Masyarakat Indonesia dimanapun berada, tak terkecuali di Denmark selalu ada acara ngumpul ngumpulnya atau kongkow bareng. Mungkin ini kebiasaan arisan di tanah air.
Kalau jumlah lebih banyak, pasti ada acara pengajian. Ustad atau ustazahnya online, interasktif. Sudah barang tentu, bukan ustad “google”
Ngumpul ngumpul, arisan atau pengajian atau apalah dilakukan dari rumah ke rumah. Rumah yang agak lumayan besar selalu mendapat giliran lebih banyak, dibandingkan dengan rumah yang kecil atau yang hanya tinggal di satu kamar apartemen.
Apalagi mahasiswa yang satu kamar bisa beberapa orang, paling cuma bisa nebeng. Sekalian hitung hitung nambah gizi.
Selain orang Indonesia, tentu saja pasangannya (suami atau istri) yang orang Denmark juga ikut ngumpul. Seandainya rumah agak gedeaan, kadang juga bawa teman yang orang Denmark.
Selama ngumpul, selain acara ngobrol ngalur ngidul juga mencicipi aneka hidangan tanah air. Tak ketinggalan tahu, temped, tauco dan sambal goreng terasi.
Tuan rumah yang tempat tinggalnya besar, biasanya menyediakan hidangan agak lumayan: bakso, gado gado, emping, kerupuk udang dan aneka kue (lemper, kue lapis, putu, berbagai cookies dan sebagainya).
Sambil mencicipi hidangan, kadang diiringi lagu lagu tanah air, pop terkini atau lagu kenangan masa lalu. Dangdung dan keroncong, tak pernah dilupakan.
Selesai acara, rasanya tak sabar menunggu pertemuan berikutnya !
Ikuti tulisan menarik Tanza Erlambang lainnya di sini.
