x

Iklan

Nia S Amira

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Laki-laki dengan Sejuta Harapan

si kecil Syam kini telah menjadi Presiden Direktur perusahaan perjalanan haji dan umroh bernama Patuna

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Oleh: Nia S. Amira

Apa yang menarik dari Syam Resfiadi? Harus mendapatkan alasan khusus untuk memahami pria paruh baya ini. Meski hampir tidak ada yang menulis tentang kehidupan pribadi pria yang gemar bermain basket ini, akhirnya saya mendapatkan apa yang masih belum diketahui banyak orang. Syam suka makan rendang, daging sapi yang dimasak dengan bumbu khas dari Sumatera Barat sebagai makanan kesukaannya. Ternyata, ayah dari 5 anak dan suami dari Lies Purnamawati (53) orang Betawi atau asli dari Jakarta, meski namanya juga menyiratkan nama orang-orang dari Sumatera Barat dan saya benar-benar terkecoh karenanya.

Saat berusia 12 tahun, Syam Resfiadi dibawa ke Mekah oleh ayahnya, Amirsyah. Perjalanan spiritual pertama baginya, namun sayang Syam merasa tidak nyaman dan tidak merasa mendapat berkah seperti yang selalu dicari orang di tanah suci. Itu dikarenakan pengalaman yang mengecewakan yang ia dapatkan bersama jamaah satu rombongannya. Sebagai anak kecil, Syam dinilai kritis karena kurangnya pelayanan sanitasi, wudhu dan fasilitas lainnya yang seharusnya disediakan oleh agen perjalanan. Syam kecil berjanji untuk tidak kembali ke Mekah sampai dia bisa memberikan pelayanan yang baik bagi kelompok jamaahnya kelak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Siapa sangka, si kecil Syam kini telah menjadi Presiden Direktur perusahaan perjalanan haji dan umroh bernama Patuna, cikal bakal biro perjalanan haji dan umroh swasta di Indonesia.

Pada tahun 1975 almarhum Amirsyah Thabrani dan temannya mendirikan Pan Travel. Pada saat itu tidak ada layanan Haji Plus dan Amirsyah telah memutuskan untuk memperluas bisnis perjalanannya dengan memberikan layanan kepada peziarah reguler yang ingin kembali ke tanah air dengan lebih cepat. Kerja sama itu dibentuk bersama pemerintah.

Pada tahun 1976-1977, ada tiga biro perjalanan yang terbentuk; Pan Travel, Tunas Indonesia Travel, dan Natrabu Travel di bawah konsorsium PT Patuna Graha.

Pada tahun 1984, pemerintah melalui Kementerian Agama harus membuat kebijakan baru, yaitu penyediaan layanan khusus (haji plus) kepada jamaah yang ingin melakukan ziarah ke tanah suci yang dikelola oleh perusahaan swasta. Patuna Graha akhirnya bubar, dan dua perusahaan biro perjalanan kembali ke perusahaan asal mereka sendiri.

Amirsyah adalah seorang pengusaha sejati dan berencana mendirikan biro perjalanan haji dan umroh baru bersama istrinya, Emma Murtika. Atas saran Kementerian Agama, nama Patuna masih bisa digunakan dengan alasan nama Patuna sudah diketahui masyarakat. PT Patuna Mekar Jaya sebuah perusahaan travel haji dan umroh didirikan dan dimiliki oleh keluarga Amirsyah.

Sementara itu, Syam muda bergabung dalam bisnis keluarganya dari tahun 1988 sampai 2004, kemudian dia memutuskan untuk mencari pengalaman kerja lain di luar Patuna. Pada tahun 2011, Syam memutuskan untuk kembali bergabung dengan bisnis keluarganya dan membuat ayahnya merasa senang mengetahui bahwa Syam dapat memimpin bisnis keluarga dan dapat mencapai harapan.

Patuna sempat mengalami kesusahan demi kesusahan sebelum akhirnya mencapai sukses. Tidak mudah mengenalkan produk baru karena pada saat itu masyarakat umum hanya mengenal haji dan umroh yang dikelola oleh pemerintah saja dan Patuna sebagai travel haji dan umroh non kuota bahkan dikenal sebagai "Haji Sandal" karena para jamaahnya memakai sandal jepit saat berangkat ke tanah suci bersama Patuna, Syam menerima sebutan tersebut sebagai tantangan untuk mendapatkan lebih banyak lagi jamaah dengan pelayanan yang semakin baik dari tahun ke tahun.

Syam selalu berupaya untuk memberikan pelayanan terbaik bagi jamaahnya, dan dengan menggunakan sistem online yang menghubungkan ke 53 cabang dan agennya di daerah lain, pekerjaannya menjadi lebih efektif dan efisien. Melaksanakan seminar haji dan umroh adalah salah cara terbaik untuk mengenalkan produknya kepada calon jamaah. Hasilnya luar biasa dan sangat tak terduga, pada akhirnya, paket Umroh laris terjual seperti makanan siap saji.

Setelah kembali ke bisnis keluarganya, jumlah peziarah telah meningkat secara signifikan. Patuna mengirimkan sebanyak 1.500 jamaah dari tahun 2009 sampai 2011, diikuti pada tahun 2012, kenaikannya mencapai 1.750 jamaah. Patuna sebenarnya tidak memiliki varian produk pada saat itu. Patuna hanya mengandalkan satu hotel, dan satu maskapai penerbangan. Sebaliknya setelah beberapa saat berjalan, hotel dan maskapai penerbanganlah yang berbondong-bondong mengajak Syam bekerja sama. Jumlah jamaah kemudian meningkat secara signifikan dan pada 2012-2013 Patuna melayani 4.200 jamaah ke Mekah dan meningkat dengan sangat luar biasa hingga 6.000 jamaah pada tahun 2014, meskipun diakui belum mencapai target yang diharapkan, namun hal tersebut harus dianggap sebagai berkah dari Yang Maha Kuasa.

Patuna selalu ingin selangkah lebih maju dari pesaingnya. Mereka membuat selebaran yang sangat bagus untuk paket haji dan umroh dan bergabung dengan biro perjalanan di negara-negara Islam lainnya, seperti Maroko, Kairo dan Abu Dhabi. Syam selalu berusaha mengikuti kebutuhan pasar dengan inovasi, sejalan dengan misi travel haji dan umrohnya yaitu untuk melayani para jamaahnya sebaik mungkin dan memberikan kepuasan kepada jamaahnya. Syam berharap perusahaannya akan menjadi biro perjalanan Haji dan Umroh terbaik di Indonesia.

Menurut pria dengan tinggi 186 cm itu, Islam yang berasal dari Jazirah Arab dan akhirnya sampai di Indonesia membawa relasi yang baik dengan banyak negara Islam di dunia, terutama para pedagang dari India, Asia Tengah, dan Timur Tengah dengan melakukan propaganda Islam ke Indonesia

Kilas balik sejarah Islam di Indonesia, dan terutama hubungan antara Uzbekistan dan Indonesia, kita dapat beralih ke waktu ketika beberapa ulama telah melakukan pembelajaran Islam yang luar biasa di Jawa dan salah satunya adalah Maulana Malik Ibrahim yang diyakini berasal dari Samarkand. Dia adalah ayah pendiri Wali Songo pertama atau sejarah Sembilan Wali dalam sejarah Islam di tanah Jawa.

Bukti tersebut dapat ditemukan oleh beberapa sumber tertulis di Wali Songo, antara lain oleh Ranggawarsita pada abad ke-19 dan dari tulisan-tulisan bekas Mufti Johor yang meninggal pada tahun 1962. Seperti yang diketahui orang, pulau Jawa memainkan peran bersejarah yang besar dalam penyebaran Islam di Indonesia

Maulana Malik Ibrahim tiba di Jawa sekitar tahun 1392 Masehi, menyebarkan Islam di wilayah ini dan dikenal sebagai Sunan Gresik. Ulama agung ini meninggal pada 1419.

Sebagai ketua Asphurindo yang akan memimpin untuk periode 2017-2020, Syam dipercaya untuk mengembangkan asosiasi ke arah yang lebih dinamis dan progresif menghadapi tantangan yang kini semakin kompleks.

Asphurindo adalah payung dari 130 perusahaan perjalanan haji danumrah di seantero Indonesia. Bersama anggota Asphurindo, Syam akan melakukan perjalanan pertama ke beberapa tempat suci umat Islam yang ada di Uzbekistan setelah kunjungan Menteri Pariwisata Uzbek, H.E. Anvar Sharapovke Jakarta pada awal Mei 2017 dan juga kunjungan beberapa perusahaan perjalanan Uzbek dan manajemen Uzbek Airways pada akhir Mei 2017. Namanya Syam dalam bahasa Arab berarti semua hal yang baik. Syam berharap perusahaan haji dan umrahnya akan membawa semua hal yang baik untuk bangsa dan negara. Syam memiliki visi yang baik tentang Indonesia, ia yakin bahwa suatu saat Indonesia akan menjadi negara terhebat di dunia dan menjadi pusat studi Islam di sekitar tahun 2040, In Shaa Allah.

Ikuti tulisan menarik Nia S Amira lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Taman Pecinta

Oleh: Wahyu Kurniawan

Senin, 29 April 2024 12:26 WIB

Terpopuler

Taman Pecinta

Oleh: Wahyu Kurniawan

Senin, 29 April 2024 12:26 WIB