x

Iklan

margaretha diana

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Pesta Ikan di Dusun Njelok

Dengan tiket Rp 20.000 per rombongan, warga bisa memanen ikan sepuasnya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sudah 2-3 tahun ini, danau di PLTA Timo, atau kolam tandu harian, tidak pernah dikuras karena curah hujan yang merata sepanjang tahun, di tahun-tahun kemarin. Biasanya, menurut warga, hampir setiap tahun, danau buatan tersebut dikuras dan dijadikan ajang pesta rakyat. Ya, karena memang pada saat dikuras itulah, masyarakat diperkenankan untuk ikut memanen ikan-ikan yang ada di kolam tandu harian tersebut.

Kolam tersebut, setelah proses pengurasan dan pembersihan dari kotoran serta pengangkatan Lumpur, biasanya memang langsung diisi kembali dengan bibit ikan beraneka jenis. Seperti ikan Tawes, Mujair, Kalper, Patin, Lobster air tawar, remis air tawar hingga ikan Majalaya. Untuk jenis ikan yang terakhir ini, saya sendiri masih awam, tidak begitu tahu seperti apa bentuknya. Karena seringkali, beda daerah, berbeda pula nama ikannya. Seperti misalnya, disini orang biasa menyebut ikan Banyar untuk ikan yang biasa dibuat pindang ikan asin, sementara di tempat lain, ada yang menyebutnya ikan Kembung, sementara di daerah Indonesia timur, biasa disebut ikan Lema.

Yang jelas, hari ini, ribuan warga, yang tidak hanya berasal dari dusun Jelok, desa Tlompakan, kecamatan Tuntang, tumpah ruah di kolam tandu harian PLTA Timo. Bahkan ada satu rombongan dengan memakai mobil pick up, yang berasal jauh dari Boyolali, sengaja datang ke dusun Jelok, hanya untuk ikut memanen ikan, dengan hasil yang fantastis, lebih dari 200kg ikan berbagai jenis, berhasil mereka bawa pulang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sama halnya dengan ibu Eni, yang berasal dari kota Salatiga, ia membawa serta  putri kecilnya, sementara sang suami turun ke danau, ikut memanen ikan. Bahkan suami ibu Eni, hari ini, sengaja tidak masuk kerja, agar bisa ikut merasakan panen raya di kolam tandu PLTA Timo.

Bayangkan, dengan harga tiket hanya sebesar Rp. 20.000,- per rombongan, mereka bisa memanen ikan, dengan berat hingga puluhan bahkan ratusan kilogram. Ikan-ikan tersebut, setelah dipanen, tidak seluruhnya, dibawa pulang oleh warga yang ikut memanen. Ada pula yang dijual di seputaran kolam tandu dengan harga yang terhitung murah untuk ikan segar yang baru dipanen. Selain harganya yang relative murah, ikan-ikan tersebut juga mempunyai ukuran yang terbilang wow untuk ukuran ikan air tawar. Rata-rata ikan tawes yang dipanen, bisa seberat 1,5 hingga 3 kg per ekornya. Bahkan ada seekor ikan Patin yang berhasil ditangkap warga yang beratnya mencapai 10kg.

Yang jelas, hari ini, masyarakat, benar-benaar merasakan pesta rakyat, pesta panen ikan. Karena tidak hanya memanen ikan saja, tetapi banyak warga juga yang mendapat keuntungan lebih dari hasil penjualan ikannya. Saya masih berharap, kegiatan serupa, bisa dilakukan di kolam tandu harian milik PLTA-PLTA lainnya juga. Setidaknya, masyarakat bisa merasakan, manfaat sebuah PLTA, bukan dari listrik yang dihasilkan saja. 

Ikuti tulisan menarik margaretha diana lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu