x

Caca Tengker dan suaminya, Barry Tamin saat hari pernikahannya, 16 April 2017. Pengantin mengenakan busana adat Jawa saat akad nikah. Instagram.com/@Whymoments

Iklan

malik delvatinson

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Sejarah Kebudayaan Suku Jawa yang Sangat Beragam

Apakah ada yang tahu tentang sejarah kebudayaan suku Jawa? Jika kalian belum ada yang mengetahui, maka saat ini akan membahas tentang Sejarah Kebudayaan

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Penjelasan Tentang Kebudayaan Suku Jawa 

Tradisi suku Jawa di Negara Indonesia adalah sebuah tradisi yang diikuti oleh semua masyrakat-masyarakat kebangsaan atau suku Jawa yang mencantumkan, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Menurut garis besar, suku jawa terbagi menjadi tiga budaya atau adat yang terdiri dari kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, kebudayaan Jawa Tengah, dan kebudayaan Jawa Timur. Didalam adat suku jawa senantiasa mengangkat tinggi tentang kesopanan dalam bertingkah atau berperilaku dan berbicara serta condong membawa sifat kesederhanaan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain dari kebudayaan suku Jawa yang terdapat didaerah Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Timur, adat-adat jawa juga terdapat pada daerah perantauan orang-orang Jawa seperti kota Jakarta dan Sumatera.

Adat yang dibawa oleh adat Jawa ini menjadi salah satu kebudayaan Negara Indonesia yang digemari oleh masyarakat seluruh manca Negara. Kebanyakan orang-orang luar negeri terpukau dengan kesenian wayang kulit, seni batik, dan gamelan yang ada pada suku kebudayaan Jawa.

Adat jawa ini disinggung sebagai adat yang unik, karena adat-adat atau suku budaya memiliki dua bahasa, bahasa-bahasa tersebut terdiri dari bahasa Jawa Ngoko dan bahasa madya karma. Adat jawa terkenal dengan koservatif dan sinkretik, karena adat Jawa ini selalu menghargai semua agama yang ada pada Negeri ini.

Kebudayaan suku Jawa di Negara Indonesia ini memiliki agama sendiri, yang mana nama agamanya itu dikenal sebagai nama kejawen. Apa itu kejawen? Kejawen ini merupakan salah satu kepercayaan orang-orang terdahulu yang netap atau tinggal di kebudayaan suku Jawa yang didalamnya ada adat/tradisi, budaya, kesenian, dan filsofi-filosofi suku Jawa.

Kejwen mempunyai spiritualistis Jawa yang mana pada zaman dahulu kala kejawen ini menjadi satu-satunya pegangan atau agama yang dibawa oleh penduduk suku Jawa pada masa prasejarah.

Ketika berada di zaman kerajaan, suku Jawa banyak yang membawa atau memegang agama budha dan hindu bahkan mereka (masyarakat) menyebarluaskan agama budha atau agama hindu ke berbagai kerajaan yang berada didaerah kepualauan Jawa, misalkan seperti kerajaan singosari, dan kerajaan majapahit.

Tapi pada saat ini mayoritas di suku Jawa ini sudah  memegang atau menganut agama Islam, meskipun itu tidak 100% semuanya menganut agama islam, ada dari beberapa bagian masyarakat Jawa yang masih berbepegang teguh dengan agama hindu, kristen dan budha.

Dengan seperti itu adat Jawa ini terbagi menjadi tiga kalangan besar yang diantaranya tediri dari kalangan priyayi, abangan, dan santri.

Sejarah sastra di suku Jawa dimulai dari bahasa-bahasa prasasti yang memakai aksara Jawa atau disebut dengan bahasa Jawa kuno. Di zaman sejarah, prasasti tersebut pertama kali ditemukan pada daerah pare, Kediri Provinsi Jawa Timur.

Pada sejarahnya, sastra jawa ini terbagi menjadi empat era, yaitu Sastra jawa tengahan, sastra jawa kuno, sastra Jawa baru, dan yang terakhir adalah sastra Jawa modern. Pertama kali bahasa yang dipakai adalah aksara-aksara jawa atau kalimat jawa atau disebut juga dengan hanacaraka yang sampai saat ini kalimat-kalimat jawa ini masih tetap digunakan.

Ketika berada pada masa sejarah agama islam lebih teredar dan semakin berkembang, dan pada saat itu huruf-huruf arab sempat dipakai sebagai sastra bahasa, yang mana huruf-huruf arab itu diberi nama dengan sebutan huruf pegon.

Ketika pada zaman Indonesia di jajah oleh Negara-negara Europa termasuk tanah jawa, abjad latin dipakai dalam menulis bahasa jawa. Sampai saat ini bahasa jawa latin tersebut dipakai oleh adat atau suku Jawa yang berdomisili di daerah Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Selain dari kebudayaan suku jawa, Negara Indonesia mempunyai berbagai macam seni-seni budaya yang menyimpan unsur-unsur Jawa tulen. Banyaknya kerajaan-kerajaan yang berdiri tegak di wilayah tanah Jawa, ketika berada di zaman sejarah kerajaan-kerajaan yang berdiri itu merupakan salah satu budaya asli yang diwariskan oleh Negara Indonesia.

Selain itu, suku kebudayaan suku jawa ini mempunyai banyak kesenian-kesenian budaya yang masih terlindungi dengan baik sampai saat ini. Misalkan seperti kesenian reog yang mana kesenian reog itu berasal dari daerah Ponorogo Jawa Timur, dan sampai saat ini kesenian reog tersebut masih kerap diselenggarakan petunjukan secara rutin setiap tanggal satu suro yang menjadi persembahan syukur warga penduduk yang berada didaerah Ponorogo.

Selain dari seni reog yang berasal dari daerah Ponorogo, ada juga seni tarian adat yang dikembangkan oleh remaja-remaja sebagai generasi-generasi baru yang mempertahankan kesenian suku Jawa tersebut dari kepunahan.

Kesenian tari yang sampai saat ini terlindungi atau terjaga dengan baik, dan seni tari ini adalah seni yang sangat digemari oleh masyarakat-masyarakat Jawa, salah satu contoh seni tari yang digemari oleh masyarakat Jawa ini adalah Tarian Remo, yang mana tari remo ini berasal dari daerah Jawa Timur.

Selain dari seni-seni yang baru disebutkan, di tanah Jawa ini masih banyak kesenian-kesenian yang sampai saat ini masih terjaga atau terlindungi dengan baik, bahkan kesenian-kesenian Jawa itu semakin dilestarikan menjadi ciri khas dari suku Jawa. 

Ikuti tulisan menarik malik delvatinson lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB