menarik Admiral Musa Julius lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Taman Pecinta

Oleh: Wahyu Kurniawan

Senin, 29 April 2024 12:26 WIB

Terkini

Terpopuler

Taman Pecinta

Oleh: Wahyu Kurniawan

Senin, 29 April 2024 12:26 WIB