x

Iklan

Alfan Tiara Hilmi

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Cerita Pengalaman Sandiaga Uno Rasakan Gempa 8,5 SR

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno yang sedang anteng duduk di dapur siang itu tiba-tiba dikejutkan oleh gempa berkekuatan 8,5 skala richter.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno yang sedang anteng duduk di dapur siang itu tiba-tiba dikejutkan oleh gempa berkekuatan 8,5 skala richter. Sontak, ia yang saat itu masih berseragam dinas langsung berpegangan ke meja dapur dan tembok.

Beberapa detik berlalu, namun gempa ternyata tidak kunjung reda. Instingnya bekerja, Sandiaga pun menunduk dan melindungi kepalanya dengan kedua tangan.

Barang-barang yang ada di dapur tersebut yakni sendok, garpu dan gelas logam, saling berdentingan.  Lampu gantung di langit-langit pun bergoyang-goyang. Sandiaga melihat ke sekeliling ruangan, khawatir ada barang yang terjatuh.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Orang yang merasakan gempa pada umumnya langsung bergegas ke luar rumah. Namun alih-alih kabur, Sandiaga malah tetap duduk di bangku dan mengumbar senyum. Berkali-kali cahaya flash kamera pewarta foto menyorot wajahnya.

Ternyata Sandiaga saat itu sedang menjajal Simulator Gempa Bumi di Kantor Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Jakarta Pusat, Rabu 28 Februari 2018. Ia sedang merasakan guncangan gempa yang juga dirasakan masyarakat Simeulue, Aceh, 11 April 2012 silam. Pusat gempa tersebut berada di Samudera Hindia dengan kedalaman 10 kilometer.

"Coba yang 6,1 Skala Richter. Saya pengen ngerasain," kata Sandiaga seperti menantang.

Sambil menunggu operator mengatur besaran guncangan simulator tersebut, Sandiaga mengisi waktunya dengan berbincang dengan Kepala Pusat Data dan Informasi BPBD DKI Jakarta Muhammad Ridwan. Saat sedang asyik-asyiknya mengobrol, Sandiaga kemudian kembali terkaget. Dapur buatan berukuran 1,5 meter x 1,5 meter itu pun kembali berguncang.

"E,eh..ini 6,1? Kok lebih kenceng?" ujar Sandiaga.

"Ini tergantung jarak pak," jawab Sekretaris Utama BMKG Widada Sulistya. 

Jarak yang dimaksud Widada adalah adalah jarak antara lokasi Sandiaga berada, dengan pusat gempa. Semakin dekat seseorang dengan pusat gempa maka guncangan yang dirasakan akan semakin besar.

Sandiaga kemudian keluar dari Simulator Gempa. Kondisinya normal tanpa ada cedera atau kekurangan apapun.

Usai menjajal simulator, Sandiaga kemudian mengimbau BMKG untuk meningkatkan edukasi terkait mitigasi bencana kepada anak-anak usia SD dan SMP. Usai berkunjung ke Jepang beberapa hari yang lalu, Sandiaga bahkan terinspirasi untuk membuat taman hiburan mengenai pencegahan bencana di Jakarta.

"Jadi semacam edutainment. Semacam Dufannya lah. Tapi Dufannya ini bisa mensimulasikan bencana seperti apa," kata Sandiaga.

Sandiaga mengatakan, di taman hiburan tersebut akan ada simulasi gempa di dalam lift atau ruangan. Nantinya anak-anak akan diberikan edukasi tentang cara penyelamatan gempa sesuai dengan besaran skalanya. Dengan begitu, menurut Sandiaga anak-anak mengetahui apa yang harus dilakukan ketika gempa terjadi.

"Alhamdulillah DKI punya banyak lahan. Mungkin bisa bekerja sama dengan BMKG  membuat semacam park," kata dia.

 Kepala Bagian Hubungan Masyarakat BMKG Hary Tirto Djatmiko mengatakan hanya ada dua Simulator Gempa di Indonesia yakni di kantor BMKG, Jakarta Pusat dan di Taman Pintar, Yogyakarta. Hary menjelaskan, Simulator Gempa dapat memberikan pengalaman tersendiri bagi mereka yang sama sekali belum merasakan gempa.

 

dokumentasi pribadi
 

 

 Hary mengatakan Simulator Gempa membantu mengedukasi masyarakat untuk dapat memahami intensitas gempa. Hary menjelaskan gempa 6,1 Skala Richter apabila dirasakan di 200 kilometer dari titik gempa akan berbeda dampaknya dengan gempa yang dirasakan di 50 kilometer dari titik gempa.

 "Itu yang dinamakan intensitas. Jadi dampak gempa tidak hanya berdasarkan magnitudenya," kata dia.

 Menurut penjelasan Hary, Simulator Gempa tersebut merekam data gempa yang pernah terjadi di Indonesia dari aspek besaran, kedalaman, dan jarak gempa. Nantinya guncangan gempa-gempa yang pernah terjadi di Indonesia bisa dirasakan di simulator tersebut.

Ikuti tulisan menarik Alfan Tiara Hilmi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler