x

Iklan

Lucius Eko Hari

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Nigel Short, Cornelius Scipio Africanus, dan Jokowi

Tanpa bosan mereka menggunakan senjata andalan berupa berita-berita hoax untuk menyerang presiden dengan berbagai isu, bahkan hingga ke kehidupan pribadi.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sekitar tahun 90-an akhir, berbagai ajang turnamen catur tingkat dunia sempat dikangkangi secara bergantian oleh para grandmaster seperti Garry Kasparov, Vasely Ivanchuk dan Gata Kamsky. Para grandmaster tersebut kerap merajai setiap turnamen dengan menggunakan salah satu "jurus dan senjata andalan" yang sama, yaitu mereka sering memainkan pembukaan sicilia varian naydorf.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada suatu kesempatan, ketiganya bertemu dalam satu turnamen yang sama. Mereka saling mengalahkan satu sama lain dengan tetap bertarung menggunakan pembukaan yang sama. Lalu tibalah saat itu... ketiganya hancur dan semuanya kalah saat bertanding melawan GM Inggris, Nigel Short dalam turnamen tersebut.

Rupanya Nigel Short beserta tim sekondannya, selama berbulanBulan sebelum turnamen itu sudah mengupas tuntas pembukaan sicilia varian naydorf berikut langkah-langkah alternatif yang out of text book dari pakem teori catur selama ini... sesuatu yang terlewatkan oleh para lawan beserta tim sekondannya.

Demikianlah... Kasparov, Ivanchuck dan Kamsky dihajar oleh Nigel Short  justru menggunakan "jurus dan senjata" yang selama ini menjadi andalan mereka dan telah mereka pergunakan secara berulang-ulang: pembukaan sicilia varian naydorf.

*

Alexander The Great  pernah berkata, “lebih baik pasukan domba tapi pemimpinnya singa, daripada pasukan singa tapi pemimpinnya domba". Perkataan tersebut kemudian menjadi motto yang teruji dalam banyak pertempuran.

Jenderal Hannibal  berhasil menteror Roma dan meluluh-lantakkan pasukan elite Roma hanya dengan pasukan ecek-ecek pada Pertempuran Cannae, dengan jumlah pasukan yang jauh lebih sedikit  dan umumnya cuma setingkat jawara kampung. Kemenangan yang terus menerus diulang Hannibal inni bukan melulu tentang size does not matter, melainkan tentang pentingnya kemampuan leadership.

Tapi 14 tahun kemudian, Jenderal Hannibal ganti ditaklukkan oleh Jenderal Cornelius Scipio Africanus!  Apa penyebab utama Jenderal Hannibal kalah? Salah satunya karena pola serangan dan strategi pertempuran Hannibal dihapal betul oleh Scipio.

*

Di Indonesia, pada tahun-tahun belakangan ini kita melihat, betapa para politikus dan haters menyerang berbagai sisi serta kebijakan presiden. Tanpa bosan mereka menggunakan senjata andalan berupa berita-berita hoax untuk menyerang presiden dengan berbagai isu, bahkan hingga ke kehidupan pribadi dan keluarga presiden.

Kita bukan cuma bosan melihat pola mereka yang akhirnya secara vulgar terbaca dengan jelas, tetapi juga heran... betapa tidak kreatifnya mereka.

Dan pada akhirnya, dengan itu semua... kumpulan orang-orang tersebut, politikus dan haters, tak mampu menghalau dan menggusur JOKOWI, seorang pemimpin dengan visi yang sangat kuat.

JOKOWI dengan kerja-kerja nyatanya berhasil menjawab sekaligus menghancurkan pola serangan kebencian serta senjata andalan berupa beritaBerita hoax yang berulangKali mereka gunakan

*

Akhirnya dirangkum menjadi satu, ketiganya memberikan gambaran yang tepat, akan apa yang pernah dikatakan Napoleon,  "You must not fight too often with one enemy, or you will teach him all your art of war".

Paham kau sekarang?

Ikuti tulisan menarik Lucius Eko Hari lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terkini